NovelToon NovelToon
MENGHAPUS JEJAK

MENGHAPUS JEJAK

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / PSK / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:139.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S 2. Novel "Jejak Luka"

Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca Novel ini. Agar bisa mengikuti lanjutan kisah 'rudapaksa yang dialami oleh seorang gadis bernama Enni bertahun-tahun.

Setelah berhasil meloloskan diri dari kekejaman seorang pria bernama Barry, Enni dibantu oleh beberapa orang baik untuk menyembuhkan luka psikis dan fisiknya di sebuah rumah sakit swasta.

"Mampukah Enni menghapus jejak trauma masa lalu dan berbahagia?"

Ikuti kisahnya di Novel "Menghapus Jejak"

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia selalu. ❤️ U. 🤗


Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. MJ 25.

...~•Happy Reading•~ ...

Bagas berlaku seolah tidak melihat apa yang sedang diperhatikan Enni. Ia meletakan begitu saja lembaran kertas di atas ranjang, lalu  bantu melepaskan selimut Enni yang diselip di pinggiran kasur. Agar semua selimut bisa ditarik ke arah Enni dan supaya bisa memudahkan Enni bergerak, jika diperlukan.

Kemudian ia melipat selimut ke arah kaki Enni yang sudah dilipat. "Saya mau anda melihat semua foto ini. Apakah di antara orang-orang ini, ada yang anda kenal atau tidak..." Bagas berkata sambil menyusun banyak foto pria di atas bagian kaki kasur.

"Mariii... Coba perhatikan baik-baik semua gambar ini. Apakah ada yang anda kenal?" Bagas menyusun semua gambar secara acak dan tidak ada nama di gambar-gambar tersebut. Ia hanya menulis  nomor di setiap gambar yang diprint oleh anggota teamnya.

^^^Ia mau Enni benar-benar kenal wajah orangnya, bukan karena membaca nama yang tercantum. Agar kesaksian dan keterangannya lebih akurat. Bukan saja padanya, tetapi juga pada aparat yang akan meminta keterangan darinya.^^^

^^^Enni jadi duduk agak maju, lalu menunduk dan melihat satu persatu sambil menunjuk dengan jari-jarinya. Bagas terkejut melihat jari Enni yang lentik, tapi kuku jari Enni dipotong sangat pendek, tanpa ada kuku. Dia hanya memperhatikan, tanpa bertanya agar tidak mengganggu konsentrasi Enni pada gambar-gambar yang sedang diamatinya.^^^

Tiba-tiba Enni menarik tangannya dengan wajah memucat. "Ada apa...? Ada yang anda kenal?" Bagas segera berdiri dari kursi dan memperhatikan arah tatapan Enni ke gambar yang ada di atas ranjang.

"Iya, Pak. Itu orangnya yang nomor 8..." Enni tidak lagi menunjuk gambar-gambar dengan jarinya, tapi menegakan punggungnya dan hanya menunjuk dari jauh kearah foto nomor 8 dengan wajah yang sudah berubah.

"Siapa dia...?" Tanya Bagas yang sudah merekam pembicaraan mereka sejak mengeluarkan lembaran kertas print dari dalam tasnya untuk dokumenasi.

"Itu orang yang bernama Barry, Pak..." Enni berkata cepat dan tegas. Nada suaranya agak naik level, mengisyaratkan dia mulai emosi. Bagas jadi memperhatikan gambar yang ditunjuk Enni.

"Anda yakin...?" Bagas bertanya serius sambil menatap Enni untuk menguatkan keterangannya.

"Yakin 1000 %, Pak..." Jawab Enni cepat sambil mengangguk kuat. Dia sangat mengingat wajah Barry yang tidak akan pernah hilang dari ingatannya.

"Kelebihan 1 nol. Cukup 100 saja... Saya percaya, jika anda yakin itu orangnya." Bagas berusaha menurunkan level emosi Enni saat melihat gambar Barry.

"Iya, Pak. Saya yakin, sangat. Itu orangnya." Jawab Enni lagi cepat dan mengangguk untuk meyakinkan Bagas.

"Saya percaya. Siniii... Berikan tanganmu." Bagas menyodorkan telapak tangan kirinya yang sudah terbuka ke arah Enni yang masih tegang.

^^^Dengan ragu dan tidak mengerti, perlahan Enni mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh tangan kiri Bagas. Perlahan, Bagas menggenggam tangan Enni, lalu mendekatkan tangan Enni ke gambar yang dia maksudkan.^^^

^^^Bagas terus menggenggam tangan Enni, sebab ia merasakan ketegangan dan getaran pada jari-jari Enni yang makin mendekati gambar wajah Barry.^^^

"Ini hanya gambar... Ada saatnya anda akan bertemu dengan aslinya. Jika anda sudah takut pada gambarnya, bagaimana dengan aslinya?" Bagas membiarkan Enni menyentuh gambar Barry beberapa saat.

"Saya akan lepaskan tangan dan anda pegang sendiri gambarnya. Supaya anda tau dan rasakan, itu tidak ada apa-apanya." Perlahan Bagas melepaskan tangannya yang sedang memenggang tangan Enni.

^^^Enni yang hendak manarik tangannya, tertahan oleh ucapan Bagas. Dia berusaha bertahan dengan memegang gambar Barry. Dia tetap bertahan di wajah Barry, walau ingin mencakar wajahnya.^^^

^^^Semua respon Enni diperhatikan oleh Bagas. Ia melihat ada amarah di wajah Enni, tapi ia tetap membiarkan Enni melalui prosesnya. Agar dia bisa berhadapan dengan Barry di real.^^^

"Mengapa saya katakan ini, sebab jika semua proses berjalan lancar, kita akan bertemu dengan orang ini." Bagas menunjuk gambar Barry dengan serius.

"Saat itu, anda harus berjuang bersama kami untuk mendakwa dia untuk semua perbuatannya. Saya hanya ada di samping untuk mendukungmu. Tapi anda harus kuat berhadapan dengan dia." Bagas mengingatkan lagi.

"Anda tidak boleh terintimidasi oleh kehadirannya atau ucapannya yang memprovokasi atau menyalahkanmu." Bagas berkata sambil melihat Enni dengan serius.

^^^Enni mengangguk lalu menarik tangannya dari foto Barry. Dia mengerti maksud Bagas, jadi dia harus kuat. Agar bisa melawan orang yang telah merusak hidupnya.^^^

"Jika bertemu dengannya nanti, anggap saja dia seperti gambar itu. Tapi jangan berpikir untuk merobek wajahnya seperti tadi, mau merobek gambarnya." Bagas berusaha menurunkan emosi Enni, sebab melihat jari-jari Enni yang akan mencengkram lembaran gambar Barry.

"Tapi saya bertemu dia, ada bapak, kan?" Enni tiba-tiba bertanya serius sambil menegangkan punggungnya dan melihat Bagas.

"Iyaa... Selama proses hukum berlangsung, kami selalu dampingi anda. Tidak usah pikirkan atau khawatir soal itu." Enni mengangguk dengan wajah yang mulai tenang.

"Ada lagi yang mau ditanyakan?" Bagas jadi tersenyum dalam hati melihat Enni menggeleng, tapi wajahnya menunjunkan sedang berpikir.

"Baik... Kalau begitu, coba lihat lagi. Apa ada yang dikenal lagi atau tidak." Bagas berkata sambil mengambil gambar nomor 8 yang dikenal Enni sebagai Barry lalu mencantumkan namanya di belakang gambar. Kemudian ia memasukan ke dalam tas kerjanya.

"Yang nomor 12 juga, Pak." Enni berkata sambil menunjuk gambar nomor 12 diantara gambar yang ada di atas ranjang.

Bagas mengambil gambar yang dimaksud Enni. "Siapa dia, dan anda tau namanya...?" Tanya Bagas sambil memegang gambar nomor 12 dan menunjukkan kepada Enni.

"Tidak tahu namanya, Pak. Tapi saya kenal orangnya. Dia yang antar semua keperluan saya ke kamar Barry." Enni menjelaskan tentang orang yang sering disuru Barry untuk mengurusnya di kamar, saat disekap.

"Baik..." Bagas membalikan gambar nomor 12 lalu menulis tanda tanya di belakang gambar tersebut. Kemudian ia memasukan gambarnya ke dalam tas, digabungkan bersama gambar Barry.

"Coba lihat lagi, mungkin ada yang masih dikenal..." Bagas menunjuk semua gambar yang masih tersisa kepada Enni.

"Tidak ada lagi, Pak." Jawab Enni setelah meneliti satu persatu gambar yang ada di atas ranjang dengan teliti.

"Baik..." Bagas merapikan semua lembaran gambar, lalu dimasukan ke dalam tas kerjanya. Kemudian ia mematikan alat perekam dan juga menyimpannya.

"Sekarang kita santai sebentar, sebelum kita maju ke situasi berikutnya." Bagas langsung merapikan selimut yang tadi dilipat ke arah kaki Enni. Sontak Enni merapikan duduknya.

"Kau sudah siap untuk keluar dari sini, jika diinjinkan pulang oleh dr Kiran?" Tanya Bagas yang sudah meletakan kedua lengannya di pinggiran tempat tidur dan menengada ke arah Enni.

^^^Posisi duduk Bagas di kursi dan Enni yang duduk di atas ranjang membuat dia lebih tinggi dari Bagas. Apa lagi Bagas agak membungkuk dan meletakan lengangnya di pinggir ranjang untuk menopang tubuhnya, dan berbicara santai ke arah Enni yang tidak siap.^^^

Posisi Bagas membuat ia lebih dekat ke arah Enni. Sikap Bagas yang tiba-tiba berubah dari saat meminta keterangan sebagai pengacara membuat Enni jadi tertegun dan juga kikuk.

...~▪︎▪︎▪︎~...

...~●○¤○●~...

1
Sheety Saqdiyah
terimakasih banyak² buat author, yg telah menyajikan cerita yg bukan hanya sekedar menghibur saja, tp jg memberikan pesan² kehidupan yg luar biasa.. /Good//Good//Good//Good//Good/
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Waaaah . 🤭👍🏻❤️ Makasih dukungannya Kak. smg sehat & bahagia sllu. 🙏😍🤗
total 1 replies
Betty
bagus jg menguras air mata & emosi.
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: wuaaaah 🤭👍🏻❤️
Makasih dukungannya Kak ..🙏😍🤗
total 1 replies
sukensri hardiati
/Pray//Ok//Good//Heart//Rose//Gift/
sukensri hardiati
alhamdulillah.....makasiiih...../Heart/
sukensri hardiati
/Sob//Sob//Heart/
sukensri hardiati
baru nemu ini setelah selesai baca kualitas mantan...
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Oh iya Kak. makasih dujungannya.🙏❤️😍🤗

itu novel lanjut dari "Jejak Luka" 🙏
total 1 replies
Agus Tina
Baguus sekali ceritanya ....serasa benar2 ikut dlm persidangan Enni
Gendhis
saking lama nya di sekap oleh berry, untuk di jadikan budak pemuas nafsu,
Gendhis
yuhhhhh🙈🙈🙈🙈 berfungsi lagi gak tuh joni nyaa 🤣🤣🤣
☠ႦαRAkudA
lanjuuut
☠ႦαRAkudA
berdoa lah, Krn usaha tanpa doa bagai sayur tanpa garam
☠ႦαRAkudA
semoga hari pembalasan buat si durjana segera tiba
☠ႦαRAkudA
cerdas sekali kau dokter..
☠ႦαRAkudA
bener2sadis yg nyiksa ya...sereem
☠ႦαRAkudA
kabur yg jauuuuh en, yang gak mungkin ditemukan oleh orang2 tak berhati itu
Bambut That
woiiiii.... keren thor... makasih banyak banyak ya thor... kisah nya buat ku meleleh
Bambut That
bisa meleleh dibuatnya
Bambut That
Emily jadian sama Bram saja
Bambut That
cinta
Bambut That
mungkin Prita harus tewas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!