Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Punya wanita aneh itu? Tidak mungkin. Dia itu hanya wanita yang numpang hidup." Ucap Ayu yang masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh oleh salah satu pekerja di sana.
"Itu benar. Tempat ini milik Bu Arumi. Jika tidak percaya ya sudah. Tapi, Bu Arumi memang pemilik nya."
Bu Aminah yang sejak tadi ada di belakang, langsung maju ke depan dan melihat kejadian itu.
Pandangan beliau langsung mengarah ke Dika yang saat itu sedang duduk dan di beri minuman.
Walaupun wajah nya babak belur, tapi Bu Aminah masih bisa mengenali anak sulung nya itu.
Di saat Arumi sedang menyelesaikan masalah nya dengan Ayu dan kekasih gelap nya itu, Bu Aminah pun menghampiri Dika.
"Dika, apa yang terjadi pada mu? Kau membuat masalah lagi? Apa tidak cukup masalah yang kau buat selama ini, sehingga Adik mu yang harus mengurus semua nya?"
Ucap Bu Aminah, sontak membuat Arumi yang tadi nya sedang menghubungi orang kepercayaan nya, terpaksa menghentikan pembicaraan mereka.
Arumi tidak menyangka Bu Aminah yang sangat menyayangi Dika, bisa mengatakan hal itu.
Arumi malah mengira, jika Dika akan langsung di peluk saat itu juga oleh Ibu mertua nya.
"Bu, Dika tidak melakukan apapun. Ayu malah yang mencari masalah dengan Dika." Ucap Dika dengan nada lemah.
Arumi jadi kasihan melihat Abang ipar nya itu. Namun, ia harus tahu dulu apa pokok permasalahan nya, dan tidak ingin membela orang yang salah.
"Ayu itu kan Istri mu, Dika. Bukan kah selama ini kau bilang, dia Istri yang baik dan lembut? Jadi, kenapa tiba-tiba Istri mu mencari masalah dengan mu?"
"Bu, Ayu itu. Dia.. Dia itu.."
Dika tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak salah dengan apa yang dikatakan oleh Bu Aminah.
Selama ini, walaupun Ayu bersalah. Tapi Dika selalu saja membela nya di depan Bu Aminah. Jadi, wajar saja jika Bu Aminah mengatakan hal itu saat ini.
"Bu, apa Ibu sudah sesuai makan? Maaf ya, kalau buat Ibu tidak nyaman. Biar Rumi yang menangani semua ini."
"Ibu udah makan dan kenyang. Kalian malah yang sama sekali belum menyentuh makanan."
"Sudah. Nanti kami akan makan, setelah menyelesaikan semua ini."
Tidak lama kemudian, beberapa Pria berbadan rapi masuk ke rumah makan tersebut.
Mereka langsung menghadap Arumi dan langsung berdiri di depan menantu kedua nya Bu Aminah itu.
"Kalian, seret makhluk-makhluk itu dari sini. Tandai wajah mereka. Dan, jangan sampai mereka masuk ke tempat ini lagi." Ucap Arumi.
"Siap, Bu Arumi."
Beberapa Pria itu pun langsung menyuruh Ayu , Darma dan juga beberapa Pria ke luar dari rumah makan milik Arumi.
Ayu dan Darma sempat melawan, namun kekuatan dari orang-orang nya Arumi, tidak main-main. Mereka semua sudah lah terlatih.
Dan selama Arumi tinggal di desa, mereka pun selalu ada di sekitar Arumi, untuk melindungi Nona Muda mereka.
Setelah Ayu dan para pengacau itu pergi, Arumi pun menyuruh para pekerja untuk membereskan kekacauan yang telah di sebabkan oleh mereka.
"Bang, apa yang terjadi?" Tanya Romi pada Abang nya itu.
"Abang juga tidak tahu. Abang di sini bekerja Rom. Saat Abang mengantar makanan, Ayu langsung marah-marah."
"Lalu, siapa laki-laki itu?"
"Calon suami nya yang baru. Dan juga, mantan pacar nya."
"Apa?" Bu Aminah dan Arumi langsung berteriak secara bersamaan.
Sebenarnya Arumi sudah tahu. Hanya saja, Arumi berpura-pura terkejut. Ia tidak ingin ketahuan jika mencari tahu tentang mantan Istri Abang Ipar nya itu.
"Bu, maafkan Dika. Dika saat ini sedang mencoba untuk berubah. Pak Amin yang ada di mesjid mengatakan ada lowongan pekerjaan di sini. Dan, Dika pun bekerja di tempat ini."
Bu Aminah tetap tidak melanjutkan bicara nya. Beliau kembali ke tempat duduk nya untuk menikmati pemandangan yang ada di sana.
"Bang, Romi harap Abang bisa maklum jika Ibu bersikap seperti itu. Tidak mudah ada di posisi Ibu."
"Abang mengerti, Romi. Selama ini Abang sudah jahat dengan Ibu. Abang berjanji akan berubah dan membuktikan pada Ibu, jika Abang tidak akan mengecewakan nya lagi."
"Bagus. Romi akan dukung Abang. Oh ya, dimana Abang tidur selama ini?"
"Abang tidur di mesjid, sambil membantu Pak Amin menjaga nya di malam hari. Beliau sudah tua, jadi tidak sanggup jika harus menjaga nya sendirian."
"Hmm,, Abang sudah makan?"
"Sudah. Kalau begitu Abang kembali bekerja dulu, ya Romi."
Dengan wajah nya yang masih penuh luka, Dika pun masuk dan bekerja kembali. Ia benar-benar ingin membuktikan pada Ibu nya, ia sudah berubah.
Arumi dan Romi pun kembali menikmati makanan mereka, walaupun tidak berselera. Sedangkan Bu Aminah, pandangan nya tampak kosong dan hanya memandang pegunungan yang ada di depan nya.
Arumi tahu, jika Ibu mertuanya berpura-pura tak peduli. Padahal dalam hati kecil nya, pastilah Bu Aminah begitu khawatir.
"Bu, Bang Dika seperti nya sudah mulai berubah. Dan, semua yang terjadi pada Banh Dika karena perempuan itu." Ucap Arumi memulai pembicaraan.
"Ayu?"
"Iya. Ayu selama ini hanya memanfaatkan Bang Dika."
"Salah sendiri. Mengapa ia begitu bodoh, bisa di tipu oleh wanita itu. Jika saja, otak nya bisa di pakai, pasti ia tidak akan bisa di manfaatkan."
Arumi dan Romi, lagi-lagi terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Bu Aminah. Setelah itu, tidak ada lagi percakapan di antara mereka.
Arumi pun tidak ingin membahas apapun lagi tentang masalah itu. Lebih baik, ia membicarakan masalah Abang Ipar nya itu, pada suami nya saja nanti, ketika Ibu mertua nya tak ada.
"Bu Arumi, semua sudah di urus. Mereka sudah di bawa ke kantor polisi terdekat."
"Bagus. Buat mereka jera. Semua bukti, bukan kah sudah aku berikan?"
"Tentu saja. Bisa di pastikan, mereka akan menginap di penjara, sampai Bu Arumi mengizinkan mereka keluar."
"Ambil bonus mu nanti. Silakan pergi."
"Baik!"
Bu Aminah tidak menyangka, jika tempat favorit keluarga nya dulu adalah milik Arumi. Bahkan Romi pun sudah tahu segalanya.
"Arumi,"
"Iya, Bu."
"Sejak kapan tempat ini menjadi milik mu?"
"Hmm,, sejak Rumi menikah dengan Bang Romi."
"Bagaimana bisa?"
"Tentu saja bisa. Tempat ini, adalah milik kakek Rumi."
"Apa? Kakek mu?" Tanya Bu Aminah dengan sedikit terkejut.
"Ada apa, Bu? Kok Ibu begitu terkejut?"
"Pemilik rumah makan ini sebelumnya, merupakan teman dekat Bapak kalian."
"Apa? Tapi, kok Bapak berteman dengan kakek-kakek?"
"Hus,, ngomong apaan sih kamu, Romi!"
"Romi bercanda, Bu."
Hahahahahahaha
Mereka bertiga pun tertawa bersama-sama. Untuk sementara, Bu Aminah bisa melupakan kejadian tadi, yang membuat diri nya kesulitan bernafas.
kira2 gimna nntinya yahhh
lnjut kk thor 1 mslh selesai 1 lgi ada dan utk dika klo emg bisa berubah ksih dia bahgia kk thor
ketauan bodohnya