Tak ada firasat apapun pada perempuan bernama Fina Nurlita, seorang perawat yang baru lulus dari kampusnya ketika seorang utusan dari keluarga konglomerat memintanya bekerja menjaga sang anak yang menderita autis.
Ia mengira jika anak itu masih kecil ternyata seorang pemuda tampan berbadan kekar yang suka sekali membawa boneka Tayo dan Doraemon.
Susahnya mencari pekerjaan untuk orang yang baru lulus kuliah membuat Fina menerima tawaran itu.
"Ini anak kami bernama Willian. Saya harap kamu bisa menjaga dan merawatnya dengan baik! Willy tidak rewel hanya perlu ditemani ngobrol saja.Tenang walaupun badan Willy besar dan kekar, perilakunya seperti anak kecil. Jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Else sang ibu Willian.
Hari-harinya diawal bekerja berjalan dengan lancar, hingga malam durjana hadir kala William dengan gagahnya merangsek dengan jiwa penuh nafsu birahi yang membara pada Fina walau gadis itu meronta dan memohon tetapi Willian tidak memperdulikannya. Ia pun pergi dari rumah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah Mendadak
"Fina, ikut aku" suara William di ambang pintu.
"Eh nak Willi. Mari silahkan masuk!" ucap Andi ramah.
"Maaf pak, tapi saya sedang buru-buru. Saya izin bawa Fina dulu ya!" William pun menarik tangan Fina.
Fina pun mengikuti langkah William.
"Will, mau kemana?" tanya Fina bingung karena terlihat wajah William tidak bersahabat.
William tidak menjawab, ia langsung membanting Fina ke kursi depan.
"Will, sakit!" Fina meringis, tetapi William tidak perduli.
Saat itu Fina sudah hendak menangis, tetapi William langsung tancap gas.
Ia menuju sebuah hotel berbintang.
Fina semakin heran di buatnya dengan ulah William.
William menarik dirinya ke kamar hotel itu.
"William, ada apa denganmu?" Fina kini sudah benar-benar takut.
William langsung mendorong Fina keatas ranjang.
"Jadi itu sebabnya kau menolak menikah cepat-cepat denganku, karena sudah mempunyai calon, hah? Baiklah jika begitu layani aku sepuasnya, sudah itu kau boleh menikah dengan pria itu" William berkata sembari melepaskan dasi lalu melemparkannya ke sembarang arah.
Mendengar kata-kata hinaan dari mulut pria yang sangat Fina cintai, membuat batinnya langsung terasa di tikam beribu sembilu. Ia tidak menyangka jika William akan salah paham dan merendahkannya.
"Layani aku, puaskan aku, baru itu kau boleh pergi" ucap William sembari membuka kemejanya.
Fina tak kuasa menahan tangisnya. Kenangan buruk ketika William menggagahi dirinya secara paksa dahulu, terlintas kembali dalam otaknya.
"William tolong jangan begini kau salah paham" ucap Fina memelas.
William tidak peduli dengan rengekan Fina. Ia merangkak ke atas tubuh Fina. Menciumi bibir Fina dengan brutal, lalu tangannya meremas bukit kembar dengan sangat kencang.
"Arghhhh, sakit. Tolong hentikan" Fina kini sudah benar-benar merasa tersiksa.
Fina pun dengan sisa kekuatannya mendorong tubuh William, lantas ia berdiri dengan amarah yang membuncah. Fina langsung membuka seluruh pakaiannya, lalu ia berbaring lalu membuka kedua kakinya, hingga kelopak mawarnya yang sedikit rimbun itu terlihat sangat menggoda.
William terdiam melihat Fina seperti itu.
"Ayo lakukan!"
"Lakukan sampai kau puas. Ayo hina aku lagi seperti empat tahun yang lalu. Ayo cepat lecehkan aku lagi. Setelah kau puas, aku dan Aliyya akan benar-benar pergi dari hidupmu. Jangan pernah kau cari kami" ucap Fina lirih sembari menangis.
Seketika William sadar dengan apa yang di lakukannya. Tidak seharusnya ia emosi begitu, tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Dengan perasaan menyesal ia mengusap wajahnya dan langsung menghampiri Fina.
William langsung membungkus tubuh Fina dengan selimut tebalnya.
"Fina, Fina, maafkan aku, sayang. Aku, aku khilaf terbawa emosi. Maafkan aku" William memeluk tubuh Fina.
"Ayo lakukan lagi William. Lakukan cepat.. Hikhikhikhik" Fina menangis meronta karena sangat sakit hati dengan apa yang William katakan.
"Tidak Fina tidak. Maafkan aku, maafkan aku" William semakin erat mendekap tubuh Fina.
"Jangan tinggalkan aku. Please jangan pernah karena nyatanya aku hampir gila dengan kepergian kalian. Aku benar-benar bodoh sudah mengatakan itu padamu. Maafkan aku" William lantas menciumi wajah Fina.
"Aku kecewa padamu William" isak tangis Fina.
"Aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku ketika ada pria yang ingin melamar mu" balas William.
"Memang aku setuju, begitu? Kenal saja tidak dengan orang itu. William kamu sungguh keterlaluan. Aku jadi ragu padamu. Maaf sepertinya kita tidak" Belum sempat menyelesaikan omongannya sudah di potong oleh William.
"Kita menikah sekarang. Malam ini, kau harus sudah menjadi istriku. Menikah siri dulu, nanti kita daftarkan di catatan sipil" ucap William.
"Hah? Menikah malam ini? Kau benar-benar gila, William" ucap Fina emosi.
Lagipula di jam segini, mana ada kantor urusan agama yang masih operasi. Dan bisa juga penghulunya sedang tidur.
William yang tidak ingin siapapun mengambil wanitanya, mau tidak mau harus melaksanakan ijab kabul malam ini juga.
"Aku serius. Aku akan menghubungi pak Andi dan Dady" ucapnya sembari mengambil ponselnya.
"Hallo!" sapa Chandra di seberang telepon.
"Hallo, dad! Dad bisa ke rumah pak Andi, malam ini? Aku ingin menikahi Fina sekarang" ucap William.
Chandra yang baru bangun setelah ketiduran langsung beranjak terkejut.
"Kau gila, William! Ini sudah jam sebelas malam. Dimana kantor urusan agama yang masih operasi. Dasar kau ini. Besok saja dady ngantuk" Chandra hendak mematikan teleponnya.
"Dady, mau tidak mau, aku harus menikahi Fina malam ini, dari pada Fina di ambil orang, aku sungguh tidak rela. Dady datang ya. Aku kirim alamat rumah pak Andi" ucap William yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
"Dasar tidak sabaran. Mami harus tahu" ucap Chandra yang kesal pada sang putra.
Sekarang giliran William yang menghubungi Andi. Andi yang masih terjaga sedang bermain catur bersama Firman. Sengaja mereka tidak tidur karena sedang menunggu kepulangan Fina.
Tiba-tiba ponselnya bergetar.
"Hallo, nak William!" sapa Andi.
"Hallo, pak! Pak saya sudah tahu tentang lamaran yang Fina terima dari pria yang tadi. Dan jujur saja saya tidak rela, jika Fina di miliki orang lain. Maka dari itu, saya ingin malam ini kami menikah pak. Tolong carikan penghulu malam ini juga pak, saya mohon" ucap William memelas.
"Jangan becanda nak Will. Ini sudah jam sebelas malam. Sebaiknya tunda sampai besok" saran Andi.
"Maaf pak, tapi saya mohon untuk bisa menikahi Fina malam ini. Tolong usahakan cari penghulu. Nanti saya akan segera ke rumah bapak" balas William.
"Hmmm, baiklah jika begitu. Bapak akan cari penghulu malam ini. Cepatlah kalian kemari karena niat nak Willi sudah bulat" ucap Andi.
"Baiklah terimakasih pak. Saya akan ke rumah sekarang!" balas William.
panggilan telepon pun di tutup. Kino giliran Andi yang pusing tujuh keliling.
"Pusing, bapak Firman" ucap Andi sembari memijat kepalanya.
"Kenapa toh pak?" tanya Firman.
"Ayo temani bapak cari penghulu malam ini. Nak William ingin menikahi Fina sekarang" ucap Andi dengan wajah bingung.
"Hah, menikah malam ini? Apa anak itu ngelindur?" tanya Firman.
"Ngebet sekali rupanya dia. Yasudah sekarang bangunkan semuanya. Lalu temani bapak ke rumah pak Irman" perintah Andi
"Baik pak" Firman pun langsung membangunkan Akmal dan Maya. Lalu Maya membangunkan siti.
Kini Andi dan Firman telah sampai di rumah seorang penghulu. Bapak Misbah namanya.
Sementara pria itu sedang berhubungan badan dengan istrinya.
"Uhggggh, bapak sangat lincah sekali. Ibu suka" ucap Yanti sang istri.
"Hehe,, berkat jamu kuat dari pak Toyib stap KUA, aku jadi kuat tempur dengan istriku" gumamnya dalam hati.
Ketika ia hendak mencapai puncak, seseorang mengetuk pintu rumahnya sangat nyaring.
"Assalamualaikum, pak penghulu. Maaf kami menggangu" ucap Andi di luar sana.
"Argghh, gangguhhh sajahhh oughhhhhh" pekik Misbah sembari melepaskan sesuatu yang hangat di inti sang istri.
Misbah pun langsung berdiri hanya menggunakan sarung saja. Ia kemudian membukakan pintunya.
"Maaf pak, kami menggangu waktunya" ucap Firman yang mengetahui bahwa Misbah baru saja selesai bercinta karena peluh masih membanjiri tubuh pria tambun itu.
"Ya, ada apa bapak-bapak ini kerumah saya malam-malam begini?" tanya Misbah.
"Jadi begini pak, anak saya ingin menikah malam ini. Bisakah bapak menikahkan mereka?" tanya Andi.
Hal itu membuat Misbah terkejut. Ia berpikir pasangan sinting dari mana yang ingin menikah jam dua belas malam begini.
"Besok saja pak. Waktu masih panjang. Lagipula ini manusia kan yang mau nikahnya apa bapak-bapak ini penganut ilmu hitam?" tanya Misbah sembari berkacak pinggang.
"Astagfirullah pak, kami tidak musyrik. Calon mempelai memang ngebet sekali ingin menikah malam ini juga. Tolong pak bantu kami" kini Firman yang memelas.
"Baiklah jika begitu. Setengah jam saya akan kerumah kalian..Minta saja alamatnya" ucap Misbah.