Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cogan Untuk Lola
Anjani menatap Palupi dengan tajam Palupi membalasnya dengan tatapan sinis, dia mengangkat salah satu ujung bibirnya seperti sebuah bentuk cibiran.
"Gue heran loh sama orang yang bermuka dua," sindir Palupi dengan suara sengaja nyaring.
"Siapa siapa?" tanya Ita menyahut dengan sengaja mengeraskan suaranya.
"Ada deh, orang seperti itu. Di depan kita dia manis rasa gula giliran dibelakang pait kek kopi. Sok baik perhatian, prettt! Munak iya," ketus Palupi kesal.
"Biarin aja orang kayak gitu mah nggak penting kali, Kalau menurut gue orang yang bermuka dua itu harusnya dia sumbangin tuh satu mukanya buat orang yang suka cari muka huahaahhh," celetuk Ita dengan mulut kepedesan akibat seblak level 10.
Anjani menatap ke arah Palupi dan teman-temannya dengan tatapan tajam dan sinis ada rasa kesal dari sorot matanya karena merasa tersindir.
"Norak, kampungan! Mereka Bisanya cuman nyinyir doang," gerutu Anjani.
"Nggak usah lu peduliin, buang-buang tenaga aja," kata Angga datar tanpa ekspresi di wajahnya.
"Iya, lagian mereka itu sudah terkenal jadi geng yang rusak dan Barbar di sekolah kita bahkan sekolah lain aja tahu, Lo satu komplek kan tinggal sama mereka Ga. Emang kalau di lingkungan Komplek kalian kelakuan mereka juga seperti itu ya?" tanya Anjani sinis pada Angga.
Angga menatap Anjani dengan sorot mata tajam tapi dingin.
"Bisa nggak sih, lo nggak kepo urusan mereka? Bikin selera makan gue ngedrop." kesal Angga dengan wajah juteknya.
"Iya maaf," saut Anjani lirih hampir tak terdengar.
"Cih! Galak banget sih, untung doi ganteng dan tajir kalau enggak dah gue tinggal kabur dari belum kenal." batin Anjani kesal.
"Ga, jadi lu ambil kuliah kedokteran Di Kampus Biru?" tanya Anjani berusaha mengalihkan topik.
"Hmmm," jawab Angga.
"Kenapa Nggak ke kuliah di Oxford atau Tsinghua kampus terbaik kedokteran di dunia atau di Asia gue yakin lu pasti mampu kok masuk sama dengan otak lo yang di atas rata-rata," ucap Anjani memberi saran.
Angga melihat dengan ujung matanya ke arah Anjani dengan menarik ke atas salah satu sudut bibir nya.
"Dah bosen gue di negeri orang," jawab Angga datar tangannya mulai mengeluarkan sebungkus rokok dari tas sekolahnya lalu mengeluarkan sebatang.
"Lo mau?" tawar Angga mengulurkan sebatang rokok yang ada di tangannya pada Anjani.
Sesaat Anjani diam memandang sebatang rokok yang ada ditangan Angga lalu dia mengambil rokok itu.
Anjani memasukkan sebatang rokok ke mulutnya Angga menyalakan korek api untuk menyalakan rokok di mulut Anjani. Angga tampak tersenyum melihat jari-jari Anjani memainkan sebatang rokok di tangannya terlihat sekali dia sudah terbiasa.
"Lu nggak ngerokok?" tanya Anjani heran saat melihat Angga memasukkan kembali rokok dalam tasnya.
"Gue nggak suka ngerokok." jawab Angga datar sambil mulai membuka benda Pipih di tangannya.
"Aneh, lu nggak ngerokok tapi lu bawa rokok dan nawarin orang rokok maksudnya apa?" kembali Anjani bertanya.
"Gak ada yang aneh B aja tuh." saut Angga dingin tanpa melihat ke arah Anjani.
"Bullshit! Nih cowok lagi ngetes gue apa ya?" tanya Anjani dalam hati dengan sikap Angga yang sulit dia Mengerti.
Ruangan kedai memang tidak ber-AC tapi terpampang jelas larangan untuk tidak merokok.
"Liat guys, seleb Kumbang anjirr! Berani udut go publik," ucap Ari yang kebetulan menoleh ke arah meja Angga dan Anjani.
"Lah baru tempe lu, gue sering mergokin dia di toilet lagi udut," saut Lola cuek dengan kebiasaan Anjani yang baru mereka ketahui.
"Sumpah gue baru tau," Juwi tampak terkejut dengan kebiasaan Anjani yang terlibat manis dan selalu menjaga image.
"Dah skip! Ngapain juga kita ghibahin hidup orang, unfaedah," ucap Palupi.
"Kita balik aja ke topik awal bahasan kita yaitu nyariin gandengan buat Lola, gimana guys?" tanya Palupi dengan wajah sangat bersemangat.
"Iya gue setuju banget Pal, lu kan paling banyak kenalan cogan coba lu comblangin salah satu diantara mereka buat Lomut." usul Ari yang paling bersemangat diantara ke-4 sahabatnya.
Palupi membuka layar HP nya menekan tombol galeri di mana Banyak sekali foto-foto dirinya, keempat sahabatnya dan juga cowok-cowok ganteng koleksi-koleksi.
"Anjay, lu kek saingan ya ma Riri Lup Lup?" tanya Ari heran melihat begitu banyaknya foto cogan di galeri Palupi.
"Riri siapa Ar?" tanya Palupi bingung sekaligus kepo.
"Hadehj! Rihanna, beb, penyanyi kelas wahid!" jawab Ari tepuk jidat.
"Hehehe, maklum belum kenalan sist. Lanjut ya?" tawa Palupi terdengar garing.
"Nah ini mut, lo liat dah ini ada cowok ganteng, gentlemen pokoknya kalau dibawa hangout nggak bakal malu-maluin casing nya kek oppa Korea gimana Mut?" tanya Palupi dengan bersemangat.
Ita, Ari, dan Juwi ikutan serius melihat dengan wajah penuh mata membulat.
"Next," potong Lola dengan nada malas sambil mengibaskan tangannya tanda menolak.
"Oh, gak mau ya? Oke sekarang lu lihat nih dia cogan paling pintar di sekolah sebelah, Lu tahu kan sekolah bonafit itu loh. Otak nya kek mbah Google. Kalau lu jadian sama dia, gue yakin rangking Lu pasti langsung bisa naik dan di jamin lulus SNMPTN, karena dia bisa jadi guru yang hebat buat Lo yang lola parah," kata Palupi berapi-api.
Mata Lola membulat sempurna lebih tepatnya melotot ke arah Palupi.
"Lup Lup! Gue cari cowok bukan guru lessss!" teriak Lola mulai keluar bar-barnya.
"Ptuff! Kaget woi!" seru Ita yang sedang minum es Nutrisari rasa mangga hingga cipratan cairan berwarna kuning itu menyembur ke depan mengenai meja di mana mangkok seblak yang sedang Juwi makan terkena sedikit dan sebagian menetes di dagunya.
Melihat hal itu membuat sahabat-sahabatnya tertawa kecuali Juwi yang memasang wajah jutek nya.
"Jorok ihh Munaroh! Gimana sih lo manum!" dengus Juwi kesal sambil tangannya mengambil tisu dan melap meja di sekitar mangkoknya.
"Hahaha, dah jangan marah gaess itu bumbu penyedap alami." Lola terbahak hingga matanya sampai menyipit berkata.
"Aseem lu Mut! Dari kapan ludah bau jigong jadi bumbu penyedap!" Juwi masih saja ngedumel.
"Sorry bestie salahin tuh Lomut, mulut gak pernah di tatar kepribadian jadi kek kenek bis patas ekonomi." Juwi membantah menyalahkan Lola.
"Gue lagi yang kena, nasib nasib. Iya udah semua salah gue. Mian haeyo(Saya minta maaf)." kata Lola sambil menangkap kan kedua tangannya di depan dada.
"Ck, sok Korea lu Mut! Efek candu drakoran." celetuk Ari.
"Stop! Kita balik lagi cari cogan buat Lomut!" seru Palupi cemberut.
"Serius gaess!" ucap Ita membuat mereka kembali fokus pada topik bahasan awal.
"Nah liat nih, kalau menurut kalian gimana?" Palupi menunjukkan cowok ganteng di hp-nya pada semua temannya.
"Keren, modis dan kayaknya dia tajir keliatan dari jam yang dipakai." menurut penilaian Ari yang diiyakan oleh Ita dengan acungan jempol.
"Dia anak seorang pengusaha terkenal di daerah kita anak tunggal, hartanya nggak bakal habis buat 7 turunan dan orangnya royal banget. Gimana Menurut lo Mut?" tanya Palupi dengan wajah penasaran menunggu jawaban Lola.
"Cari gebetan kek beli kambing buat Kurban," gumam Angga lirih sambil menyantap seblak nya.
"Lo ngomong apa barusan Ga?" tanya Anjani mematikan puntung rokok nya yang baru dihisap beberapa kali.
"Gak penting, dah makan keburu dingin seblak lu, gak enak," suara dingin Angga tanpa menatap ke arah Anjani.
"Njirr! Dia gak cuma dingin tapi beneran bikin over badmood, kalau bukan most wanted sekolah ogah banget gue deketin. garing gak asik banget," dumel Anjani dalam hati dengan tangan mengaduk-aduk seblak nya kasar.
"La, jawab jangan mlototin fotonya doang!" sentak Palupi.
"Terpesona tuh Lobar," ucap Juwi melirik Lola dengan sudut matanya sambil menyuapkan seblak kemulutnya.
"Next." jawab Lola singkat.
"Gak mau juga? Oke-oke masih ada satu lagi," kata Palupi menggeser foto-foto di layar hp-nya sambil menggelengkan kepala.
"Yang ini. Eh tapi jangan deh, lu pasti nggak mau. Dia cowok aneh dan gak asik banget, lu nggak bakal cocok sama dia," kata Palupi sambil memindah layar hp-nya.
Tapi belum sempat Lola sudah menyambar HP Palupi dan Palupi berusaha menahannya hingga mereka saling berebut dan akhirnya lelah mengalah
"Gue mau yang barusan, coba sini gue lihat pokoknya yang lain gue nggak mau gue mau yang terakhir," kata Lola kekeh.
Ita, Juwi dan Ari ikut penasaran kenapa cowok itu di tentang Palupi.
"Lup, liat dong," pinta Ari yang duduk di sebelah Palupi sambil tangannya meraih HP Palupi.
Begitu melihat foto yang ada di layar HP Palupi Ari tampak tersenyum penuh arti bahkan terlihat dia ingin terbahak.
"Lu tau siapa dia Ri?" tanya Ita penasaran.
Ari tidak memberi respon dia masih menahan tawa dengan satu tangannya
"Yang lain aja ya Mut, masih banyak yang lebih dari dia," bujuk Palupi.
"Gue kenal lo banget Lup, semua cowok yang lo tawarin ke gue tadi gue yakin semua bekas lu. Tapi yang lu nggak kasih ke gue berarti dia belum lo dapetin, makanya gue penasaran dan gue maunya sama dia," kata Lola mantap.
"Ihhh, gue penisirin banget nih. Ayo dong bagi tahu," kata Juwi dengan wajah terlihat kepo akut.
"Iya bagi tahu dong Lup, siapa sih?" tanya Ita memohon.
"Yakin sama dia? Lu enggak bakal tarik kan ucapan lo?" tanya Palupi memastikan.
"Iya, udah buruan kasih tunjuk ke gue," kata Lola mulai Tak sabar.
Palupi menoleh ke arah Ari keduanya menatap penuh arti sambil menahan tawa.
Lola, Ita dan Juwi menjadi tegang hingga hembusan napas mereka terdengar. Perlahan Palupi membalikkan layar hpnya dan begitu menghadap ke mereka Juwi dan Ita terbelalak dan langsung terbahak sementara Lola matanya terbelalak tak mampu bicara.
"Alhamdulillah, jodoh gak bakal ketukar," ucap Daren bersorak sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
"SUEBBBB!!" seru Juwi, Ita, Ari dan Palupi.
TING
Suara sendok yang di banting Angga di mangkok sebelum pergi meninggalkan kedai.