Oh My Introvert Husband

Jam perkuliahan sudah selesai. Seperti biasanya Alea lebih memilih untuk langsung pulang ke rumahnya dibandingkan berkumpul bersama Cika dan Maudy. Setelah mobil Alea keluar dari area kampus, Cika dan Maudy pun mengikuti mobil Alea dari belakang. Memberi jarak mobil yang cukup jauh agar Alea tidak curiga.

Kening Cika dan Maudy seketika mengkerut melihat mobil Alea melaju bukan ke arah jalan rumahnya.

"Loh, ini kan bukan jalan mau ke rumah Lea, Cik." Ucap Maudy heran. Cika mengangguk membenarkan.

"Gak beres nih anak!" Gerutu Cika. Matanya tetap fokus melihat mobil Alea yang kini memasuki wilayah perumahan.

"Masuk ke rumah siapa tuh si Lea, Cik?" Tanya Maudy begitu penasaran. "Apa rumah saudaranya?"

"Gue juga gak tau. Perasaan Alea gak pernah cerita kalau punya saudara di sini." Sahut Cika.

"Loh, loh, loh... Itu kan mobil Kak Aidan... Ada hubungan apa Alea dan Kak Aidan?" Suara Maudy yang cukup keras membuat Cika mencubit pelan lengan Maudy.

"Pelanin suara lo! Apa lo mau kita ketahuan ngikutin Alea!" Gerutu Cika. Walau pun ia juga penasaran, namun Cika masih bisa mengontrol keterkejutannya.

Wajah Maudy bersungut masam mendapat cubitan dari Cika. Namun Cika tak memperdulikannya. Tangannya kini sibuk merekam dan sesekali memotret Alea dan Aidan dari jauh.

"Besok harus di sidang tu anak!" Ucap Cika kemudian memutar balik mobilnya.

-

Sedangkan di depan rumahnya, Alea kini tengah beradu pandang dengan Aidan yang ternyata juga sudah pulang. Buru-buru Alea memutus pandangan mereka karena jantungnya tidak bisa diajak bekerja sama saat melihat tatapan dingin Aidan.

"Lo juga udah pulang?" Tanya Alea.

Aidan mengangguk tanpa mengeluarkan suara. Kakinya mendahului Alea berjalan masuk ke dalam rumah kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.

"Dasar kulkas!" Gerutu Alea dengan respon Aidan. Alea segera menutup pintu ketika tubuhnya sudah masuk ke dalam rumah.

Hari ini ia memilih untuk langsung pulang ke rumah karena ingin melanjutkan belajar memasak. Bahkan Alea meminta salah satu pelayan di rumah orangtuanya untuk datang ke rumahnya mengajarinya memasak.

Bunyi bell yang berasal dari luar rumah membuat Alea yang sedang bebaring di atas ranjang menegakkan tubuhnya. "Sepertinya itu Bik Nah." Gumam Alea. Tanpa memperdulikan pakaiannya yang hanya menggunakan baju kaos bewarna hitam dan hot pans. Alea buru-buru menuruni tangga untuk membuka pintu.

"Bibi udah dateng?" Tanya Alea ketika membuka pintu dan menampilkan wajah Bi Nah di sana. "Dianterin siapa tadi, Bi?" Kepala Alea mengeliling mencari sosok yang mengantarkan Bi Nah.

Bi Nah mengangguk. "Dianterin Mamang, Non."

"Lalu Mamangnya mana, Bi?"

"Mamang udah langsung pulang setelah nganterin Bibi, Non..." Jelasnya.

Alea mengangguk paham. "Masuk dulu, Bi..." Ajaknya dan diangguki Bi Nah.

"Mau belajar sekarang, Non?" Tanya Bi Nah ketika berjalan menuju ruang tamu.

"Boleh... Tapi apa Bibi gak cape?" Tanya Alea sungkan.

Bi Nah menggeleng. "Ya sudah kita langsung ke dapur saja, Non." Ucapnya. Kemudian mereka pun berbalik ke arah dapur.

Di dapur, Bi Nah mulai mengajarkan beberapa resep makanan sesuai dengan bahan-bahan yang ada di dalam kulkas Alea. Setelah sedikit memahami, Alea pun turun tangan sendiri memulai memasak sesuai arahan Bi Nah.

"Nyonya pasti senang banget kalau tahu putrinya sudah pintar memasak." Puji Bi Nah melihat Alea yang cukup cekatan dalam memasak.

Alea hanya tersenyum menanggapinya. Ada gunanya juga selama beberapa hari ini ia sering menonton cara memasak dari aplikasi yout*b di ponselnya sehingga Alea cukup paham cara-cara memasak yang baik dan benar.

*

*

*

*

Lanjut? Happy reading!:)

Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉

Terimakasih sudah membaca karya recehku: