Masa depan yang bahagia telah tiada, Yuki dengan alat sihir yang diberikan oleh ayahnya kembali ke masa lalu untuk memperbaiki masa depan yang rusak.
Yuki terlempar ke tahun 2099 dimana dia dijual sebagai seorang budak dan dibeli oleh wanita dari keluarga bangsawan bernama Theresa Clorish dan diangkat menjadi penjaga keluarga Clorish.
Selain menjadi penjaga keluarga Clorish, Yuki juga harus menghentikan sesuatu yang akan menghancurkan masa depan dengan kekuatan mutan miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aidiel Batagor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi Lain
"Kenapa buru-buru?." Tanya Yuki.
"Itu karena...." Noelle merasa sedikit malu untuk mengatakannya.
Yuki yang peka terhadap situasi yang dihadapinya pun tidak melanjutkan pertanyaannya dan langsung menarik tangan Noelle.
"Jika itu penting kurasa kita harus pergi sekarang kan?." Ucap Yuki.
Noelle yang mendengar itu menjadi bersemangat dan bersiap untuk pergi. Disaat mereka keluar dari mansion, Theresa menunggu di kursi sopir dalam mobil dan sedikit menggoda mereka berdua.
"Ayo naik aku akan mengantar kalian berdua, tidak mungkin kan aku membiarkan pasangan serasi seperti kalian pergi berjalan kaki?." Goda Theresa.
"Kami bukan pasangan!." Teriak mereka berdua bersamaan.
"Lagian kenapa kakak bisa secepat ini tahu kami akan pergi?." Tanya Noelle kesal.
"Ini adalah insting seorang kakak, jadi tunggu apalagi ayo masuk." Ajak Theresa.
Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku belakang. Mereka pergi meninggalkan kediaman keluarga Clorish dan pergi menuju distrik 6. Suasana menjadi sedikit canggung diantara mereka berdua, Theresa yang melihat hal itu berinisiatif untuk memulai topik pembicaraan.
"Hei Yuki seperti apa tipe wanita kesukaanmu?." Tanya Theresa secara blak-blakan.
"Nona Theresa....aku tidak memiliki pengetahuan tentang wanita....." Ucap Yuki ragu.
"Tidak apa-apa katakan saja kau suka yang seperti apa." Bujuk Theresa supaya Yuki memberikan jawabannya.
"Kalau begitu...tipe wanita yang aku suka itu adalah wanita yang baik, bertanggung jawab, dan kuat. Kurasa hanya itu." Ucap Yuki.
"Wah kalau begitu bukankah yang kamu maksud itu Noelle?." Tanya Theresa.
Wajah Noelle menjadi merah dan membantah pernyataan Theresa. Theresa hanya tertawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda adiknya itu.
"Kalau begitu Noelle apa tipe laki-laki kesukaanmu?." Theresa menanyakan hal yang sama pada Noelle, namun dengan wajah yang sedikit licik.
"Aku tidak akan memberitahumu." Ucap Noelle memalingkan wajahnya.
Theresa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Noelle, namun sebenarnya dia tahu tipe seperti apa laki-laki yang disukainya karena hal itu terlihat dari raut wajahnya.
Setelah perbincangan mereka, Theresa menghentikan mobilnya karena mereka sudah tiba di pusat perbelanjaan distrik 6. Wilayah netral namun terkadang terjadi sedikit keributan di wilayah ini.
"Baiklah kalian pulang menggunakan kereta saja, aku ada kencan dengan Nero jadi nikmati waktu kalian berdua ya!." Theresa menginjak gas lalu melaju meninggalkan mereka berdua.
Saat Yuki berbalik untuk melihat tempat itu, Noelle sudah berlari dengan cepat meninggalkan Yuki sendirian.
"Hei tunggu!." Teriak Yuki mengejar Noelle.
Yuki berhasil menyusul Noelle dan melihatnya sangat antusias dengan sebuah boneka beruang yang cukup besar dan terlihat lembut itu.
"Jadi....apa ini alasanmu terburu-buru?." Tanya Yuki.
Noelle yang mendengar itu menjadi sedikit malu dan menganggukkan kepalanya. Noelle merasa akan sangat memalukan jika Yuki tahu bahwa dia menyukai hal-hal imut seperti ini, namun sepertinya Yuki tidak mempermasalahkan hal itu.
"Kau ingin membelinya?." Tanya Yuki.
"Jika itu bisa maka aku sudah memilikinya sejak dulu." Jawab Noelle.
Yuki memperhatikan stan tersebut dan melihat sebuah papan yang bertuliskan syarat mendapatkan hadiah utama adalah dengan cara berhasil menumbangkan semua target.
"Aku akan mencobanya." Ucap Yuki.
"Hah? Bertarung saja kau tidak bisa, bagaimana kau bisa menggunakan sebuah pistol?." Tanya Noelle meragukan kemampuan Yuki.
"Kalau tidak dicoba kita tidak akan tahu kan? Paman, aku ingin bermain." Yuki memberikan uang miliknya pada pemilik stan tersebut dan mulai membidik target yang bergerak itu.
Meskipun tidak terlalu hebat dalam bertarung, tetapi Yuki sangat terampil dalam menggunakan senjata api, itu karena semasa hidupnya Yuki selalu dipaksa harus mahir untuk menggunakan senjata api untuk melawan pasukan militer yang memburu mereka. Karena itulah pistol mainan seperti ini bukan masalah untuknya.
Dengan sorot mata yang tajam, Yuki menarik pelatuk pistol tersebut dan mulai menembak seluruh target dengan akurasi yang sempurna hingga membuat Noelle dan pemilik stan itu terkagum dengan kemampuan Yuki.
Semua target berhasil ditumbangkan oleh Yuki dalam satu kali percobaan, Noelle benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah dilihatnya. Karena seumur hidupnya, Noelle selalu gagal untuk menumbangkan semuanya.
Sang pemilik stan memberikan apresiasi kepada Yuki yang berhasil menyelesaikannya dalam satu kali percobaan. Sang pemilik pun mempersilahkan Yuki untuk memilih hadiah mana yang dia inginkan, Yuki memilih boneka beruang yang sangat diinginkan oleh Noelle.
"Ini dia." Ucap Yuki memberikan boneka beruang tersebut pada Noelle.
"Aku tidak bisa menerimanya, kau yang melakukannya maka hadiah itu adalah milikmu." Ucap Noelle menolak pemberian Yuki.
"Kalau begitu aku melakukannya untukmu, maka dari itu terimalah!." Paksa Yuki.
"Meski kau memaksaku aku tidak akan pernah menerimanya! Itu menghancurkan harga diriku!." Ucap Noelle.
"Dengar tuan putri, tidak ada yang peduli dengan harga dirimu hanya karena boneka ini." Ucap Yuki mulai merasa kesal pada Noelle.
"T-tuan putri? Sialan berani-beraninya kau memanggilku dengan panggilan seperti itu? Kau akan menyesalinya!." Teriak Noelle dengan wajah memerah.
"Baiklah jika kau tidak ingin menerimanya, mungkin aku akan menghancurkannya." Ancam Yuki dengan wajah yang menyebalkan.
Mendengar kata menghancurkan membuat Noelle menjadi panik lalu merebut boneka tersebut dari tangan Yuki dan memeluknya dengan erat.
"Baiklah daripada kau melakukan tindakan tidak terpuji itu, jadi aku terpaksa menerimanya." Ucap Noelle.
Yuki merasa sedikit lega mendengar hal itu, kemudian dia mengingatkan Noelle yang sedang sibuk memainkan boneka beruang yang baru saja diberikan oleh Yuki padanya.
"Baiklah sekarang kita harus kemana?." Tanya Yuki.
"Selanjutnya kita ke toko pakaian." Jawab Noelle.
Mereka masuk ke sebuah toko pakaian dan berkeliling sambil melihat-lihat pakaian mana yang cocok untuk mereka.
Noelle memilih pakaian untuk Yuki dengan tema yang berbeda. Yuki mencoba kedua baju yang diberikan oleh Noelle dan yang terlihat sangat cocok untuk Yuki adalah kemeja hitam dengan sedikit aksesoris yang ditambahkan oleh Noelle.
"Terlihat cocok untukmu." Puji Noelle.
Sekarang giliran Noelle untuk memilih pakaian yang akan dikenakannya di pesta keluarga Corianta nanti. Noelle mulai mencoba semua pakaian yang menurutnya bagus namun tak satupun cocok untuknya.
"Bagaimana dengan ini?." Tanya Yuki menyerahkan sebuah gaun berwarna merah terang pada Noelle.
"Ini sedikit terbuka tapi kurasa tidak ada salahnya untuk dicoba." Ucap Noelle mengambil gaun itu lalu masuk ke ruang ganti.
Setelah selesai, Noelle keluar dari ruang ganti dengan gaun yang diberikan oleh Yuki tadi. Noelle terlihat sangat cantik dan anggun hingga membuat Yuki sedikit terpesona.
"Bagaimana menurutmu?." Tanya Noelle.
"Yah, itu....cocok untukmu, kau terlihat cantik saat mengenakannya." Puji Yuki lalu dia langsung mengalihkan pandangannya.
Noelle menjadi sedikit tersipu karena pujian Yuki yang menyebutnya cantik. Tanpa pikir panjang Noelle memilih gaun ini untuk dia beli dan hal itu membuat Yuki terkejut karena dia tidak menyangka bahwa Noelle menyukai gaun yang dia pilih secara tidak sengaja itu.
Setelah membayar mereka berdua keluar dari toko tersebut dan melihat jam. Mereka masih memiliki waktu sebelum matahari terbenam.
"Apa kau lapar?." Tanya Noelle.
"Sedikit." Ucap Yuki.
Noelle pun menarik tangan Yuki dan membawanya ke sebuah toko kue yang tak jauh dari tempat mereka berada dan masuk ke dalam toko kue tersebut.
Noelle menyuruh Yuki untuk menunggu di meja makan, sedangkan dia akan pergi memesan untuk mereka berdua.
"Rasa apa yang kamu suka?." Tanya Noelle sebelum pergi.
"Pesan saja yang sama dengan milikmu." Jawab Yuki tak mau pilih-pilih.
Noelle pun mengangguk dan berjalan ke arah meja kasir untuk memesan. Sementara menunggu Noelle, Yuki memandang ke arah luar jendela melihat pemandangan distrik 6 yang benar-benar berbeda dengan yang ada di era nya.
Tak berselang lama, Noelle kembali dan membuyarkan lamunan Yuki. Noelle memberikan kue dengan krim stroberi yang dia pesan pada Yuki.
"Kau bilang kamu ingin memesan yang sama dengan milikku kan? Ini dia kue dengan krim stroberi kesukaanku." Ucap Noelle.
"Terimakasih." Balas Yuki lalu memakan kue itu.
Gigitan pertama mendarat di mulut Yuki, setelah mengunyahnya beberapa saat, rasa manis dari krim stroberi itupun terasa dan membuat Yuki ketagihan dan memakannya dengan lahap.
"Ini enak!." Ucap Yuki menghabiskan kue miliknya.
"Benarkan? Selera ku memang yang terbaik." Ucap Noelle memuji dirinya sendiri.
Setelah mereka selesai makan, Noelle mengajak Yuki untuk mencoba beberapa wahana. Yuki hanya mengikuti kemauan Noelle dan mereka mencoba untuk naik roller coaster.
"Jangan tegang begitu, apakah kamu takut?." Ejek Noelle.
"Jangan meremehkanku nona." Balas Yuki.
Noelle tersenyum dan mereka pun duduk di kursi mereka lalu memasang sabuk pengaman mereka.
Roller coaster pun melaju dengan kecepatan tinggi. Penumpang lain berteriak dengan histeris namun tidak dengan Noelle, wajahnya terlihat tenang padahal sebenarnya dia ingin berteriak, berbeda dengan Yuki yang benar-benar tidak menunjukkan ekspresinya sama sekali dan terlihat menikmatinya.
Setelah turun dari wahana itu Noelle merasa sedikit pusing sementara Yuki lepas dari semua efek samping yang dialami oleh penumpang lain.
"Apa-apaan kau ini? Kenapa kau tidak merasakan apapun?." Tanya Noelle dengan sedikit kesal.
"Aku tidak tahu." Ucap Yuki.
Setelah selesai dari wahana roller coaster, Noelle melihat sebuah stan foto dan mengajak Yuki ke sana. Mereka mengenakan aksesoris yang tersedia dan berfoto bersama dengan berbagai macam gaya dan ekspresi.
Setelah selesai mereka melihat hasil fotonya bersama untuk memilih foto mana yang akan mereka ambil.
"Ini terlihat bagus, wajahmu terlihat seperti ikan mati." Ejek Noelle sambil menunjuk salah satu foto yang dia pegang.
"Bagus darimana?." Tanya Yuki pada Noelle.
Noelle tertawa mendengar ucapan Yuki. Sifat yang sangat jarang ditunjukkan oleh Noelle benar-benar terlihat oleh Yuki hari ini, Yuki tersenyum lembut ke arah Noelle dan membuat wajah Noelle memerah.
"K-kenapa kau tiba-tiba tersenyum kepadaku seperti itu?." Tanya Noelle sambil mencubit wajah Yuki.
"Tidak ada, hanya saja aku benar-benar melihat sisi lain darimu yang berbeda dari biasanya." Jawab Yuki sambil melepaskan tangan Noelle dari wajahnya.
Noelle menjadi semakin malu mendengar itu lalu memalingkan badannya dan mengajak Yuki untuk segera pulang meskipun matahari masih belum terbenam.
Mereka pergi ke stasiun yang berada tidak jauh dari pusat perbelanjaan. Noelle merasa sedikit senang hari ini namun dia tidak tahu kenapa dia bisa merasa senang seperti itu.
Noelle melirik ke arah Yuki yang membawa barang belanjaan yang mereka beli tadi, Noelle langsung mengalihkan pandangannya dari Yuki dan menatap ke bawah.
"Tidak mungkin kan? Aku....menyukai Yuki?." Ucap Noelle bertanya-tanya dalam hatinya.
Noelle berusaha menghilangkan hal itu dari pikirannya dan berusaha kembali untuk berpikir jernih namun yang ada di kepalanya saat ini hanyalah momen yang dia lakukan hari ini bersama Yuki.
"Aghhh tidak mungkin kan aku jatuh cinta pada pandangan pertama?." Teriak Noelle dan membuat Yuki yang berada disampingnya terkejut.
"Ke-kenapa tiba-tiba berteriak?." Tanya Yuki melihat ke arah Noelle.
Noelle yang sadar bahwa secara tidak sengaja berteriak menjadi panik dan malu.
"Bukan apa-apa! Lupakan apa yang barusan kau dengar!." Ucap Noelle sambil berjalan dengan lebih cepat.
"Hei tunggu!." Teriak Yuki berusaha mengejar Noelle.
Setibanya mereka di stasiun, mereka tidak saling berbicara satu kata pun, begitu juga di dalam kereta. Noelle hanya duduk termenung disebelah Yuki yang tertidur.
"Kurasa....Aku menyukaimu, Yuki." Kalimat itupun keluar dari mulut Noelle dengan senyum diwajahnya.