Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Libur Semester
Desi Pov
"Desi..... "
"Bobby? Eh...., kok kamu? "
Aku bingung menatap laki-laki ini. Kupikir Bobby, Karena setahu aku, hanya Bobby yang memanggilku seperti itu. Aku sudah berkhayal bahwa itu memang Bobby. Dia akan memberiku kejutan dengan datang tanpa sepengetahuanku dan membawa bunga yang cantik.
"Desi.... "
"Eh, anu, iya. Ada apa, Bim? "
Biima malah menertawakanku. Memang ada yang salah dengan wajah cantikku ini?
"Ada apa, Bima Aryo? Ada yang perlu di bicarakan? jika tidak, aku ingin segera pulang".
" Eh, Des, temenin aku makan dong! "
"Maaf ya Bim, aku harus pulang".
Baru beberapa langkah, seseorang menarik tanganku. Kulihat ternyata Bima.
" Astaghfirullah, Bima! Apa yang kamu lakuin? Lepasin tanganku! "Dengan sekali entakan, tangannya terlepas.
" Maaf, aku cuma mau kamu temenin aku makan ".
" Apa pun alasannya, kamu gak berhak nyentuh aku sedikit pun. Itu gak pantes. Dosa. Ingat itu! "
"Ya ampun, Desi, kamu berlebihan banget. Aku cuma reflek pegang tangan. Kamu kan gak aku apa apain. Aku bingung sama agamaMu...., sedikit sedikit dosa. Aneh".
Aku berusaha menekan emosiku. Percuma saja kalau aku teruskan. Lagi pula, aku sudah sangat lelah.
"Ya sudahlah...., terserah kamu saja. Kalau aku berdebat juga tak ada gunanya. Dan sekarang, aku lelah. Permisi! "
Ya, aku harus pergi dari orang aneh ini. Dia teman sekelasku, bahkan sejak SMA dulu. Sikapnya tidak terduga. Kadang ramah kadang jutek, berbeda sekali dengan dia saat SMA dulu yang sangat pendiam bahkan jadi bahan bully an. Ketampanannya tidak di ragukan lagi, tapi entahlah, aku tidak tahu agamanya apa. Karena, sering sekali dia menyebut agamaku aneh.
Eh, kenapa aku jadi mikirin si Bima absurd itu? Astaghfirullah! Maafkan aku, mas.
"Holiday....!!! " teriak teman temanku bersamaan. Yaa, kami sudah memasuki liburan semester. Sebelum teman satu angkatan menyebar ke kampung masing-masing, ketua angkatan mengajak kami untuk acara pengakraban di pantai hari ini. Dan ya, aku benar-benar ikut acara ini. Tapi, entahlah, aku tak terlalu bergembira. Aku cemas. Orang tuaku memang tahu dan memberi izin, tapi Bobby? Saat aku minta izin, Bobby malah bilang nanti saja ke pantai kalau dia sudah ada di sini. Yah, itu sih namanya liburan keluarga, bukan pengakraban. Jadi, di sini aku sekarang, nekat ikut.
Aku sengaja memilih naik du bus ke dua karena di dalam bus pertama sudah sangat sesak dan tidak ada yang mau mengalah dan pindah ke bus kedua. Tahu kenapa? Karena di bus itu ada BIMA! Sudah kubilang kan, ketampanan Bima tidak di ragukan? Dan yah, fansnya banyak sekali. Tapi, tidak dengan aku, fatiha, dan Abrin. Kami memilih pindah ke bus ke dua yang lebih luas, nyaman, serta bebas dari suara berisik tentunya.
Baru saja bus bergerak, aku mengambil earphone. Kudengarkan surat kesukaanku yang selalu saja kuputar berulang ulang. Ar Rahman. Aku memilih duduk sendirian. Di depanku ada fatiya dan Abrin.
Aku memejamkan mata menghayati ayat demi ayat. Kurasakan bangku sebelahku bergerak. Aku menoleh ke kanan. Dan....
"Kamu?! "
"Kenapa, Desi? "
oh, ya Allah! Makhluk ini bahkan seperti tidak berdosa.
"Cepat menjauh darimu, Bimo! Apa apaan sih kamu ini?! Sudah kubilang jaga jarak! Kamu bukan mahram ku".
" Oke oke..... aku menjauh. Tapi kita masih bisa ngobrol, kan? "
Aku diam saja. Bima menaik turunkan alisnya seperti yang biasa di lakukan Bobby. Ah iya, Bobby bagaimana ya?
Aku takut sekali kalau dia marah. Tapi, dia kan tidak suka marah. Pasti dia akan mengerti kondisi ku. Tampan, mapan, baik, saleh, apa lagi yang kurang? Beruntung sekali aku ini punya suami seperti Bobby. Ah, tapi dia menyebalkan!
"Desi, kok kamu malah melamun? " Suara Bima menghancurkan lamunan tentang suami labil ku.
"Eh, enggak kok Bim. Kamu kok di sini sih? bukannya di bus satu ya? "
"Ya, tadinya.... tapi kamu pindah ya aku juga pindah. Berisik di sana".
" Oh".
"Desi, mau tanya dong pendapat kamu tentang pacaran gimana? "
"Eh, kok tiba-tiba tanya yang begitu? Menurutku sih pacaran itu gak ada. Pacaran itu cuma main main. Kalau nikah itu serius. Cowok yang baik gak akan mainin cewek yang dia sayang, kan? Dan cowok yang ngehargain dan benar benar tulus sama cewek, bakal datengin ayahnya untuk khitbah dan menikah. gitu", jelasku panjang lebar sambil tersenyum mengingat kenekatan Bobby ku