NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terlambat

Cinta Yang Terlambat

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: carat18

Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"

Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 – Badai di Balik Tenang

Selamat membaca guys ❤️ ❤️ 🐸 ❤️ 🐸 ❤️

Setelah kemenangan kecil nya atas Sinta, Riani merasa sedikit lebih tenang. Setidak nya untuk sementara, ancaman dari wanita licik itu telah mereda. Namun, dalam hati kecil nya, ia tahu bahwa hidup tak akan membiarkan nya menikmati kedamaian begitu lama.

Malam itu, setelah makan malam, Dimas duduk di ruang tamu sambil membaca koran, sementara Riani membereskan dapur.

"Kamu terlihat lebih rileks sekarang," kata Dimas tanpa mengalihkan pandangan nya dari koran.

Riani tersenyum kecil sambil menaruh piring terakhir di rak. "Aku hanya lega semua nya sudah selesai."

Dimas melipat korannya dan menatap istrinya. "Sinta benar-benar menyerah?"

Riani mengangguk. "Dia tak punya pilihan. Aku yakin dia akan mencari mangsa lain setelah ini."

Dimas menghela napas lega dan menarik Riani untuk duduk di sampingnya. "Kamu luar biasa, kamu tahu?"

Riani tertawa kecil. "Aku hanya tidak mau ada yang mengusik rumah tangga kita."

Dimas mengusap tangan istri nya lembut. "Dan aku berjanji, tak ada yang bisa menggantikan mu di hati ku."

Riani tersenyum hangat, tetapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, ponselnya berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal muncul di layar.

Riani mengernyit. "Siapa ini?"

Dimas ikut menoleh. "Angkat saja."

Riani menerima panggilan itu. "Halo?"

Suara seorang wanita terdengar dari seberang sana, gemetar dan penuh ketakutan.

"Riani... Tolong aku..."

Riani menegang. "Siapa ini?"

"Aku Lisa... Aku dalam masalah..."

Riani langsung berdiri. "Lisa?! Apa yang terjadi?"

"Aku tidak bisa bicara lama. Aku... aku butuh bantuanmu. Aku di dekat hotel Grand Majestic, di parkiran basement. Aku..."

Suara itu terputus, diikuti bunyi teriakan lirih sebelum sambungan benar-benar mati.

Riani merasakan darah nya berdesir. "Lisa dalam bahaya!"

Dimas segera bangkit. "Kita harus ke sana sekarang."

Tanpa membuang waktu, mereka berdua bergegas keluar rumah.

Perjalanan ke Grand Majestic terasa seperti abad bagi Riani. Jantung nya berdebar kencang, pikirannya di penuhi kekhawatiran.

Saat mereka tiba, tempat itu tampak sepi. Parkiran basement hanya di terangi oleh beberapa lampu redup.

"LISA!" Riani memanggil, suara nya menggema di dinding beton.

Tak ada jawaban.

Dimas memegang lengan nya. "Kita harus tetap waspada."

Riani mengangguk. Mereka berjalan perlahan, mata mereka menyapu area parkiran.

Tiba-tiba, terdengar suara benda jatuh di sudut ruangan.

"Di sana!" Riani menunjuk.

Mereka berlari ke arah sumber suara dan menemukan Lisa duduk bersandar pada pilar, wajahnya penuh ketakutan.

"Lisa!" Riani bergegas menghampiri teman nya. "Apa yang terjadi?"

Lisa terengah-engah, mata nya basah oleh air mata. "Aku... Aku diikuti. Seseorang mencoba mengambil bukti yang kita temukan tentang Sinta."

Dimas menegang. "Kau diserang?"

Lisa mengangguk. "Aku berhasil lari ke sini. Tapi mereka bisa kembali kapan saja."

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat.

"Pergi dari sini!" Lisa mendesak.

Dimas segera menarik Riani dan Lisa berdiri. "Ayo!"

Mereka bertiga berlari ke arah mobil, tetapi sebelum mereka bisa mencapai pintu keluar, sosok gelap muncul di hadapan mereka.

"Lari!" Dimas mendorong Riani dan Lisa ke samping.

Pria bertubuh besar itu mencoba menyerang, tetapi Dimas menangkis pukulannya dan membalas dengan tinju ke perut.

"Masuk ke mobil!" teriak Dimas.

Riani menarik Lisa dan membuka pintu mobil dengan panik. Begitu mereka masuk, Dimas menyusul dan segera menyalakan mesin.

Ban mobil berdecit saat mereka meninggalkan parkiran dengan kecepatan tinggi.

Setelah merasa aman, mereka menepi di sebuah jalan sepi. Lisa masih terengah-engah, tangan nya gemetar.

"Lisa, siapa orang-orang itu?" tanya Riani.

Lisa menatap nya dengan wajah pucat. "Bukan hanya Sinta yang kita usik. Ada seseorang yang jauh lebih berbahaya di balik ini semua."

Dimas dan Riani bertukar pandang.

"Apa maksud mu?"

Lisa mengeluarkan ponsel nya dan menunjuk kan beberapa pesan yang baru ia terima.

"Kau pikir bisa menyentuh kami? Berhenti sekarang, atau kau akan menyesal."

Riani menggigit bibir nya. "Siapa yang mengirim ini?"

Lisa menggeleng. "Nomor tak dikenal. Tapi aku yakin ini ada hubungannya dengan Arman."

Dimas menghela napas. "Jadi, Sinta bukan hanya simpanan biasa. Dia mungkin bagian dari sesuatu yang lebih besar."

Lisa mengangguk. "Dan mereka tidak akan membiarkan kita terus mengusik mereka."

Riani mengepalkan tangan nya. "Aku tidak bisa diam saja. Jika mereka pikir aku akan takut, mereka salah besar."

Dimas menatap istri nya dengan penuh kebanggaan. "Kita harus berhati-hati. Tapi aku setuju, kita tidak boleh mundur."

Lisa menatap mereka berdua. "Aku akan mencari lebih banyak informasi. Tapi kita harus tetap waspada. Ini bukan permainan lagi."

Riani menarik napas dalam. Ia tahu ini baru permulaan.

Namun, ia tidak akan mundur.

******

Keesokan hari nya, Riani duduk di meja makan sambil menatap ponsel nya. Lisa baru saja mengirim pesan.

"Aku punya sesuatu yang bisa membantu kita. Aku akan menemui mu sore ini di kafe dekat rumah mu."

Riani menghela napas. Ia tahu Lisa tak akan menyerah begitu saja.

Dimas datang dan duduk di samping nya. "Kau yakin ingin terus melakukan ini?"

Riani menatap nya. "Jika kita mundur, mereka akan semakin merasa berkuasa. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Dimas mengangguk, lalu menggenggam tangan nya. "Aku akan selalu mendukungmu."

Sore itu, Riani bertemu dengan Lisa di kafe yang sudah mereka sepakati.

Lisa menyerah kan sebuah amplop. "Ini yang kutemukan."

Riani membuka amplop itu dan membaca dokumen di dalam nya.

Matanya membesar. "Ini… ini bukti bahwa Arman melakukan pencucian uang?"

Lisa mengangguk. "Dan Sinta mungkin terlibat."

Riani menatap Lisa. "Kita bisa gunakan ini untuk menjatuhkan mereka."

Lisa tersenyum tipis. "Tapi kita harus melakukannya dengan hati-hati."

Riani menggenggam dokumen itu erat. "Aku siap."

Ia tahu, ini akan menjadi pertarungan yang lebih besar. Tapi ia tidak akan mundur.

Karena kali ini, ia berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri.

Ia berjuang untuk keadilan.

terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️❤️❤️❤️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!