NovelToon NovelToon
Time Travel Farzana

Time Travel Farzana

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Romansa Fantasi / Tamat
Popularitas:587.5k
Nilai: 5
Nama Author: Secangkir Kopi Hitam

Seorang gadis yang di khianati oleh sahabat juga kekasihnya harus rela meregang nyawa dan berpindah ke tubuh seorang wanita yang sama sekali tidak di hiraukan oleh suaminya

Bagaimana cerita selanjutnya? cus baca yuk zheyeng 🏃‍♀️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secangkir Kopi Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengingat Farzana

Sebelumnya...

Klek

Pintu mobil Misha di buka oleh Farzana.

"Maaf lama Mis" ucap Farzana.

"Gak apa. Gimana hari ini? Apa sesuai keinginanmu?" tanya Misha.

*

*

*

*

*

Di rumah sakit.

Brakk

Tak sengaja Arzan menabrak seseorang.

"Ah maaf" ucap singkat kekasih Davina itu.

"Ya" sahut orang yang di tabrak oleh Arzan itu.

Setelah melihat orang yang di tabrak oleh dirinya, Arzan berlalu melenggang pergi.

"Hahh" orang yang di tabrak oleh suami Farzana adalah dokter William, dirinya hanya menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya melihat kepergian Arzan.

"Dokter William" panggil seorang suster.

"Ya" sahut dr. William berhenti dan menoleh.

"Anda di panggil ke ruangan dokter Candra" ucap suster bername tag Anne itu.

"Terimakasih suster Anne" sahut dr. William.

Suster tersebut menganggukkan kepalanya kemudian pergi.

Dokter William yang ingin kembali ke ruangannya berbelok arah menuju ruangan dokter Candra.

*

*

*

*

*

Arzan pergi keluar rumah sakit dan menemui seseorang.

"Apa kegiatan istriku hari ini?" tanya Arzan kepada seseorang itu.

"Semua sudah saya rekam disini Bos" sahut seseorang itu.

Arzan mengambil tab tersebut kemudian berkata "Selalu awasi dan jaga dia. Untuk sementara waktu Aku belum bisa untuk menemui istriku karena keadaan Davina tidak memungkinkan untuk ditinggalkan" dan di angguki oleh orang di depannya itu.

"Kalau begitu saya permisi Bos" pamit orang itu.

Setelah Arzan sendirian di taman dekat rumah sakit itu, dirinya

menghidupkan layar tab yang di kasih oleh seseorang tadi.

Arzan memandang fokus ke arah layar tab tersebut hingga akhirnya lelaki itu mengepalkan tangannya karena marah melihat Farzana dengan begitu santainya keluar dari sebuah perusahaan dengan menggandeng tangan lelaki lain.

*****

"Maaf lama Mis" ucap Farzana saat dirinya masuk ke dalam mobil.

"Gak apa. Gimana hari ini? Apa sesuai keinginanmu?" tanya Misha sembari memandang ke arah sahabatnya itu.

Farzana tersenyum dan memeluk gadis tomboy itu.

Misha membalas pelukan sahabatnya itu.

"Terimakasih" ucap Farzana disaat pelukannya lepas dari Misha.

"Nikmati banyak kebersamaan yang tidak pernah kau dapatkan saat menjadi Keisha dulu sebelum pembalasan sesungguhnya terjadi" sahut Misha.

Farzana menganggukkan kepalanya. Entah apa yang di siapkan oleh Misha dirinya tidak tahu sama sekali.

Ceklek

Alya masuk kedalam mobil duduk di sebelah Misha sedangkan Julio duduk di di depan di samping pak Maman.

Tak ada yang bersuara mau itu Alya ataupun Julio.

"Kalian kenapa?" tanya Misha pada keduanya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Gak apa Bos"

"Gak apa nekk"

Alya dan Julio kompak menjawab Misha.

Sedangkan Farzana yang melihat itu tertawa terbahak-bahak.

"Yeyy kenapose ketawa?" tanya Julio heran.

"Kalian lucu juga jawab kompak, jangan-jangan kalian jodoh" sahut Farzana di sela-sela tawanya.

Julio dan Alya kompak membulatkan mata mereka dan hal itu kembali membuat Farzana tertawa.

"Nejos" ucap Alya menirukan gaya Julio.

"Cihh, yeyy pikir eyke mau sama yeyy hem" sahut Julio.

"Bhahahaha" kembali Farzana menertawakan percakapan keduanya.

"Heyy.." belum sempat Julio meneruskan perkataannya Misha lebih dulu memotongnya.

"BERISIK" satu kata dari Misha itu membuat semuanya diam.

"Kita pulang sekarang Pak Maman" perintah Misha.

Sopir pribadi Misha tersebut menganggukkan kepalanya dan kemudian menjalankan mobil tersebut.

Tak ada percakapan lagi di dalam mobil, semua hening. Misha memejamkan kedua matanya, Alya kembali mengotak-atik laptopnya Julio yang fokus dengan layar handphonenya sedangkan Farzana mengingat kembali kejadian tadi siang saat dirinya bersama dengan mantan kekasihnya itu.

*

*

*

*

*

Tok tok tok

Ceklek

Pintu ruangan dokter Candra di masuki oleh William.

"Silakan duduk dokter William" suruh dr. Candra.

William pun menganggukkan kepalanya kemudian duduk di depan meja dokter Candra tersebut.

"Ada apa ya dok?" tanya William.

"Begini dokter William, saya baru saja mendapati seorang pasien menderita ruam dan bintik merah di wajah bahkan sampai ke lehernya" ucap dr. Candra.

""Bukannya tidak hanya satu dua pasien dokter seperti itu?" tanya William.

"Ya, beberapa ada seperti itu, tapi yang saya bingung kan dengan pasien kali ini dia mendapati kondisinya sekarang bukan karena ada sebab" sahut dr. Candra.

"Intinya dokter Candra menginginkan saya menangani hal ini?" tanya William.

"Ya, dia seperti alergi akan suatu kandungan obat kimia tapi saya periksa bedak tersebut tidak ada campuran bahan kimia yang saya maksud" ucap dr. Candra.

"Bisa saya menemui pasien tersebut?" tanya William dan di angguki oleh dokter Candra.

"Kalau begitu saya pamit dokter" ucap William.

Setelah itu William beranjak pergi dari ruangan dr. Candra.

*

*

*

*

*

Ceklek

"Sudah malam. Semua masuk ke dalam kamar masing-masing" perintah Misha dan di angguki oleh yang lain.

Misha melenggang pergi, Farzana pun juga ikut pergi tinggallah Alya dan Julio.

"Eh Zuardi" sapa Julio.

"Nape" sahut Alya.

"Yeyy inget kan apa yang di katakan Bos yeyy sama buaya tedong" tanya Julio.

"Ketemu sama benda kesayangan Misha kan?" tanya Alya balik.

"He'eh. Jangan bilang itu anak mau operasi orang lagi deh" ucap Julio sembari bergidik ngeri membayangkan kegemaran sahabat tomboynya itu sangat suka membedah isi perut lawannya.

"Mungkin aja. Gak peduli juga" sahut Alya melenggang pergi.

"Eh Zuardi, eyke belom selesai. Ishhh" ucap Julio sembari menghentakkan kakinya.

Kemudian dirinya pun ikut pergi menuju kamarnya.

*

*

*

*

*

Tok tok tok

Pintu ruangan rawat Davina diketuk oleh seseorang.

Arzan yang dari tadi memejamkan matanya tapi tidak kunjung tidur mendengar suara ketukan akhirnya membuka kembali kedua matanya.

Tak tak tak

Arzan berjalan menuju pintu.

Ceklek

"Ya" Arzan kaget melihat siapa yang datang.

"Boleh saya masuk?" tanya orang itu.

"Anda yang tadi tak sengaja saya tabrak kan?" ucap Arzan.

"Ah iya" sahut seseorang yang tak lain dokter William.

"Ya silakan masuk" ucap Arzan.

Setelah masuk, William mendekati brangkar dan melihat keadaan perempuan yang terbaring itu.

"Maaf sebelumnya kalau boleh tau Anda siapa?" tanya Arzan.

William menoleh dan tersenyum "Saya dr. William yang akan mengambil alih untuk mengobati Ny. Davina" jelasnya.

"Oh begitu rupanya. Baiklah" sahut Arzan.

"Cukup untuk saat ini. Besok akan saya observasi lebih lanjut keadaan Ny. Davina" ucap William kembali.

Arzan menganggukkan kepalanya setelah itu William pun beranjak pergi.

Arzan kembali duduk bersandar di sofa. Entah mengapa saat ini pikirannya hanya tertuju kepada Farzana.

"Mengapa setelah dirimu sadar semua kebiasaan mu berubah. Di matamu pun sudah tidak kulihat lagi cinta itu. Tatapan mendamba mu yang sering kau perlihatkan sudah tidak kutemui lagi"

Arzan menghela nafasnya berat. Dirinya merasa kosong sekarang, semenjak Farzana tidak memperhatikan dirinya seperti dulu lagi.

Di tempat lain.

"Halo Al" sapa Abian.

"Kenapa bi" sahut Alden.

"Gua udah tau siapa perempuan itu" ucap Abian.

Alden yang mendengar di seberang telepon mengernyitkan dahinya "Darimana Lo tau?" tanyanya.

"Oh dia lawan model gua sekarang Al" jawab Abian.

"Dan gua pastikan dia bakal jadi teman kencan gua" ucap Abian kembali.

Aidan yang mendengar pembicaraan bosnya dengan sahabatnya itu dikarenakan Alden melodspeaker handphonenya mengepalkan tangannya.

Alden yang sadar dengan keadaan menyudahi panggilan dari Abian.

Bip

Di seberang sana Abian mengomel karena panggilannya diputuskan begitu saja.

"Dasar Alden, gua belom selesai ngomong dah main matikan aja" sungut Abian.

Sedangkan di tempat Alden.

"Dan.." belum sempat Alden menyelesaikan perkataannya sang asisten melenggang pergi tanpa permisi.

"Hah" Alden hanya bisa menghela nafasnya.

Sedangkan Aidan yang pergi bergumam di dalam hati "Jika kau berani menyentuh dirinya sedikit saja, maka itu berarti kau sudah siap mengatakan selamat tinggal pada dunia".

Aidan kemudian masuk ke dalam mobilnya dan berlalu pergi.

...🍂🍂🍂...

Jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya ya zheyeng semua 😚

Untuk kakak-kakak semua yang sudah berkenan untuk mampir ke cerita receh ini ay ucapkan terima kasih banyak.

...Salam hangat dari Aya ❤️...

1
Vickha Chu
malah di sini yg terlihat keren pemeran kedua malah pemeran utamanya terlihat polos bodoh gk punya skil buat balas dendam
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
segitu bucin Keisha, sudah di racun juga
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
dihhh misha nakal
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
mulai bereaksi tuh obat gatal
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
dihhh tapi kan sering nebeng atau naik mobil umum 🤭🤦‍♀️
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
Farzana kerjaan ketawa terus 🤭
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
tapi sayang farzana tidak sedang menunggu mu
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
anjirrrr
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
aura misha menakutkan
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
dengerin tuh ucapan Alden
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
faham ,,,
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
gak nyadar diri,
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
seringai nya misha ini menakutkan
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
pede habis
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
ini seharusnya percakapan istri ke suaminya 🤭
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
bukan gadis unik, yang ada gadis bar bar
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
misha sadis juga
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
mantapkan, jangan nyepelekan perempuan. kena baru nya kan
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
emang kita tak bisa menilai seseorang dengan tampilan luar nya saja
💜⃞⃟𝓛☠️⃝⃟ⱽᴬ 🇲𝗔𝗠𝗜ᴰᵉʷᶦ🌀🖌:
perasaan yang ngecup atau menciumm dulu mesti pasti Davina dulu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!