Reksa pemuda tampan yang berusia 20 tahun,ia memiliki rahasia yg ia sembunyikan yaitu memiliki hobi makeup hingga menjadi vloger beauty/selegram terpopuler,banyak brnd terkenal yang ingin mengendorsnya.shutt...ini kisah Reksa tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.
no plagiat.
real karya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanesya elyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Akhirnya malam tiba,seperti biasa Reksa akan live dan unggah konten youtube.Ada yang special live kali ini.
Opening live YouTube Reksa:
Thumbnail-nya sederhana.
Dua gelas kopi.
Tangan cowok dan tangan Reksa nyentuh dikit.
Tapi judulnya...
“Akhirnya Gue Kenalin Orang di Balik Kamera 🎬”
VIDEO LANGSUNG MELEDAK.
🎬 video dimulai:
Kamera statis.
Lighting tenang.
Reksa duduk duluan.
“Gue udah lama nunda ini...”
“Banyak yang nebak, banyak yang salah, banyak yang deket.”
“Tapi hari ini... gue gak mau nutupin lagi.”
Lalu... dari arah samping, masuklah...
seorang cowok tinggi, hoodie hitam, rambut agak berantakan, dan senyum kalem.
“Halo.”
“Gue Bagas.”
Netizen literally: 💥💥💥💥💥💥💥
Komentar Live Chat:
“GUE NANGIS. BENERAN DIA.”
“INI BUKAN FILM. INI NYATA. INI CINTA.”
“CARA DIA SENYUM KE REKSA. GUE GAK KUAT.”
“PLIS LANGSUNG NIKAH. LANGSUNG. SEKARANG.”
“GUE NONTON SAMBIL PEGANG DADA 😭”
Mereka mulai ngobrol di video:
Q&A kocak, tebak-tebakan lucu, sampai sesi saling jujur.
Tapi pas Bagas ditanya:
“Kenapa lo akhirnya mau muncul di depan kamera?”
Dia jawab:
“Karena orang yang gue jaga dari belakang... udah cukup kuat buat gak berdiri sendirian.”
“Dan kalau dunia harus tahu siapa yang selalu ada buat dia…”
“…biar itu keluar dari mulut gue sendiri.”
Reksa diem.
Senyum. Matanya basah.
Ending video:
Reksa kasih satu pertanyaan terakhir:
“Satu kata buat kita?”
“Rumah.”jawab Bagas
📱 Komentar netizen makin gila:
“GUE GAK NONTON VIDEO MAKEUP. GUE NONTON PERNYATAAN HATI.”
“BAGASS IS REAL.”
“PUNYA PACAR KAYAK BAGAS TUH... MITOS YANG JADI NYATA.”
“THANK YOU FOR TRUSTING US WITH YOUR STORY.”
Ending caption video:
“Makasih udah sabar nunggu...
dan makasih udah sayangin gue, bahkan waktu gue belum berani bilang siapa yang jagain gue dari awal.”
...
Live selesai dengan sempurna,saat ini Reksa sedang berbaring di kasur dengan paha Bagas sebagai bantalan.
"Gimana,setelah kenalin gue ke penonton lo,seneng?"mengelus rambut lembut milik Reksa.
Reksa mendongak melihat wajah Bagas.kemudian mengangguk.
Bagas tersenyum lalu mengunyel unyel pipi Reksa gemas."lucunya pacar gue,pengen dikarungin rasana."
"Heump..sakittt!lepasin Agas"memberontak.
"Hehe..iya sayang"sebelum melepaskan ia mengusap lalu mengecup pipi yang sempat ia unyel.
Besoknya.....
Langit mendung waktu Reksa duduk sendirian di taman kampus.
Sketchbook-nya terbuka.
Tapi dari 12 halaman... gak ada satu pun yang selesai.
Goresannya goyah, shading-nya gak konsisten.
Fokusnya buyar.
Yang ada di kepala cuma satu.
Bagas.
Bukan karena marah, bukan karena berantem, tapi...
karena rindu. Padahal baru berpisah tadi pagi.
Flashback pagi tadi:
Bagas menatap Reksa senyum.
“Gue ada praktikum sampai sore. Jangan nungguin.”
Reksa sok cuek
“Siapa juga yang nunggu.”
Tapi jam baru nunjuk pukul 2 siang...
dan Reksa udah duduk di taman, tempat biasa mereka makan bareng.
Dia iseng gambar sesuatu.
Gak sadar... yang digambar itu siluet bahu Bagas.
Potongan rambutnya. Posisi duduknya. Cara dia megang gelas.
Lembar demi lembar sketchbook itu isinya cuma satu orang.
Tiba-tiba, suara berat dan familiar datang dari belakang:
“Lo gambar gue?”
Reksa langsung nutup buku buru-buru.
Tapi udah telat.
Bagas berdiri di sana. Hoodie-nya kebuka, kaus putihnya rada kotor habis dari bengkel kampus.
Tangan masih bawa kotak makan.
Wajahnya — capek. Tapi matanya hangat banget.
“Gue bilang jangan nunggu.”
Reksa cengengesan, nyembunyiin sketchbook.
"Gue gak nunggu. Cuma... lewat.”
Bagas jalan pelan, duduk di sebelahnya, sambil nyengir “Tiap lewat selalu duduk di bangku yang sama?”
Mereka diem sebentar.
Lalu, tanpa nanya, Bagasbuka kotak makannya.
Dua sendok. Dua bagian ayam. Dua botol teh.
"Makan.”
"Gue tau lo ga sempet beli apa apa tadi.”
Reksa diem.
Duduk.
Makan.
Tapi matanya gak berhenti nyolong liat Bagas.
Reksa pelan, sambil ngelirik
“Lo anak teknik, tapi bisa ya tau waktu yang pas buat dateng.”
Riyan tersenyum.
“Lo anak seni, tapi bisa ya bikin gue tiap detik ga mikirin lo.”
Dan di detik itu, mereka gak ngomong apa-apa lagi.
Tapi semesta ngerti:
hati mereka lagi nyatu,
lewat cara yang paling sederhana.
...
Tbc