Gerbang Dunia Ghoib

Satu persatu misi yang di berikan Nathan mampu di selesaikan oleh Sekar, selama ini tugasnya lancar. Ia bisa membuat para arwah dari manusia yang sudah meninggal kembali dengan tenang.

" Nathan, bolehkah aku pulang barang sebentar. Aku merindukan Ibuku, aku yakin kalau dia juga merindukan aku. "

Nathan menatap Sekar dengan tatapan heran, Ia tidak percaya kalau gadis itu tidak pernah menemui keluarganya di dunianya sendiri, padahal Nathan tidak pernah melarang hal itu.

" Baiklah, karena pekerjaan mu selama ini cukup lumayan, jadi aku berbaik hati dan mengijinkan mu untuk kembali ke duniamu setahun sekali. "

Sekar melompat kegirangan, Ia bersorak gembira karena mendapat bonus pulang kampung setiap tahunnya. Namun tiba-tiba Sekar bingung, bagaimana caranya Ia pulang pergi sementara Ia tidak punya apapun yang bisa Ia gunakan.

" Tapi Nathan, bagaimana caranya aku pulang dan kembali kemari lagi. Aku tidak punya apa- apa yang bisa aku gunakan untuk pulang pergi. "

Nathan meninggalkan Sekar seorang diri dengan kebingungan nya, Sekar mengambil tas kecilnya dan dengan langkah gontai Ia keluar meninggalkan istana megah itu.

Setelah berada di luar, Sekar mengamati sekeliling dan tidak melihat siapapun disana. Ia melangkah kemana dulu pertama kali Ia menginjakkan kaki di tempat itu, Ia melangkah perlahan namun tiba-tiba semua menjadi gelap. Sekar memejamkan mata karena disana Ia bisa melihat berbagai hal mengerikan dengan suara- suara yang juga mampu membuat bulu kuduk merinding.

Hanya beberapa detik saja Sekar mulai merasakan angin berhembus dan juga terik matahari. Sekar membuka matanya perlahan dan terkejut karena tiba-tiba sudah berada di depan rumahnya.

Masih di tengah kebingungan nya Sekar berlari seraya memanggil Ibunya dan juga Kakak tersayangnya.

" Mama, Sekar pulang. " Sekar membuka pintu yang ternyata tidak di kunci itu, Ia kembali memanggil Ibunya untuk yang kedua kalinya.

Hana yang baru saja istrahat setelah selesai melakukan rutinitasnya di sore hari, samar- samar mendengar suara Putrinya yang sangat Ia rindukan itu.

" Sekar, kamu kah itu Nak. " Gumam Hana. Ia kemudian mennggeleng pelan.

" Ya Allah, ternyata aku begitu merindukan nya. Sampai- sampai aku bisa mendengar suaranya memanggilku. "

Hana mengelus dadanya pelan, namun kemudian Ia langsung bangkit setelah mendengar suara Sekar yang memanggilnya.

" Nak, benarkah itu kamu. Kamu pulang sayang. " Hana melangkah terburu-buru keluar kamar, bibirnya menyunggingkan senyum ketika melihat ternyata benar kalau Sekar sudah berada di hadapannya.

" Mama...... ! " Sekar memeluk tubuh Hana begitu juga dengan Hana, Ia menangis haru sembari mengelus pundak Sekar.

Lama mereka berpelukan melepas rindu, Hana mengajak Sekar ke dapur.

" Sayang, ayo sini Nak. Tadi Mama masak masakan kesukaan mu, ikan bakar pluss lalapan. Yuk, kamu pasti lapar. Kita makan sambil cerita bagaimana kabar kamu ketika berada disana. "

Sekar mengangguk, Ia setuju dengan ajakan Ibunya. Memang Ia sudah begitu merindukan masakan Ibu sambungnya itu.

" Biar Mama yang suapin, kamu cukup duduk saja. " Hana dengan cepat mengambil nasi dan lauk beserta pelengkap lainnya dan langsung menyuapi Putrinya makan.

" Hmm, masakan Mama masih sangat enak. Aku rindu masakan Mama, ini sangat sedap. "

Hana tidak ingin jauh- jauh dari Putrinya itu, sore itu sampai malam rumah itu selalu ramai apalagi setelah Milan kembali. Mereka tidak henti- hentinya membicarakan banyak hal.

" Sayang, bagaimana caranya kamu bisa pulang kemari. Apa disana nyaman Nak, atau dia menyakiti mu. " Tanya Hana.

Sekar menggeleng cepat, Ia mengingat Nathan. Meskipun Pria itu aneh dan terkesan irit bicara namun selama dia berada disana, Pria itu tidak pernah berlaku kasar atau main fisik padanya.

" Nggak Ma, Nathan baik kok Ma. Memang sih dia sedikit dingin, tapi dia sebenarnya baik. Mama tidak perlu khawatir. Mengenai aku bisa pulang itu karena selama aku disana semua tugas yang di berikan padaku aku kerjakan dengan baik, itulah sebabnya aku di beri bonus pulang ke dunia nyata setiap satu tahun sekali. " Ucap Sekar.

Hana mengerutkan keningnya mendengar penuturan Sekar.

" Satu tahun sekali Nak. "Tanya Hana memastikan pendengarannya. Sekar mengangguk, karena memang itu yang di katakan Nathan padanya.

" Iya Ma, kan hari ini tepat satu tahun aku pergi. Tadi aku yang minta pada Nathan untuk pulang, alhamdulillah di ijinkan. "

Hana semakin bingung mendengar ucapan Sekar. " Satu tahun Nak, tapi ini baru satu bulan. " Ucap Hana.

Sekarang bukan hanya Hana yang bingung, Sekar pun bingung.

" Masa sih Ma. " Mata Sekar melotot begitu juga dengan mulutnya yang melongo melihat kalender yang ada di kamarnya.

" Apa kalender ini benar Ma, masa satu bulan. Sekar disana sudah satu tahun. " Ucap Sekar.

Banyak hal yang membuat mereka bingung, apalagi ketika Sekar menceritakan apa tugas yang di berikan padanya di alam goib itu.

Satu hari Sekar di dunia nyata, Ia sudah mendengar bunyi seseorang berbicara padanya namun hanya terdengar suaranya saja tanpa wujud.

Sekar yang tau kalau liburannya di dunia nyata sudah habis langsung berpamitan pada Ibunya, Hana yang mulai terbiasa hanya bisa pasrah.