Ditinggalkan oleh Ayahnya sejak masih dalam kandungan membuat Kayna Givana hidup dengan mandiri. Ia dibesarkan oleh Ibunya seorang diri. Namun ada seseorang dalam keluarganya yang membuat Kayna harus terjebak dalam suatu pekerjaan.
Kejadian itu juga yang membuat Kayna akhirnya bertemu dengan Arnatta Delion, laki-laki yang ia temui dan kenali sebagai seorang pelayan di sebuah kafe tempatnya bekerja, namun dibalik kesederhanaan Arnatta ada rahasia besar di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa?
Rasa kesal Natta semakin memuncak saat melihat gadis di depannya. Tadi di kantin Airin terang-terangan memberikan minum untuk Natta di depan Arka. Meski Arka tidak menaruh curiga dan menganggap biasa, namun Natta tidak bisa untuk bersikap tenang. Airin sudah kelewatan.
Dan puncak kesabaran Natta habis disaat ini. Airin memaksa Natta untuk mengobrol berdua di belakang sekolah setelah pulang sekolah.
Cengkraman Natta pada leher Airin mulai merenggang saat isak tangis Airin mulai terdengar lirih.
"Akhhhh!" kesal Natta memukul dinding di depannya.
"Aku kayak gini karena kamu Nat," ujar Airin lirih.
Namun justru kata-kata Airin itu semakin membuat Natta merasa risih terhadap Airin. Ia menatap tajam Airin tanpa belas kasih. Meski air mata Airin kini terlihat di depannya.
"Dengan ngorbanin perasaan Arka gitu?" bentak Natta.
"Aku nggak minta Irin," lanjut Natta dengan suara melirih.
Kepala Airin mengangguk. Ia paham apa yang Natta maksudkan. Tetapi untuk membuang begitu saja perasaannya untuk Natta juga sangat sulit bagi Airin.
"Apa karena ada gadis lain?" tanya Airin menatap punggung Natta.
"Iya, dan perlu kamu ingat sebelum ada gadis itu pun aku dulu memang tidak pernah ada rasa untuk kamu," jawab Natta berlalu pergi meninggalkan Airin dengan perasaannya yang kembali tidak terbalaskan oleh Natta.
Menegaskan tentang perasaannya sudah sering Natta lakukan. Tetapi Airin memang susah untuk diberitahu. Sampai akhirnya kini Arka yang menjadi korban atas kenaifan Airin demi membuat Natta mau menerimanya.
Pukul 5 sore. Kayna dan pegawai lainnya sibuk mengurusi para pengunjung kafe yang terus berdatangan sedari siang. Namun belum ada sosok Natta yang juga datang. Tanpa disadari sedari tadi Kayna terus mencari keberadaan Natta. Ia seperti kehilangan musuh bebuyutannya di tempatnya kerja.
"Cari siapa?" bisik Olin menggoda.
"Nggak ada," balas Kayna membuat bibir Olin mencebik.
"Oh Natta?" balas Olin seketika membuat Kayna mendelik. "Apa sih Lin? ngaco aja," sangkal Kayna dengan wajah merahnya.
"Nggak usah malu, tuh anaknya baru dateng," beritahu Olin.
Tatapan mata Kayna langsung tertuju dimana Natta baru saja datang dengan rambut sedikit basahnya. Diluar memang sedang gerimis kecil dan Kayna yakin Natta baru saja menerobos gerimis tanpa menunggakan jas hujan.
"Dih damagenya, nggak ngotak banget! lama-lama aku kantongin juga sih Natta," gumam Olin melihat Natta yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
Kayna akui, apa yang baru saja dikatakan oleh Olin memang benar. Lama-lama Kayna melihat Natta tidak seperti saat mereka baru bertemu, ada daya tarik sendiri yang terkadang membuat Kayna selalu ingin melihat laki-laki itu. Selalu ingin tahu keberadaan laki-laki itu, dan selalu ingin mempunyai komunikasi meski hanya sebuah perdebatan dengan Natta. Kayna mulai menyukai hal-hal kecil yang terjadi di antara mereka.
"Natta, Kayna, Olin dan Dito!" tiba-tiba Dio datang memanggil beberapa pegwainya.
Semua yang namanya dipanggil langsung menghadap ke ara Dio. Tidak terkecuali Natta yang baru saja datang.
"Pakai dulu seragam kamu Nat," titah Dio melihat Natta yang masih memakai seragam SMA nya.
Tanpa menjawab ucapan dari Dio, Natta berlalu untuk mengganti seragam sekolah dengan seragam kafe di tempatnya bekerja. Setelahnya kembali menghampiri teman-temannya yang tadi.
"Dimana?" gumam Natta tidak melihat keberadaan Kayna dan yang lain.
"Natta!" panggil Kayna seketika membuat Natta menoleh.
Deg
Bukan karena panggilan dari Kayna yang membuat Natta terdiam kaku di tempatnya. Melainkan orang yang kini sedang duduk di depan Kayna.
"S**t," umpatnya dengan langkah pelan maju ke depan.
semngaaaaaat
terimakasih mbak Ri
atw belajar dr Mas Ray