Huang Miaoling berhasil menyingkirkan sebagian besar dari mereka yang ingin menjatuhkan keluarganya. Namun, hal tersebut berbalik menonjolkan kemampuannya dalam bergelut di dunia pemerintahan dan strategi, memunculkan ketidakrelaan dalam hati para pemimpin istana untuk melepaskan dirinya. Alhasil, dia terikat dengan status Mingwei Junzhu, putri kerajaan tingkat tiga, bagian dari keluarga kerajaan.
Dengan status barunya, Huang Miaoling menarik perhatian para musuh di dalam dan juga luar istana yang menganggap dirinya sebagai penghalang atas rencana besar mereka.
Mampukah dirinya membersihkan kerajaan Shi dari para ular berbisa yang juga mampu membahayakan keluarganya?
Lalu, siapa sebenarnya pria yang benang merahnya terkait dengan jari kelingking gadis itu?
__________
"Ling'er, mereka yang berani menyentuhmu ... harus mati."
"Miaoling, kau yakin ini jalan yang kau pilih?"
"Kau dan aku ... kita ada di dua sisi yang berbeda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Lebih Dari yang Kau Ingin Aku Ketahui
Suara gesekan roda pada jalanan berbatu terdengar. Hal tersebut mengalihkan pandangan beberapa pengawal gerbang utama istana kerajaan Shi. Kereta kuda istana yang diiringi dengan para prajurit berbaju besi khas kerajaan Wu perlahan mendekati gerbang tersebut.
Xiaoming menghampiri pengawal penjaga gerbang dan menunjukkan plakat kerajaan Wu, membuat para pengawal segera membuka gerbang untuk mempersilakan kereta tersebut keluar. Keduanya terlibat pembicaraan singkat sebelum akhirnya berpisah dan melanjutkan tugas mereka masing-masing. Tak lupa para pengawal gerbang istana kerajaan Shi membungkuk untuk menghormati tamu terhormat yang meninggalkan istana.
Sosok Liang Fenghong mengintip keluar dari tirai yang menutupi jendela kereta. Xiaoming yang baru saja selesai berbicara dengan pengawal penjaga gerbang istana terlihat bergegas kembali mengiringi kepergian kereta kuda rombongannya.
“Penyusup sungguh telah ditangkap,” jelas Xiaoming dengan suara rendah ketika rombongan mereka telah cukup jauh dari gerbang istana kerajaan Shi.
Ekspresi Liang Fenghong tidak berubah mendengar hal ini. “Siapa?” Dia ingin tahu identitas penyusup itu.
Xiaoming menggelengkan kepalanya. “Tidak diketahui jelas,” jawabnya dengan nada sedikit menyesal. “Namun, dikatakan penyusup tersebut telah dalam keadaan tak berdaya saat ditemukan.”
“Yang menangkap?”
“Pangeran Kelima dikatakan menjadi orang yang menyerahkannya, tapi ada yang berkata di waktu yang bersamaan Pangeran Keenam baru saja tiba di lokasi dan menjadi orang yang menggiring penyusup itu pergi.”
Pelipis Liang Fenghong berkedut sedikit begitu dirinya menerima berita ini. ‘Untuk menghindari masalah dan dikatakan ada sangkut paut dengan penyusup, Pangeran Kelima mengorbankan bawahannya.’ Pria itu terdiam sesaat. ‘Karena Wang Chengliu kebetulan datang dan memergokinya … atau karena bawahannya itu sudah tak berguna?’ Sebuah dengusan mengejek dihasilkan oleh Liang Fenghong.
Lalu, sang Tuan Muda Liang bersenandung singkat, mengisyaratkan pada bawahannya bahwa percakapan mereka telah selesai. Dia menurunkan jari yang menahan kain tirai dan mengalihkan pandangannya ke depan.
Mata Liang Fenghong bertemu pada dua manik hitam yang menatapnya dengan penuh arti. Bibir mungil di wajah gadis di hadapan terlihat tertekan, membentuk satu garis datar yang menggambarkan suasana hatinya yang dipenuhi perasaan tak senang.
Melihat hal ini, ekspresi Liang Fenghong menggelap dan dia pun melemparkan pandangannya ke arah lain. Hal tersebut membuat Huang Miaoling yang melihatnya sedikit terkejut.
‘Apakah pria ini baru saja membuang wajahnya?!’ pekik sang Nona Pertama Huang dengan tatapan tidak percaya.
Beberapa detik kesunyian membuat suasana yang awalnya terasa begitu tegang menjadi sedikit tenang. Emosi di mata kedua orang dalam kereta sedikit mereda, tapi kenyataan bahwa mereka masing-masing memegang keyakinan kalau orang di hadapan mereka yang bersalah masih tetap ada. Hal tersebut membuat keduanya enggan berbicara untuk sekian lama.
Tiba-tiba, seseorang berkata, “Kau berkata akan memberikanku kesempatan.” Mata Huang Miaoling yang tertutup segera terbuka. Dia menatap pria bermata hitam yang masih tidak menoleh ke arahnya. “Aku tidak melihat kau melakukannya hari ini.”
Mendengar pertanyaan Liang Fenghong, sebagian amarah yang tersisa dalam hati Huang Miaoling terkikis. “Apakah berceloteh di hadapan Wang Junsi dan Tuan Putri Wu caramu untuk menunjukkan padaku bahwa kau sedang marah?” tanya gadis itu dengan tenang. “Aku tidak bisa berkata bahwa itu adalah cara yang cerdas.”
Liang Fenghong akhirnya menoleh ke arah Huang Miaoling, memandang wajah gadis itu dalam-dalam. “Semua yang terjadi hari ini berada dalam kendalimu,” pria itu berkata. “Semua hanya untuk memaksa tikus-tikus keluar dari dalam lubang?” tanyanya mengabaikan pertanyaan Huang Miaoling sebelumnya.
Ucapan Liang Fenghong membuat Huang Miaoling menyandarkan punggungnya pada tembok kereta. “Aku sudah menduga dirimu bisa melihat menembus semua hal itu,” ujarnya. “Lalu, apa yang membuatmu marah?” Gadis itu tidak mengalihkan tatapannya pada pria di hadapannya, memberikan kesan seseorang yang tidak akan mundur dalam sebuah perdebatan.
‘Menggunakan tubuhmu sendiri, layakkah?’ Liang Fenghong ingin mengatakan hal tersebut, tapi dia tahu hal itu akan memperburuk suasana. “Apa kau tahu bahwa Yunlin menghilang?” tanya pria itu, lagi-lagi mengabaikan pertanyaan gadis di hadapannya. Melihat Huang Miaoling terdiam dan tidak terkejut, Liang Fenghong berkata, “Sudah kuduga.” Pria itu mengalihkan pandangannya lagi ke samping untuk menatap melalui celah yang sesekali terbentuk akibat terpaan angin pada tirai yang menutup jendela kereta.
Huang Miaoling menjadi bingung. “Itu saja?”
Liang Fenghong kembali menatapnya. “Apa lagi yang bisa kukatakan?” Kentara kalau pria itu masih marah, tapi dia ingin mengakhiri pembicaraan di sana. Mungkin, Liang Fenghong sedang fokus mengendalikan emosi agar tidak mengatakan sesuatu yang akan dia sesali.
“Aku sempat menebak kau akan bertanya bagaimana mungkin aku mengorbankan seorang bawahan begitu saja,” balas Huang Miaoling. “Selain itu, kau tidak menjawab dua pertanyaanku sebelumnya.”
Mendengar hal ini, Liang Fenghong mendengus. “Apa aku masih belum cukup mengenalmu?” Ekspresinya terlihat mengejek, tapi tatapannya terlihat penuh keyakinan. Pria itu mengalihkan pandangannya lagi dan terdiam beberapa saat. “Siapa yang kau utus untuk menyelamatkannya?”
Huang Miaoling mendengus. “Tidak ada.” Jawabannya membuat Liang Fenghong mengerutkan keningnya. “Dia tidak perlu diselamatkan.”
Mendengar jawaban Huang Miaoling membuat kereta kembali sunyi. Anehnya, wajah pria di hadapannya itu kemudian berubah tenang. Tak ada lagi yang mengatakan apa-apa sampai kereta berhenti dan sang Kusir mengumumkan kalau mereka telah tiba di depan kediaman Huang.
Melihat Liang Fenghong diam saja dan tidak keluar dari kereta, Huang Miaoling pun mengangkat tubuhnya dan bersiap untuk keluar dari kereta sendiri. Namun, pria itu kemudian berkata, “Kau masih bersikeras tidak ingin memberi tahu yang sebenarnya padaku?” Matanya akhirnya kembali beralih pada sosok Huang Miaoling.
Ucapan Liang Fenghong mendorong Huang Miaoling untuk kembali duduk. Gadis itu mengamati pria di hadapannya dengan bingung. Jelas kalau Liang Fenghong telah sepenuhnya mengerti bahwa tindakannya kali ini telah didasari perencanaan yang berlapis-lapis. Paling tidak, itulah perawakan yang ditunjukkan pria itu sekarang.
Lalu, apa lagi yang Liang Fenghong inginkan?
“Kau masih belum bisa melupakan api lamamu?”
Pertanyaan Liang Fenghong membuat Huang Miaoling terbelalak. Kali ini, gadis itu mengamati pria di hadapannya dengan hati-hati. Ekspresi di wajah Huang Miaoling terlihat kesulitan, selama sesaat … dia bahkan terlihat sedikit khawatir dan takut.
Pada akhirnya, bibir mungil itu terbuka. “Liang Fenghong, apa maksudmu?”
“Maksudku jelas,” balas sang Tuan Muda Liang.
“Kau—!” Huang Miaoling merasa dirinya tersedak. “Apa yang kau tahu?”
Dua pasang manik hitam itu saling beradu dengan satu sama lain untuk beberapa saat, sesekali memancarkan kilatan dan sifat keras kepala yang dimiliki kedua sosok dalam kereta tersebut. Lalu, satu sosok pun menutup matanya.
“Mungkin lebih dari yang kau ingin aku ketahui.”
Mata Huang Miaoling memancarkan kengerian mendengar ucapan pria di hadapannya untuk sesaat. Namun, dia berusaha keras untuk kembali tenang selagi menatap Liang Fenghong dengan hati-hati.
‘Apakah mungkin pria ini …?’ Huang Miaoling menepiskan dugaannya. ‘Tidak mungkin, itu tidak masuk akal.’ Akan tetapi, gadis itu kembali mengerutkan keningnya. ‘Tidak, sebenarnya sangat masuk akal. Kalau Liang Fenghong sungguh tahu, maka itu akan menjelaskan bagaimana dia … mendekatiku.’
“Mari kita hentikan pembicaraan penuh teka-teki ini dan berbicara layaknya dua manusia biasa.” Kelopak mata Liang Fenghong terbuka, dan pria itu mengangkat pandangannya. “Semua yang terjadi hari ini … kau melakukannya hanya untuk memancing keluar Wang Chengliu, bukan?” Suaranya terdengar sedikit bergetar ketika menyebutkan nama sang Pangeran Keenam. “Pria itu membantu Wang Junsi, tapi kau memiliki keyakinan dia menyimpan motif buruk. Namun, sebagian dari dirimu … ragu.”
Huang Miaoling tertegun. Gadis itu ingin mengalihkan pandangannya, tapi tidak bisa. Tatapan Liang Fenghong … membuatnya sesak. Pria itu terlihat terluka, dan tatapan yang dia berikan entah kenapa membuat Huang Miaoling terasa seperti seseorang yang baru saja melakukan pengkhianatan.
Tidak, Huang Miaoling tahu jelas dirinya tidak melakukan hal tersebut! Sebaliknya, kalau memang benar dugaannya mengenai pria di hadapannya, maka orang yang seharusnya memasang ekspresi terluka adalah dirinya dan bukan Liang Fenghong!
“Sebelum kembali ke kerajaan Shi, kau sudah memiliki daftar orang-orang yang ingin kau singkirkan. Sebaliknya, kau juga sudah tahu mereka akan bersiap untuk menyingkirkanmu secepat mungkin,” ucap Liang Fenghong. “Kekuasaan tertinggi berada di tangan Kaisar, tapi pria itu ragu untuk menyerang. Oleh karena itu, kau ingin menunjukkan padanya bahwa jika dia tak segera bertindak, orang-orang itu akan semakin merajalela.”
“Liang—”
“Aku belum selesai,” potong Liang Fenghong dengan ekspresi serius. “Kau tahu jelas kalau Kaisar akan berusaha menyingkirkan Li Guifei. Namun, kau tahu kalau masih ada satu ikan lain yang bisa masuk ke dalam jaring.” Pria itu melanjutkan, “Dengan begitu, kau sengaja membiarkan wanita itu tahu mengenai hubunganmu dengan Yuanli agar Huang Wushuang juga ikut terlibat.”
Mendengar penjelasan Liang Fenghong sampai di sana, Huang Miaoling tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa dirinya merasa sedikit senang. Pria di hadapannya ini … sungguh mengerti dirinya.
Namun, di sisi lain, Huang Miaoling takut. Kalau dugaannya benar, maka semakin jauh Liang Fenghong mampu mengerti dirinya, semakin berbahaya situasinya saat ini juga.
Ya, Liang Fenghong benar. Pertemuan Huang Miaoling dengan Yuanli dalam istana adalah sesuatu yang disengaja.
Sebelum dirinya mencapai kerajaan Shi, Huang Miaoling menitipkan sebuah surat untuk dikirimkan ke Lianhua Yuan. Dengan bantuan Mudan, surat tersebut diteruskan kepada Yuanli. Isi surat tersebut tak lain adalah untuk meminta Yuanli bertemu dengan Huang Miaoling secara terbuka di hari gadis itu tiba di istana.
Dengan melakukan hal tersebut, pihak Li Guifei maupun pihak-pihak lainnya yang mengawasi sosok Huang Miaoling akan merasakan kejanggalan dalam hubungannya dengan Huang Wushuang. Memberikan kesempatan bagi para musuh untuk mengerti bahwa Huang Wushuang berada dalam kekangan Huang Miaoling dan … bisa digunakan untuk melawan sang Junzhu itu sendiri.
“Selain Huang Wushuang dan Li Guifei, kau juga ingin menyingkirkan Wang Wuyu,” Liang Fenghong memulai kembali. “Namun, kau tahu kalau Wang Wuyu adalah salah satu pangeran yang paling disayang oleh Kaisar Weixin. Bahkan bila pangeran itu sungguh melakukan kesalahan, Kaisar akan berusaha untuk menutup mata.”
Sekali lagi, Liang Fenghong benar. Jikalau Huang Miaoling melaporkan usaha Wang Wuyu untuk menyingkirkan Wang Junsi dan menggunakan Li Hongxia untuk menjadikan Wang Xiangqi boneka, Kaisar akan berpura-pura menutup mata dan malah berbalik menghukum gadis itu atas dasar pencemaran nama baik keluarga kerajaan. Bahkan bila Wang Junsi yang maju untuk melaporkan hal ini, tanpa adanya bukti, yang akan terjadi hanyalah berkurangnya perhatian sang Kaisar pada sang Pangeran Keempat.
Dari dua pilihan itu, hanya ada kerugian yang menunggu.
“Oleh karena itu, kau membiarkan pion terkuat yang paling bisa dipercaya untuk masuk ke dalam jebakan sebagai bukti bagi sang Kaisar. Pion itu bukan orang kerajaan Wu, bukan keluarga kerajaan Shi, melainkan dirimu sendiri ….” Liang Fenghong mengerutkan keningnya. “Lama sudah aku mengenalmu. Kau tak akan maju tanpa perencanaan yang jelas.” Keyakinan pria itu tidak bergeming. “Kau telah mengirimkan surat pada sang Kaisar melalui Guru Besar Qing, bukan?”
Mendengar hal ini, Huang Miaoling mengerutkan kening. ‘Perihal dua hal sebelumnya, aku mengerti bagaimana dia mengetahuinya. Namun, tentang surat yang kutitipkan pada Guru Besar Qing, bagaimana mungkin dia ….’ Mata gadis itu menggelap. ‘Kenapa dia tidak menduga kalau aku menitipkannya pada orang lain? Kenapa secara spesifik Guru Besar Qing?’
Sudut bibir Liang Fenghong terangkat sedikit. Antara dia tersenyum karena merasa bangga mampu membuat sang Mingwei Junzhu terkejut … atau tersenyum sinis karena Huang Miaoling kebingungan dengan kenyataan dia bisa mengetahui hal ini.
“Karena kalau anggota keluargamu yang memberikannya, Kaisar Weixin tak akan menganggap pernyataan dalam suratmu sebagai suatu hal yang serius. Dengan menggunakan Guru Besar Qing yang dipandang tinggi oleh sang Kaisar Weixin, itu menjamin bahwa sang Pria Agung bekerja sama dengan sandiwara yang kau siapkan,” jawab Liang Fenghong yang seakan mampu membaca pikiran gadis di hadapannya.
Kalau dirinya berada dalam situasi berbeda, Huang Miaoling pasti akan melontarkan sebuah candaan sekarang. Namun, gadis itu hanya bisa tertawa pahit dalam hatinya selagi membatin, ‘Tidakkah sang Tuan Muda Liang berbicara begitu banyak hari ini?’
___
A/N: Seperti biasa, kalau masih ada yang nggak mudeng atau ada loopholes yang belum terjawab, leave a comment down below. Memang sih ada beberapa hal yang terjawabnya masih di bab berikutnya wakakak. Panjaangg yaah penjelasannyaaah. Sampe si Afeng 'terpaksa' bawel.
tinggal a Feng sama putri itu yg besisa ya..
tapi yg bisa nerusin tahta yg cuman dia
othor spill lagi.
fix ini mah bukan cuman miaoling yg balik ke masa lalu
bukan sekedar bales dendam seorang istri yg teraniaya di masa lalu
dan waktu terulang ketika semesta mendukung untuk membantu nya
ga sesederhana itu bukan Thor?
kaya novel novel di tetangga?
mang chengliu dr awal menargetkan kehancuran negara nya dan ling' er hanya bkdak caturnya
hal yg rumit dibelakang nya,mang dr awal keluarga Huang dihancurkan buat menyengsarakan negaranya
kaya Naruto tidak mengurangi rasa hormat pada main karakter 🤭
tega amet ya,semua dibikin awur awuran
bukan kaya liang dapetinnya pake berdarah darah🤣🤣
jadi asisten kaisarnya donk ah🤣🤣
kan udah masuk jadi anggota keluarga Huang
wkwkkwk..aku yg bela
fix dia Dateng dr masa depan juga ya
apa jgn jgn Ling juga Dateng dr masa depan juga..
Thor butuh senderan
sekalian senderan hidup boleh ga?
🤣🤣🤣
kok bisa divonis ga bakalan punya anak
lagian Huang yade masih romantis bgt sama istrinya
padahal kalau yg lain pasti udah ngambil selir
dan dia minta ikut juga