NovelToon NovelToon
Dunia Yang Indah

Dunia Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Spiritual / Persahabatan / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di balik gunung-gunung yang menjulang,ada dunia lain yang penuh impian. Dunia Kultivator yang mampu mengendalikan elemen dan memanjangkan usia. Shanmu, seorang pemuda desa miskin yang hidup sebatang kara, baru mengetahuinya dari sang Kepala Desa. Sebelum ia sempat menggali lebih dalam, bencana menerjang. Dusun Sunyi dihabisi oleh kekuatan mengerikan yang bukan berasal dari manusia biasa, menjadikan Shanmu satu-satunya yang selamat. Untuk mencari jawaban mengapa orang tuanya menghilang, mengapa desanya dimusnahkan, dan siapa pelaku di balik semua ini, ia harus memasuki dunia Kultivator yang sama sekali asing dan penuh bahaya. Seorang anak desa dengan hati yang hancur, melawan takdir di panggung yang jauh lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buah yang Bersinar

Saat Tabib Li dengan tangan yang terampil membersihkan luka menganga di paha Shanmu, menyatukan kembali jaringan otot yang robek, dan menjahitnya dengan benang khusus yang direndam ramuan, sesuatu yang aneh terjadi. Alih-alih menjerit kesakitan atau menggigit kain yang telah disiapkan, tubuh Shanmu yang sebelumnya bergetar hebat akibat syok dan rasa sakit, tiba-tiba menjadi lemas. Napasnya yang tersengal-sengal berangsur-angsur menjadi teratur dan dalam. Sebelum Tabib Li selesai dengan jahitan pertama, Shanmu sudah tertidur lelap, wajahnya yang bengkak dan berdarah terlihat tenang, hampir damai.

Tabib Li berhenti sejenak, jarum dan benang di tangannya terangkat. Matanya yang berpengalaman memandang penuh keheranan. "Anak ini..." gumamnya, bingung. Biasanya, bahkan pasien kultivator tingkat Pejuang Besi sekalipun akan mengerang kesakitan saat menjalani prosedur seperti ini tanpa obat bius yang kuat. Namun, bocah ini... ia justru tertidur.

Paman Gong, yang dari tadi memegangi bahu Shanmu dengan gemetar, segera menenangkan sang tabib. "Biarkan saja, Tabib Li. Lanjutkan. Dia... dia memang anak yang kuat dan aneh." Suaranya parau, penuh dengan rasa khawatir dan kasihan yang mendalam.

Tabib Li mengangguk, mengesampingkan keheranannya. Dengan keahlian yang lebih teliti, ia menyelesaikan proses penjahitan di kedua paha Shanmu. Setelah semua luka tertutup rapi dan diolesi salep herbal antiseptik, ia membalutnya dengan perban bersih. Pekerjaan itu memakan waktu hampir satu jam.

Setelah selesai, Tabib Li mengelap keringat di dahinya. Wajahnya tampak lelah. "Lukanya dalam dan merusak jaringan otot. Biasanya, untuk sembuh total dan bisa berjalan normal lagi, paling cepat satu minggu dengan perawatan intensif. Tapi bisa juga memakan waktu berbulan-bulan jika terjadi infeksi atau tubuhnya tidak memiliki kemampuan regenerasi yang baik." Ia lalu mengeluarkan beberapa botol kecil berisi salep kental berwarna hijau kebiruan dari kotak obatnya. "Ini ramuan spiritual oles 'Jahitan Hijau'. Oleskan tipis-tipis pada lukanya dua kali sehari, pagi dan malam, setelah membersihkannya dengan air rebusan akar murbei. Ini akan mempercepat penyembuhan dan mencegah bekas luka yang terlalu dalam."

Paman Gong menerima botol-botol itu dengan kedua tangan, seperti menerima pusaka. "Berapa biayanya, Tabib Li?"

Tabib Li berpikir sejenak. "Untuk jasa dan obat-obatan, sepuluh koin emas seharusnya cukup."

Tanpa ragu, Paman Gong membuka sebuah laci kecil di meja samping ranjang dan mengeluarkan lima belas koin emas yang berkilau. Ia menyerahkannya pada Tabib Li. "Terima kasih banyak, Tabib Li. Terima kasih telah datang dengan cepat."

Tabib Li terkejut. "Tuan Gong, ini terlalu banyak. Sepuluh sudah cukup."

Paman Gong menggeleng, matanya berkaca-kaca menatap Shanmu yang masih tertidur pulas. "Ambil saja. Anggap sebagai rasa terima kasihku karena kau mau datang di tengah malam seperti ini. Dan untuk ketenangan hatiku."

Koki Zhao, yang dari tadi diam mengamati dengan wajah muram, juga ikut berbicara, suaranya berat. "Terima kasih, Tabib. Kami benar-benar berhutang budi."

Melihat ketulusan mereka, Tabib Li akhirnya menerima koin-koin itu dengan mengangguk hormat. "Baiklah. Aku terima. Sekarang, aku harus permisi. Masih ada pasien lain di penginapan seberang yang perlu kukunjungi."

Koki Zhao segera mengantarkan Tabib Li keluar, memastikan pria tua itu sampai dengan selamat di tengah malam yang gelap.

Setelah mereka pergi, Paman Gong duduk di samping ranjang, memandangi Shanmu yang tidur tengkurap karena lukanya di paha belakang. Napasnya teratur, bahkan terdengar sedikit mendengkur pelan. Paman Gong menghela napas panjang, campur aduk antara lega, sedih, dan kemarahan yang tertahan. Siapa yang tega melakukan ini pada anak polos seperti Shanmu? Pasti ada hubungannya dengan dunia kultivator yang keras itu. Dengan hati berat, ia meninggalkan ruangan, berjalan pelan ke konter utama, dan duduk di kursinya. Malam itu, ia memutuskan untuk berjaga.

Sementara itu, di dalam kamar, sesuatu yang luar biasa dan tak terpahami mulai terjadi.

Di balik perban bersih yang membalut kedua paha Shanmu, jaringan kulit dan otot yang baru saja dijahit mulai bergerak. Bukan gerakan yang liar, tetapi sebuah aktivasi halus, seperti tanah subur setelah disiram hujan. Luka-luka yang tadinya masih basah oleh cairan tubuh dan darah segar mulai mengering dengan kecepatan yang tidak wajar. Pembuluh darah kecil yang putus mulai menyambung kembali, sel-sel baru membelah dengan ritme yang tenang namun pasti.

Fenomena ini bukanlah sihir atau warisan kekuatan tersembunyi yang tiba-tiba terbangun. Ini adalah buah dari penderitaan dan adaptasi ekstrem yang telah dialami Shanmu selama hidup ditambah pengembaraan satu tahun penuh di hutan belantara.

Bayangkan! Seorang anak remaja, tanpa pengetahuan tentang flora dan fauna hutan, bertahan hidup sendirian. Ia sering tidak sengaja menyentuh atau bahkan memakan bagian dari tanaman beracun. Tanpa penawar racun, tanpa bantuan, tubuhnya hanya punya dua pilihan, mati, atau beradaptasi. Dan tubuh Shanmu memilih yang kedua dengan cara yang sangat keras kepala. Setiap kali racun memasuki aliran darahnya, sistem tubuhnya berjuang mati-matian, lalu secara bertahap membangun kekebalan dan mekanisme pemurnian. Proses ini berulang puluhan, mungkin ratusan kali.

Namun, ada satu kejadian yang paling menentukan. Suatu kali, dalam kondisi lapar dan terluka, ia memakan sekuntum bunga berwarna ungu tua yang terlihat menggoda. Bunga itu adalah "Ungu Penyesalan", terkenal sangat beracun bagi kultivator tingkat rendah sekalipun, tetapi juga mengandung sifat regenerasi yang kuat karena tumbuh di lokasi Qi bumi yang kental. Dua sifat yang bertolak belakang itu biasanya harus dipisahkan dengan teknik pemurnian yang rumit sebelum digunakan. Tubuh Shanmu, yang sudah terlatih menghadapi racun, langsung diserang oleh racun mematikan bunga itu. Demam tinggi, kejang-kejang, nyaris meninggal. Tapi sekali lagi, tubuhnya berjuang. Dalam pergulatan antara racun dan daya tahan tubuh, sifat regenerasi bunga itu tanpa sengaja "terperangkap" dan diintegrasikan ke dalam sistem penyembuhan alami Shanmu. Itu adalah sebuah kecelakaan yang hampir mustahil terulang, sebuah mutasi fisiologis yang unik.

Tapi benarkah hanya itu? Apakah manusia lain yang mengalami nasib serupa akan memiliki tubuh seperti Shanmu?

Jawabannya adalah, hampir pasti mustahil. Setiap manusia terlahir dengan cetak biru yang unik. Beberapa memiliki bakat spiritual yang tinggi, beberapa memiliki kecerdasan luar biasa, beberapa memiliki kekuatan fisik alami. Shanmu kebetulan terlahir dengan fondasi fisik yang sangat tangguh dan, yang lebih penting, sebuah kemampuan beradaptasi yang ekstrem pada level seluler. Itulah keunggulan bawaan lahirnya, yang kemudian ditempa oleh penderitaan dan "kecelakaan" seperti bunga ungu itu hingga menjadi sesuatu yang langka. Kombinasi antara bakat alamiah dan tempaan hidup yang keras itulah yang membentuk monster fisik terselubung ini.

Kilas balik, tujuh tahun yang lalu, Dusun Sunyi.

Shanmu kecil, baru menginjak usia sepuluh tahun, melompat keluar dari gubuk bambu reotnya dengan wajah berseri-seri diterangi matahari pagi. Tugasnya hari ini, menemui Kepala Desa untuk meminta pekerjaan agar bisa makan. Setelah menemui sang tua yang bijak, dengan mata berbinar, Shanmu bertanya, "Kepala Desa, ada pekerjaan apa yang bisa Shanmu lakukan hari ini?"

Sang Kepala Desa tersenyum melihat semangat bocah yatim itu. "Hari ini aku ingin pergi ke hutan berburu kelinci. Kau mau ikut?"

Wajah Shanmu langsung bersinar. "Mau! Aku mau ikut, Kepala Desa! Ajariku berburu!" Ia sudah bosan hanya menyapu dan membantu di kebun. Ia ingin petualangan.

Sang Kepala Desa tertawa terbahak-bahak, suaranya hangat. "Bagus! Rupanya Shanmu kecil sudah ingin bergelut dengan alam. Baiklah, ikutlah. Tapi harus hati-hati."

Shanmu pun mengangguk antusias.

Kemudian mereka berangkat. Di dalam hutan, Shanmu dengan serius meniru cara Kepala Desa mengendap-endap, memasang jerat sederhana di jalur yang dilalui kelinci. Udara hutan terasa segar dan penuh kehidupan.

Tiba-tiba, dari balik semak belukar, seekor babi hutan raksasa dengan taring panjang meledak keluar, marah karena terinjak sarangnya. Dengan gerakan yang terlalu cepat untuk dihindari, babi itu menyeruduk mereka berdua.

Bam!

Shanmu kecil terlempar ke udara, tubuh ringannya terpelanting tepat ke arah sebuah jurang curam di dekatnya. Ia terjatuh, bersama dengan babi hutan yang ikut kehilangan keseimbangan. Kepala Desa, yang juga terseruduk, terlempar ke arah yang berlawanan, mendarat dengan kaki terkilir parah.

"SHANMU!!!"

Teriak Kepala Desa, suaranya panik. Tapi tidak ada jawaban dari dasar jurang yang gelap dan dalam. Dengan kaki yang sakit dan hati yang hancur, sang tua itu berusaha mendekati tepi, tetapi jurang itu terlalu curam. Dengan langkah tertatih-tatih dan penuh keputusasaan, ia bergegas kembali ke desa untuk mencari pertolongan, air mata mengalir di pipinya yang keriput.

Sementara itu, di dasar jurang berbatu, Shanmu kecil terbangun saat malam tiba. Rasa sakit yang tak terbayangkan menyergapnya. Kedua tangannya patah dengan sudut yang tidak wajar. Tulang belakangnya terasa seperti remuk akibat benturan dengan batu. Setiap tarikan napas terasa seperti ditusuk pisau. Ia menangis dalam kesendirian dan kegelapan, air matanya membasahi tanah berdebu. Belum lagi rasa lapar yang menggerogoti perutnya sejak pagi. Dan seakan belum cukup, langit mulai menurunkan hujan deras yang menghujani tubuhnya yang terluka, memperparah rasa sakit dan kedinginan.

Namun, di tengah penderitaan total itu, tekad untuk hidup, keinginan untuk suatu hari nanti bisa bertemu dengan orang tuanya yang hanya samar-samar dalam ingatannya, membuatnya merangkak. Dengan menggunakan siku dan dagunya, ia merayap mencari sesuatu untuk dimakan.

Di kejauhan, melalui tirai hujan, ia melihat cahaya terang berwarna keemasan lembut. Sebuah pohon besar, berbeda dari yang lain, memancarkan cahaya sendiri. Dengan sisa tenaga, Shanmu merayap mendekat.

Sampai di bawah pohon, ia melihatnya. Di puncak pohon yang tinggi, tergantung sembilan buah berbentuk seperti pir, berwarna keemasan transparan dan memancarkan sinar ajaib. Buah. Pikiran satu-satunya Shanmu yang kelaparan.

Memanjat? Dengan dua tangan patah dan tulang belakang yang rusak? Itu adalah siksaan yang tak terkira. Setiap kali ia mencoba membungkus kakinya di batang, rasa sakit yang mengerikan menjalar. Tangisannya bercampur dengan air hujan. Tapi rasa lapar dan keinginan untuk hidup lebih kuat. Satu jam penuh siksaan berlalu. Darah, air mata, dan air hujan membasahi batang pohon. Akhirnya, dengan gigitan terakhir pada seutas akar, ia sampai di puncak.

Dengan gemetar, ia memetik sebuah buah keemasan dan melahapnya. Rasanya... seperti embun surga, manis dan segar, mengisi setiap sel tubuhnya yang kelaparan. Energi hangat yang aneh mengalir. Ia tidak berhenti. Satu per satu, ia memakan semua sembilan buah itu sampai tidak tersisa.

Kelelahan dan sensasi hangat yang melimpah membuat matanya berat. Di atas dahan pohon ajaib itu, di tengah hujan, dengan tubuh yang masih rusak, Shanmu tertidur pulas.

Dan saat ia tidur, keajaiban terjadi. Cahaya keemasan dari buah-buah yang ia makan bersinar dari dalam tubuhnya. Tulang-tulangnya yang patah bergerak sendiri, menyambung dengan sempurna, bahkan menjadi lebih padat. Memar dan luka luar mengering dan menghilang. Tulang belakangnya yang remuk direkonstruksi, diperkuat. Itu bukan sekadar penyembuhan, itu adalah peningkatan.

Buah apakah itu? Mungkin buah legenda yang hanya muncul sekali dalam seratus tahun, atau warisan dari kultivator kuno. Yang pasti, buah itu memberikan fondasi fisik yang luar biasa dan menanamkan benih regenerasi yang kemudian disempurnakan oleh adaptasi racun dan bunga ungu di kemudian hari.

Kembali ke dunia nyata, di kamar Paman Gong.

Luka-luka di paha Shanmu telah mengering sepenuhnya. Jahitan Tabib Li masih ada, tetapi jaringan di sekitarnya sudah tidak bengkak atau meradang. Proses penyembuhan alaminya yang dipercepat telah bekerja. Bagi Shanmu, ini adalah hal biasa. Ia terbiasa bangun keesokan harinya setelah cedera dan merasa jauh lebih baik. Luka menganga seperti ini mungkin butuh waktu lebih lama dari sekadar memar, tapi satu hal yang pasti, hal ini tidak akan menghentikannya untuk bekerja keesokan harinya. Dalam pikirannya yang sederhana dan penuh tekad, selama ia masih bisa berdiri, ia akan menyapu. Itulah janjinya pada Paman Gong, dan pada dirinya sendiri.

1
YAKARO
iya bro🙏
Futon Qiu
Mantap thor. Akhirnya Shanmu punya akar spritual
Futon Qiu
Karena ada komedi nya kukasi bintang 5🙏💦
YAKARO: terimakasih🙏
total 1 replies
Futon Qiu
Lah ya pasti lanxi kok nanya kamu nih🤣
Futon Qiu
Jangan jangan itu ortunya 🙄
HUOKIO
Baik bnget si lancip😍😍
HUOKIO
Mau kemana tuh
HUOKIO
Ini penjaga kocak 🤣🤣
HUOKIO
Angkat barbel alam 🗿
HUOKIO
Makin lama makin seru 💪💪💪
HUOKIO
Gass terus thor💪💪💪
HUOKIO
Mantap thor lanjut
YAKARO: terimakasih
total 1 replies
HUOKIO
Lanjutkan ceritanya thor
HUOKIO
Shanmu kuat banget untuk manusia 😄
HUOKIO
Ohhh i see💪
HUOKIO
Oalah kok gitu 😡
HUOKIO
Mantap thor
HUOKIO
Gas pacari lqci
HUOKIO
Makin lama makin seru
HUOKIO
Lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!