Cinta Big Bos

Ruby merasa tidak enak badan, mungkin karena dress terbukanya yang tidak sesuai dengan udara pantai membuatnya masuk angin.

Dia kembali ke kamarnya, ruangan itu masih gelap pertanda Rai belum kembali dari pestanya.

Dia menuju kamar mandi ingin berendam air hangat, kakinya sangat lelah berjalan-jalan dengan sepatu hak tingginya. Di ruang ganti Ruby heran, dia pergi dengan tidak membawa satu koper apapun tapi kenapa lemari itu bisa penuh dengan pakaiannya dan pakaian Rai. Mengambil secara asal sweater dan celana pendek sebagai baju tidurnya.

Dia menaiki kasur dan membenamkan dirinya di dalam selimut, hangat dan nyaman. Kemudian tertidur.

Ruby terbangun karena sesuatu bergerak-gerak di atas perutnya. Dia membuka matanya dan melihat Rai sedang menciumi perutnya.

Dia memejamkan matanya kembali, menutupnya rapat-rapat berpura-pura tidur. Dia terlalu kesal dan tidak ingin melakukan itu. Tapi Rai seperti tidak peduli dengan tidurnya Ruby, dia tetap saja menyusuri setiap lekuk tubuh Ruby, sekarang bibirnya berada di atas dada Ruby. Menciumnya dan menghisapnya.

Susah payah Ruby berusaha menahan suaranya, tapi bagaimana pun tubuh manusia akan merespon secara alami. Meskipun dia bisa mengendalikan pikirannya tapi tidak dengan tubuhnya, secara otomatis tubuhnya merespon dan merasakan sensasi merinding yang tidak bisa dilawan, membuat tubuh Ruby menegang dan menggeliat. Melihat itu senyum Rai penuh kemenangan. Dia terus saja menciumi dada Ruby dan membiarkan Ruby menggeliat.

Setelah beberapa saat Rai selesai dengan urusannya dibawah sana, dan sudah terbaring disamping Ruby, memeluknya dan menggengam tanganya kemudian tertidur.

“ Ibu “ ucapnya lirih tanpa sadar.

Ruby yang mendengar itu menghela nafas kesal dan marah, dia benar-benar membenci Rai. Bagaimana sekarang masa depannya. Meskipun harus menjadi janda, setidaknya dia akan menjadi janda yang masih perawan, dan percaya diri memulai hubungan lain yang sebenarnya saat sudah bercerai dari Rai nantinya. Tapi sekarang hilang sudah semua harapan itu, masa depannya hancur. Dia hanya menjadi pelampiasan orang yang merindukan ibunya dengan cara menghancurkan hidup orang lain.

“ Triiing triiing “ suara alarm membuat Ruby terbangun, tubuhnya merasa berat. Ternyata Rai sedang memeluknya dan meletakkan kakinya di atas kaki Ruby. Suara alarm terus saja berbunyi karena tidak di matikan.

Ruby perlahan menggeser kaki Rai agar menyingkir dari nya.

“ Biarkan saja “ Suara Rai lirih di telinga Ruby, dan semakin mengeratkan pelukannya.

Rupanya Rai juga terbangun karena alarm itu.

Melihat Rai yang sudah terbangun Ruby dengan sigap menyingkirkan kaki Rai dan beranjak turun dari tempat tidur untuk meraih ponselnya yang ada di meja dekat sofa.

Dia mematikan alarm dan melihat keluar jendela, masih gelap. Ruby terbiasa bangun pagi sebelum matahari terbit karena dia harus memasak untuk bayi besarnya itu.

Rai duduk bersandar di kasur, menepuk-nepuk kasur disebelahnya pertanda menyuruh Ruby untuk kembali tidur. Ruby memalingkan wajahnya berpura-pura tidak melihat yang dilakukan Rai.

Dia duduk di sofa dan membuka ponselnya, dia mendapat banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari “ suamiku 💖 “ yang mencarinya karena menghilang saat pesta.

Tunggu bagaimana dia bisa tau nomorku, dan bagaimana nomornya bisa tersimpan di ponsel ku, cih suamiku, aku tidak rela. Sungut Ruby dengan cemberut.

Dia lalu mengganti nama kontak Rai diponselnya, Big Baby. Dia tersenyum sendiri melihat nama yang baru saja dia berikan, saat semua orang dengan takjub menjulukinya Big Bos namun bagi Ruby dia hanya Big Baby.

Hahaha bagaimana kalau semua orang tau kelakuan manjanya, pasti citranya sebagai pemimpin klan akan hancur, apa aku gunakan ini sebagai senjata untuk melawannya ya? Pikir Ruby sambil tersenyum-senyum sendiri dengan idenya.

“ Kau sedang melihat apa ? Apa ada yang lucu ? “ Tanya Rai kemudian turun dari tempat tidur, mengambil jubah handuk yang ada di kursi tunggal sebelah tempat tidur.

Melihat Rai yang turun dari tempat tidur tanpa mengenakan apapun membuat Ruby membuang wajahnya dan merona. Dia selalu tidak terbiasa dengan hal memalukan seperti ini.

Rai berjalan mendekatinya, dan duduk di sebelah Ruby, memegang dagu Ruby dan menariknya secara paksa menghadap wajahnya.

Kini mata mereka saling bertatapan, wajah Ruby semakin merona merah, jantungnya berdegub kencang.

Apa ? Mau apa ?

Ruby memejamkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangannya. Perlindungan bila datang ciuman mendadak.

Rai tersenyum melihat sikap Ruby, kemudian dia merebahkan dirinya, membiarkan kepalanya tidur diatas pangkuan Ruby. Ruby menghela nafas panjang seperti terselamatkan dari bencana.

“ Belai kepala ku “ perintah Rai.

“ Cih “ cibir Ruby tapi tetap saja melakukan perintah Rai.

Rai tersenyum dia suka sikap Ruby yang terlihat cuek tapi tetap saja memanjakannya.

“ Kenapa semalam kau menghilang ? “ Tanyanya kemudian, menggenggam tangan Ruby yang mengusap lembut kepalanya, menghentikan aktifitasnya, dan memainkan jari-jari Ruby yang kecil.

“ aku tidak enak badan “ jawab Ruby asal.

“ Baiklah aku percaya ucapanmu, tapi kalau sampai aku melihatmu bersama Lucas, kau akan melihat kemarahanku “ ancamnya.

Deg. Jantung Ruby berdetak kencang, dia sesaat lupa soal Lucas yang juga ada disini. Dia tidak mungkin menghindari Lucas, tapi tidak mungkin juga ngobrol santai dengannya dengan keberadaan Rai disini.

Melihat ekspresi terkejut Ruby dia tersenyum, rencananya membuat Ruby dan Lucas menjauh sepertinya berhasil. Dengan senyum terkembang dia bangkit dan menggandeng tangan Ruby.

“ Aku ingin mandi “ Ajak Rai kemudian.

“ Kenapa harus mengajak ku, mandi sendiri sana “ ketus Ruby.

“ Hei babysitter, jangan lupa kau terikat kontrak untuk merawat bayi besarmu ini “ Balas Rai. “ Atau kau ingin berperan sebagai istri yang baik di sana “ Tunjuk Rai dengan wajahnya ke arah kasur. Dia menunjukkan ekspresi seringai menggoda.

“ Baiklah bayi besarku, silahkan “ Tiba-tiba Ruby menjadi sopan dan mendahuluinya pergi ke kamar mandi.

Rai tergelak melihat Ruby yang cepat berubah pikiran, tidak disangka ancaman menjadi istri yang baik di atas ranjang membuatnya jadi penurut.

Mereka tiba di restoran resort pagi ini untuk sarapan, terlihat restoran itu sudah penuh. Rai berjalan menuju kursi yang sudah di siapkan secara khusus untuknya.

Ruby yang berjalan dibelakangnya ikut menjadikannya pusat perhatian, samar-samar terdengar bisik-bisik dari para wanita, bertanya siapa dirinya, kenapa selalu bersama dengan Rai.

Pelayan membantu menarikkan kursi untuk Rai dan Ruby duduk, meja itu terdiri dari empat kursi. Rai dan Ruby duduk berhadapan.

Senyum bodoh Rai masih terus terkembang melihat Ruby yang ada dihadapannya. Dia teringat kejadian tadi bagaimana dia berhasil memperdaya Ruby dan membuat mereka melakukan hal “ itu “ lagi.

Bulan madu yang indah,

senyumnya sambil terus memandang Ruby yang pura-pura tidak melihat ke arahnya.

Huh senang sekali kau bisa membuatku melakukan itu lagi, dasar maniak.

Maki Ruby yang kesal melihat Rai terus tersenyum.

Pelayan membawakan mereka berbagai macam hidangan makanan mewah, dan koki restoran itu sendiri yang datang untuk menyajikannya kepada Rai.

Setelah penjelasan tentang makanan itu, koki meninggalkan mereka, Ruby sudah bersiap mengambil supnya, menghirup aroma sup yang lezat itu dan memasukkannya kedalam mulutnya. Sampai peristiwa yang membuatnya menyemburkan sup itu, datang.

“ Hai sayang, apa kau merindukanku ? “ sapa wanita dari arah punggung Rai yang langsung melingkarkan lengannya ke leher Rai dan mencium pipinya.