Become Beautiful With Candy System

"Sial!! Aku benar-benar sangat sial!! Dia benar-benar ingin memanfaatkanku dan tidak mau melepaskanku!"

Mitzuru mengusap kasar wajahnya setelah panggilan dari Anezaki berakhir.

Sementara pria yang duduk di sebelahnya, lebih tepatnya di kursi kemudinya, terlihat sedang menahan tawa.

"Itu salahmu sendiri karena memberikan tantangan tidak melihat lebih dulu talenta orang yang sedang kamu tantang." sahut Akaza menahan tawa. Dia adalah manager Mitzuru yang sebenarnya adalah kakak kandungnya sendiri.

"Sial! Aku ini artismu, Kak! Mengapa kamu malah senang melihatku menderita seperti ini." gerutu Mitzuru memasang wajah kesal tingkat dewa.

"Ckk ... kamu sudah berulah, jadi kamu harus bertanggung jawab! Lagipula kamu sangat beruntung karena dalam satu pekan ini kebetulan kamu sedang tidak memiliki banyak pekerjaan. Jadi ... bersenang-senanglah bersama anak baru itu. Aku lihat dia cukup cantik." sahut Akaza malah sengaja menggoda Mitzuru.

"Huftt ... apa boleh buat! Satu pekan ini aku harus menepati janjiku dan menjadi pesuruhnya. Tapi lihat saja setelah ini, dia lah yang akan memujaku dan rela melakukan apapun untukku!" tandas Mitzuru penuh percaya diri.

Akaza yang mendengarnya hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

"Ya sudah. Aku harus menjemputnya dan mengantarnya ke suatu tempat. Sebaiknya kakak menaiki taxi saja dulu! Atau ambil mobil lainnya di appartemen!" ucap Mitzuru seenak jidatnya sendiri dan memaksa Akaza untuk segera keluar dari mobil sport kesayangannya lalu mengambil alih kemudi.

"Haisshh!! Kamu selalu saja menyusahkan orang seperti ini!" geram Akaza yang sudah turun dari mobil sport super mewah itu.

Mitzuru mengabaikannya dan segera melajukan mobil kesayangannya begitu saja.

NGUUNGHG ...

WUSH ...

...🍁🍁🍁...

Hanya dalam 10 menit saja sebuah mobil sport kemerahan sudah menepi di depan gedung Moon Entertaiment, tepatnya di hadapan seorang gadis yang sudah beberapa saat yang lalu sudah menunggunya.

Kaca pengemudi mulai terbuka setengahnya dan terlihat seorang pemuda yang mengenakan pakaian hampir tertutup. Dia adalah Mitzuru yang mengenakan kacamata, topi, serta masker hitam agar tidak mudah dikenali oleh para penggemarnya.

"Cepat masuk sebelum ada yang menyerangku!" titahnya dengan mada bicara tidak bersahabat.

Anezaki tersenyum culas dan segera berniat untuk memasuki mobil dari pintu belakang. Namun dengan cepat Mirzuru segera menghardiknya.

"Apa kamu benar-benar menganggapku sebagai sopir dan pesuruhmu?! Cepat duduk di depan!"

"Bukankah memang aturannya sudah seperti itu sejak dari awal? Dasar aneh! Dia sendiri yang menantang dan menentukan hukumannya! Namun dia sendiri yang keberatan!" Anezaki menggerutu, namun dia segera duduk di depan.

.

.

.

"Sudah sampai! Tugasku sudah selesai! Aku akan kembali ke apartemenku!" ucap Mitzuri ketika mereka sudah sampai di depan gedung Paradise Cafe.

"Eh? Kata siapa tugasmu sudah selesai? Kamu harus menemaniku dan mengantarku pulang setelah acara ini selesai!" sahut Anezaki dengan entengnya sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Kau!!" geram Mitzuru sangat kesal.

"Hhm? Aku kenapa?" dengan tanpa rasa bersalah dan tanpa rasa berdosa Anezaki bertanya dengan polosnya.

"Kamu sungguh sangat keterlaluan! Kamu akan diserang oleh ribuan penggemarku jika mereka mengetahui kamu telah menindas idolanya seperti ini!!"

"Oh ya? Kalau begitu beberkan saja! Aku tidak keberatan kok. Lagipula ... aku masih punya sebuah rekaman dan bukti jika kamu yang pertama menantangku. Semua percakapan kita saat itu terekam dengan sangat jelas. Dan aku hanya meladenimu saja." jawab Anezaki dengan santai dan mengusap sebuah jepit rambut yang biasanya dia gunakan untuk merekam apapun yang dia inginkan.

Sepasang netra Mitzuru mengikuti pergerakan tangan Anezaki yang mengusap jepit rambut lucu itu. Namun untaian kata Anezaki sungguh sukses membuat sepasang Mitzuru membulat sempurna.

Dia sangat tidak menyangka jika gadis yang terlihat polos itu rupanya sangat cerdik dan jauh dari apa yang dia bayangkan. Dia terlalu meremehkan.

"Uhm, begini saja! Karena aku sedang berbaik hati padamu, maka kamu boleh kembali dan tidak perlu ikut bersama denganku ke dalam. Namun kamu harus ingat, kamu harus segera datang saat aku memanggilmu!" ucap Anezaki memberikan keringanan.

Mitzuru memutar bola matanya dengan malas dan mendengus kesal, "Baiklah! Cepat turun! Karena masih ada yang harus aku lakukan!"

"Iya-iya! Aku juga sudah sangat terlambat kok untuk menemui teman-temanku!" sahut Anezaki mulai membuka pintu mobil dan menuruninya.

"Oh iya, Terima kas ..."

Baru saja mau mengucapkan terima kasihnya, Mitzuru sudah menutup kembali pintu mobilnya dengan keras dan dia segera melajukan mobilnya begitu saja.

BRUUMMM ...

"Apa aku sudah berlebihan? Ahh tidak-tidak! Dia sendiri yang membuat peraturan ini!" gumam Anezaki mengibaskan tangannya dan segera melenggang untuk memasuki Paradise Cafe.

Dan rupanya Minzy dan Jun sengaja menunggunya di teras kafe ini karena mereka akan merasa segan jika datang tanoa Anezaki. Terlebih pastinya di dalam hanya akan ada para murid populer.

"Kalian mengapa tidak masuk duluan dan malah menungguku disini?" tanya Anezaki keheranan.

"Kami hanya ingin masuk bersama kamu saja kok. Hehe ..." sahut Minzy meringis.

"Oh, ya sudah. Ayo kita masuk kalau begitu! Senior Shozo mengatakan jika dia sudah memesan sebuah meja." ajak Anezaki menarik Minzy dan Jun untuk memasuki Paradise Cafe.

"Hhm. Ayo ..."

Namun baru beberapa langkah mereka melenggang, sebuah sapaan ramah kembali menghentikan langkah mereka.

"Hai, Anez!! Akhirnya aku bertemu denganmu lagi!!" ucap seorang gadis yang membuat Anezaki, Jun dan Minzy mulai beralih menatap gadis cantik yang datang bersama dengan seorang pemuda berpenampilan kasual namun rapi.

Siapa lagi mereka kalau bukan Shirin dan Yuru yang juga baru saja tiba. Dengan sangat bersemangat Shirin segera mendekati dan memeluk lengan Anezaki. Mereka berdua asyik berbincang sambil memasuki Paeadise Cafe.

Sedangkan Yuru, Minzy, dan Jun berjalan mengikuti kedua gadis itu di belakang.

.

.

.

Di sebuah ruangan VIP yang sudah dipesan oleh Shozo, mereka mulai menikmati pesta malam ini. Cukup banyak makanan dan minuman yang dipesan malam ini.

Dan sebenarnya ini adalah pertama kalinya Anezaki merasakan kebersamaan bersamateman-temannya seperti saat ini. Karena selama ini dia tidak pernah memiliki seorang teman, apalagi sampai hang out bersama seperti ini.

Di dalam ruangan VIP ini juga dilengkapi sebuah layar LED yang memiliki multifungsi. Pada awalnya TV itu dalam kondisi mati, namun tak sengaja Jun tidak sengaja menduduki sebuah remot hingga layar TV itu menyala.

Dan kebetulan siaran tersebut sedang menayangkan sebuah peragaan seorang model muda profesional. Bahkan beberapa foto terbaru bersama seorang model wanita dari sebuah brand pakaian ternama mulai berseliweran di media. Dan saat ini menjadi berita hangat dan makanan publik

Mereka semua yang menyaksikan hal itu seketika terperangah hampir tak percaya. Kecuali Anezaki yang malah sibuk untuk menikmati Sirloin Steak miliknya.