NovelToon NovelToon
You Can Run, But You'Re Still Mine

You Can Run, But You'Re Still Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Penyesalan Suami / Dark Romance
Popularitas:32.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska dikenal sebagai pangeran sekolah, tampan, kaya, dan sempurna di mata dunia. Tak ada yang tahu, pendekatannya pada Elvara, gadis seratus kilo yang kerap diremehkan, berawal dari sebuah taruhan keji demi harta keluarga.
Namun kedekatan itu berubah menjadi ketertarikan yang berbahaya, mengguncang batas antara permainan dan perasaan.

Satu malam yang tak seharusnya terjadi mengikat mereka dalam pernikahan rahasia. Saat Raska mulai merasakan kenyamanan yang tak seharusnya ia miliki, kebenaran justru menghantam Elvara tanpa ampun. Ia pergi, membawa luka, harga diri, dan hati yang hancur.

Tahun berlalu. Elvara kembali sebagai wanita berbeda, langsing, cantik, memesona, dengan identitas baru yang sengaja disembunyikan. Raska tak mengenalinya, tapi tubuhnya mengingat, jantungnya bereaksi, dan hasrat lama kembali membara.

Mampukah Raska merebut kembali wanita yang pernah ia lukai?
Atau Elvara akan terus berlari dari cinta yang datang terlambat… namun tak pernah benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Tetap Manusia

Adrian membeku sepersekian detik.

Bukan karena bocah itu lucu. Bukan pula karena pintar.

Melainkan karena kontrasnya.

Seorang anak Asia, sekitar empat tahun, berdiri percaya diri di tengah negeri asing. Tidak canggung. Tidak mencari perlindungan. Seolah tempat itu, dan dunia, memang sudah dikenalnya.

Adrian menunduk sedikit agar sejajar.

“Makan,” jawabnya singkat. “Di sini.”

Wajah bocah itu langsung cerah. “Oke!”

Ia berbalik setengah badan ke arah dapur. “Mommy—eh—Oma! Ada tamu!”

Lalu kembali menatap Adrian, suaranya diturunkan, serius seperti menyimpan rahasia penting.

“I’m Rava.”

Adrian terkekeh kecil. “Adrian.”

Rava mengangguk, seakan nama itu disimpan rapi di kepalanya.

“You from… hospital?” tanyanya, menunjuk jas Adrian yang tergantung di lengannya.

Adrian mengangguk."Yes."

Rava berpikir sebentar, lalu berkata dengan kebanggaan polos, “Mommy juga hospital. She dokter. Very smart.”

Ada sesuatu yang menghangat di dada Adrian. Halus, tak ia kenali namanya.

“Oh ya?” katanya ringan.

“Yes!” Rava mengangguk kuat. “Mommy bisa save people.”

Langkah dari dapur terdengar.

Elvara muncul membawa menu. Geraknya tenang. Wajahnya lembut. Namun sorot matanya waspada, refleks seseorang yang terbiasa menjaga lebih dari dirinya sendiri.

“Dr. Keller?” Ia berhenti sepersekian detik.

“Elvara,” sapa Adrian pelan.

Rava langsung menoleh. “Mommy!”

Ia berlari kecil, memeluk kaki Elvara tanpa ragu.

Dan di sanalah, tanpa pengumuman, tanpa penjelasan, sebuah fakta jatuh begitu saja.

Mommy.

Di kepala Adrian, sebuah catatan mental diperbarui dengan presisi dingin.

Status: lajang.

Koreksi: ibu tunggal.

Ia sudah membaca berkas Elvara. Teliti. Bersih. Tak ada pasangan. Tak ada riwayat keluarga.

"Berarti ini pilihan.

Dan keputusan sadar," batinnya.

“Mommy, dia dari hospital. Baik,” ujar Rava ceria.

Elvara menghela napas kecil. “Maaf. Dia memang suka bicara.”

“Tidak apa-apa,” jawab Adrian.

Suaranya tetap datar. Profesional. Namun sudut pandangnya telah bergeser.

Ia tidak menilai. Tidak mengasihani. Ia menghormati.

Seorang perempuan yang menempuh pendidikan medis di negeri asing, membesarkan anak, dan tetap berdiri stabil di ruang gawat darurat.

"Itu bukan hidup yang mudah," pikirnya.

Dan bukan hidup yang banyak orang sanggup jalani.

Rava menatap mereka bergantian, lalu kembali mendongak ke Adrian. “You like Indonesian food?”

Adrian melirik Elvara sekilas, cepat, nyaris tak tertangkap. “I like it,” jawabnya jujur.

Rava tersenyum puas. “Good. Then you happy.”

Adrian tersenyum tipis.

Di balik ketenangannya, satu kesimpulan terbentuk rapi:

Elvara bukan perempuan yang bisa didekati dengan cara biasa.Dan anak itu, bukan komplikasi.

Ia adalah pusat gravitasi.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Adrian Keller menyadari: ia tidak sedang tertarik pada seorang perempuan.

Ia sedang melangkah ke wilayah yang sudah memiliki porosnya sendiri.

Dan anehnya, itu tidak membuatnya mundur.

Justru membuatnya maju.

Sementara Elvara, tanpa menyadarinya, berdiri di titik awal,

sebuah pertemuan yang kelak akan membuat seseorang di belahan dunia lain merasakan sesuatu yang jauh lebih berbahaya dari medan tempur,

cemburu,

yang tak bisa dibenci.

***

Akademi Militer — Sore

Lapangan Akmil mulai lengang. Matahari turun perlahan, menyisakan cahaya keemasan di antara deretan gedung tua bercat kusam.

Raska baru saja menyelesaikan lari sore. Kaos latihannya basah oleh keringat, napasnya sudah stabil saat ia melambat di tepi lapangan.

“Kapten.”

Suara itu membuatnya berhenti.

Raska menoleh.

Sunandar berdiri beberapa meter darinya. Tidak berseragam dinas lengkap. Hanya jaket lapangan sederhana. Tangannya diselipkan ke saku, sikapnya lebih seperti senior yang sedang mengawasi, bukan pejabat tinggi.

Raska memberi hormat refleks.

“Siap, Jenderal.”

“Tidak perlu,” ujar Sunandar pendek. “Aku tidak sedang memanggilmu sebagai atasan.”

Ia melangkah mendekat, berdiri sejajar menatap lapangan kosong.

“Kau menolak tawaran itu.”

Bukan pertanyaan.

Raska tidak terlihat terkejut..“Siap.”

Sunandar mengangguk kecil. “Aku sudah menduganya.”

Hening sejenak. Angin sore menggerakkan dedaunan.

“Kau tahu,” lanjut Sunandar, “map hitam itu tidak datang dua kali pada orang yang sama.”

“Siap. Saya paham.”

“Dan kau juga tahu,” Sunandar menoleh sedikit, menatap Raska dari samping, “menolak berarti menutup jalan tercepat untuk naik.”

Raska menatap lurus ke depan. “Siap.”

Sunandar menghela napas pelan. “Karena perempuan yang kau cari itu?”

Pertanyaan itu jatuh tanpa nada menekan. Tanpa jebakan.

Raska terdiam sepersekian detik. Ia tidak menyangkal. Tidak pula mengiyakan langsung.

“Siap,” jawabnya akhirnya. Suaranya tetap terkendali. “Salah satunya.”

Sunandar menyipitkan mata. “Salah satunya?”

“Siap,” ulang Raska. “Alasan utamanya… karena unit itu akan menghapus saya sebagai individu.”

Sunandar menatapnya lebih lama kali ini.

“Kau tahu,” katanya pelan, “di sana, perempuan itu tidak lagi bernama. Tidak lagi berstatus. Ia hanya data. Kalau suatu hari dinilai berisiko—”

“Saya tahu,” potong Raska, sopan tapi tegas.

Sunandar berhenti bicara.

Raska akhirnya menoleh. Untuk pertama kalinya, ia menatap Sunandar langsung.

“Dan saya tidak ingin suatu hari menerima berkas tentang orang yang saya cari,” lanjutnya rendah, “dengan cap ancaman di sudutnya.”

Sunandar terdiam.

“Kalau saya masuk ke sana,” tambah Raska, “saya mungkin bisa menemukannya lebih cepat.”

Ia berhenti sejenak.

“Tapi sebagai apa?”

Sunandar tidak langsung menjawab.

“Sebagai target,” jawab Raska sendiri. “Bukan sebagai tujuan pulang.”

Kalimat itu membuat Sunandar mengalihkan pandangan ke lapangan.

“Kau ini keras kepala,” gumamnya. “Mirip orang yang dulu.”

Raska tidak bertanya siapa.

“Perempuan itu…” Sunandar kembali bicara, “apa ia tahu kau sejauh ini?”

Raska menggeleng tipis. “Tidak, Jenderal.”

“Dan kau tetap bertahan?”

“Siap.”

Sunandar menatapnya lagi. Kali ini bukan sebagai pejabat. Tapi sebagai sesama prajurit yang pernah memilih jalan sulit.

“Kau sadar,” katanya pelan, “dengan keputusan ini, pencarianmu bisa bertahun-tahun.”

“Siap.”

“Kau bisa kelelahan.”

“Siap.”

“Kau bisa tidak menemukannya sama sekali.”

Raska mengangguk kecil.

“Siap.”

Sunandar mendengus lirih. Hampir terdengar seperti tawa pendek.

“Namun kau memilih tetap manusia.”

“Siap.”

Sunandar menepuk bahu Raska satu kali. Tidak keras.

“Kalau suatu hari kau berubah pikiran—”

“Saya tahu di mana mencarinya,” potong Raska tenang.

Sunandar tersenyum tipis.

“Ya. Dan aku tahu kau tidak akan datang.”

Ia melangkah pergi, lalu berhenti sejenak tanpa menoleh.

“Kapten Raska.”

“Siap.”

“Perempuan yang membuat seorang prajurit sepertimu memilih tetap manusia…”

Sunandar berhenti sejenak.

“…bukan perempuan biasa.”

Raska tidak menjawab.

Ia berdiri tegap, menatap lapangan kosong yang mulai gelap.

Dan untuk pertama kalinya hari itu, jemarinya bergerak ke kalung di balik kaosnya,

menyentuh dua cincin yang dingin, tapi setia di sana.

***

Malam telah turun.

Raska duduk sendirian di ranjang besi kamar pribadinya. Lampu redup. Senyap setelah hari yang panjang.

Ia melepas bajunya. Jemarinya berhenti di dua cincin kawin yang selalu ia kenakan. Satu miliknya, satu milik Elvara.

Bukan untuk gaya. Bukan pula untuk pamer. Melainkan pengingat, bahwa ia masih punya rumah untuk pulang.

Banyak pasukan tempur memilih menyimpan cincin kawin di kalung. Bukan karena takut kehilangan, melainkan karena medan tak pernah ramah pada logam di jari. Terlalu banyak rintangan. Terlalu banyak risiko.

Logam itu dingin. Beratnya tidak pernah berubah.

"Pasukan khusus…"desisnya lirih hampir berbisik.

Ia tahu persis apa artinya.

Identitas yang dihapus. Nama yang diganti. Hidup yang hanya bergerak atas perintah.

"Jika aku menerima map hitam itu, kau tidak akan lagi menjadi istri yang hilang, Ra.

Kau akan berubah menjadi data. Menjadi anomali. Menjadi sesuatu yang boleh, atau harus, dihilangkan demi stabilitas.

Dan aku...tak akan melakukannya."

Raska mengusap cincin itu pelan.

"Aku tidak ingin menemukanmu sebagai target," gumamnya.

"Aku ingin menemuimu… sebagai suami.

Bukan sebagai mesin pembunuh yang lupa bagaimana caranya pulang."

Ia mengepalkan tangan.

"Kekuasaan bisa memberiku akses. Tapi kemanusiaan, itulah satu-satunya hal yang masih bisa melindungimu, Elvara.

Dan selama aku masih punya itu, aku akan menolak menjadi senjata."

...🔸🔸🔸...

...“Menjadi senjata berarti berhenti pulang.”...

..."Nana 17 Oktober "...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dew666
🌹🌹🌹🌹🌹
Cicih Sophiana
kopi malam ☕️untuk kak Nana
LibraGirls
jadi kecebong raska🙊
LibraGirls
semangat buat kalian semua 😂
Suanti
nanti raska salah faham kira elvara sdh nikah lgi 🤭
Dek Sri
semoga elvara dan raska suatu hari bersatu
Wardi's
wajib lanjut sih thor... makin seru nih...
Wardi's
ach gk rela klo vara sm adrian...
Wardi's
ko dr adrian ikut... ngapain??
Eka Burjo
iiihhh gemesnyaaa👌👌👌👌🫩🫩☹️☹️☹️
Puji Hastuti
Masalah harus di selesaikan vara, semoga kalian bahagia
Wardi's
ach tidaaaak... asli deg2an bacanya..
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Lagi Kak Nana... 😁😁😁🙏

Semangat Terus Kak Nana, Uonya kak 🙏🙏🙏
Fadillah Ahmad
Iya, Belum Waktunya kalian Bertemu... Sabar saja... Dan, ketika Waktu itu datang... Kamu pasti akan pangling melihat Raska Yang Sekarang Elvara... 😁😁😁 dia "Raska" kini, sudah menjadi Tentara... Sesuai Yang di inginkan oleh ibumu Elvara 😂😂😂 Jadi, Tunggu lah Waktu itu datang, ya... 😁😁😁
Fadillah Ahmad
Itu Elvara Rasaka... Itu Elvara... Dia kembali! 😁😁😁
Endang Sulistiyowati
Hah nyaris tipis...padahal reaksi tubuh saling mengenali. Bangganya nanti Rava punya ayah seorang Kapten. pasti langsung keterima sama Bu Elda. Ga tau lah Elvara mau kemana arahnya.

Kak, up lagi donk 🤭
Fadillah Ahmad
itu Pasti Raska, kan kak Nana? Mungkin Baru Pulang Dinaa, Dari Papua, Mungkin ya? 😁😁😁
tse
kata2 mutiaramu ka. ...
membuatku srlalu memejamkan Mata sejenak untuk meresapi maknanya
lanjutkan ka...
Fadillah Ahmad
Iya, Waktu itu, telah tiba Elvara. Ksmu sudah tidak bisa menghindar lagi, sudah bertahun-tahun kamu menghindar Elvara. Sekarang lah Saatnya kamu kembali... Dan menyelesaikan masalahmu yang telah lama tertunda sejak Remaja itu. Pulanglah... 😁😁😁🙏
Fadillah Ahmad
Harus itu, bukan kah... Kata orang tua, dulu-dulu, laki-laki itu harus kuat, nggk boleh Nangis, kan.

Tapi... Yang nggk di sadari Orang tua yang bilang begitu, anak laki-laki kan juga manusia biasa. Bukan Robot, yang nggk bisa menangis dan terpuruk. Laki-laki juga pernah menangis juga dan terpuruk, sama Seperti Wanita. Jadi Salah, kalau ada yang bilang laki-laki itu, nggk boleh nangis dan Rapuh Seperti Perempuan. Laki-laki juga manusia biasa 😁😁😁🙏

Nangis Saja Rava, kalau kamu mau nangis, nggk papa kok 😁😁😁🙏
Suanti: kirain bisa bertemu di bandara 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!