Seaaon 1 tentang Jill dan Jeff (couple J).
Season 2 tentang Shanum dan Salman (couple S).
Jill kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan dan justru bertemu cowok tampan, mapan, dan menawan yang ternyata adalah bosnya.
Shanum terpaksa menggantikan kakaknya menikahi Salman, pria cacat yang tiba-tiba menjelma menjadi pria paling kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan
“Haaai semuanya…..” si tengil yang paling cerewet memasuki ruangan. Gadis bernama Ika itu berputar-putar dengan gaya layaknya sedang berdansa. “Ya ampun ya ampuuuun, si malaikat tadi senyum sama aku. Gila gilaaaa…. Bisa-bisa aku nggak tidur semaleman, nih.”
“Nih orang ngapain dateng-dateng kayak orang kesambet. Malaikat siapa mksudmu?” tanya Jill.
“Siapa lagi coba orang paling perfect di sini?” Ika mengayunkan alis dan menghempaskan tubuh duduk di sisi Jill.
“B*kongmu gede nih, jangan main seruduk dong. Sakit tauk.” Jill mengelus pahanya yang terkena hempasan b*kong Ika.
“Sorry sorry. Maklum lagi seneng. Duuuh… tuh malaikat kesambet apa ya kok mau senyum? Biasanya muakanya tuh kan culas.” Pandangan Ika menerawang.
“Dari tadi malaikat malaikat mulu. Yang kamu maksud siapa?” Jill penasaran.
“Siapa lagi kalo bukan Jeff,” celetuk Veny yang sangat paham dengan sifat Ika, gadis tengil itu tidak ada bedanya dengan gadis-gadis lain yang mengagumi ketampanan Jeff.
“Yaps, bener banget. J, E, F, F.” Ika mengeja nama Jeff.
Jill mengerutkan dahi keheranan. Bertambah satu manusia yang isi kepalanya aneh. Apa yang dikagumi dari sosok Jeff? Dia galak dan sombong, pikir Jill.
“Pada geser isi pala kalian. Jeff si galak itu dibanggain,” celetuk Jill dengan suara kecil hingga tidak didengar Veny dan Ika yang duduk di sisi kiri dan kanannya. “Mendingan ngebanggain tikus. Biarpun kerjanya tiap hari cuma ngegerogotin, tapi jelas dia itu binatang.”
“Tadi pas mau pulang ke mes, aku berpapasan dengan Jeff. Trus aku menyapanya, eeh kok dia senyum. Senyumnya manis banget. Sumpah, aku pasti kebayang-bayang nih sampe malem. Bisa-bisa kebawa mimpi. Jeff kalo lagi senyum ganteng banget. Udah gitu, matanya menawan lagi. Ya ampuun, rasanya kayak ketiban durian,” ungkap Ika kegirangan.
Jill geleng-geleng kepala. “Iya, ketiban durian langsung penyok.”
“E he heee... sewot banget sih kalo ngomongin Jeff?” Ika menatap wajah Jill yang manyun.
“Apa sih yang dibanggain dari sosok Jeff? Dia tuh serigala kelaperan. Ganas, galak, dan angkuh.”
“Berarti nasib kamu aja yang sial,” sahut Ika. “Butinya, dia ramah kok sama aku.”
“Bukannya kamu juga udah langganan dibentakin Jeff?” ucap Veny membuat Ika menyembunyikan muka mengingat perkataan Veny adalah benar.
Jill tidak lagi menyahut. Ia biarkan Ika dan Veny saling sahut membahas Jeff. Jill terdiam, tiba-tiba ia terkenang Ayah, Bunda dan Evan. Ada ruang rindu yang mengisi hatinya. Mungkin nasib buruk yang ia terima sekarang adalah balasan atas perbuatannya yang kabur dari rumah dan membuat seluruh keluarganya panik atas kepergiannya yang tanpa pesan. Sekarang ia digalakin Jeff, disewotin Tata. Dan entah akan ada kejadian apa lagi setelah itu.
“Jill, kenapa kamu kabur dari rumah?” tanya Veny. “Apa hanya karea sebatas didohin doang?”
Jill menatap Veny tanpa sepatah kata. Rasa kesal terhadap Jeff masih membekap dan memenuhi ruang hatinya, dan sekarang ia harus bercerita soal perjodohan yang memuakkan itu? Tidak. Bisa-bisa ia menelan laptop bulat-bulat akibat marah hebat.
“Jill, aku mau tahu masalah sesungguhnya sampai kamu bisa kabur dari rumah. Apa perjodohan iitu nggak bisa dibatali dengan membicarakannya baik-baik sampe akhirnya kamu mesti ambil jalan kabur dari rumah?” tanya Veny yang merasa penasaran. “Aku udah anggap kamu seperti adikku sendiri, kita susah dan seneng sama-sama di sini.”
Tbc