SPIN OFF "SUGAR AUNTY"
Layu sebelum berkembang, mungkin itu istilah yang pas untuk menggambarkan keadaan Amanda.
Belum sempat perasaannya tumbuh berbunga-bunga, ia malah melihat surat undangan pernikahan, di mana ada nama Saga, lelaki yang dicintainya, di sana.
Habis sudah perasaannya harus ia cabut paksa sampai ke akar saat dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan pesta pernikahan pria pujaannya.
Dan tepat pada hari itu juga, dia merasakan sebuah kesialan karena harus bertemu dengan pria menyebalkan. Seorang pria yang ternyata akan menjadi Boss di tempat magangnya.
Bagaimana kisah mereka akan berlanjut, apakah Amanda mampu bertahan dengan Bossnya yang super galak dan melupakan cintanya terhadap Saga si asisten tampan? Cus kepoin ceritanya di FIERCE BOSS OR HANDSOME ASSISTEN 🤗
Follow Ig @nitamelia05
Salam Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Kesalahpahaman
"Perfect, pilihan Dominic tidak salah," ujar Sarah setelah menilai penampilan Amanda dari atas sampai bawah. Ia yakin bahwa Amanda adalah gadis yang dimaksud oleh putranya.
Sementara itu Amanda hanya bisa menautkan kedua alisnya. Tak paham dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulut wanita paruh baya itu. Perfect apanya? Tidak salah apanya?
"Maaf, Nyonya, saya tidak mengerti dengan apa yang anda ucapkan, dan sekali lagi saya mohon, anda jangan salah paham," ujar Amanda dengan wajah memelas.
Padahal dia ingin menjelaskan situasi yang baru saja terjadi, agar Sarah tidak salah paham, tetapi wanita itu malah terus-menerus menatap dirinya dengan penuh selidik dan melayangkan kalimat yang terdengar ambigu.
Sarah tersenyum tipis seraya mengulurkan tangannya yang lentik. "Kamu tidak perlu gugup seperti itu, Sayang. Kenalkan aku Sarah, ibu Dominic, dan lebih tepatnya calon mertuamu."
Bukannya menjabat tangan Sarah, Amanda justru melebarkan mata dan mulutnya secara bersamaan. Sumpah demi apapun, jantungnya terasa seperti terjun bebas, hingga menyisakan debar yang begitu keras.
"Nyonya, saya dan—"
"Untuk apa Mommy datang?" sambar Dominic memotong ucapan Amanda, seraya menarik tangan gadis itu ke belakang punggungnya. Membuat Sarah semakin percaya kalau ada hubungan di antara keduanya.
Melihat itu, Sarah menjadi gemas karena akhirnya sang anak menemukan tambatan hatinya, tanpa harus ia yang sibuk mencari ke sana ke mari.
"Lucas bilang kamu sakit. Karena Mommy yakin kamu tidak akan pulang, jadi Mommy memutuskan untuk datang. Dan ternyata, kamu sedang diurusi oleh si cantik ini," jawab Sarah seraya melirik Amanda yang sedari tadi hanya bisa terbengong-bengong. Karena belum menyadari situasi yang tengah dia hadapi sekarang.
"Aku tidak apa-apa, hanya kelelahan. Istirahat sebentar juga sembuh."
"Oh tentu saja, kamu tidak butuh obat."
Lagi-lagi wanita itu melirik ke arah Amanda dengan pipi yang tersipu, membuat gadis itu semakin bingung.
"Jadi benar ya apa kata Sesil, kamu menyembunyikan dia di sini. Pantas betah sekali tinggal di hotel," sambung Sarah, kini kakinya melangkah ke arah Sofa dan mengambil buah-buahan yang sudah tersedia.
"Memangnya wanita itu bilang apa?" tanya Dominic dengan satu alis yang terangkat. Tak memedulikan Amanda yang sedari tadi memukul-mukul punggungnya. Agar diberi kesempatan untuk bicara.
"Sesil bilang, dia kemarin datang ke sini, tapi kamu mengabaikannya dan lebih sibuk dengan seorang gadis bernama Maman. Ya, kalau tidak salah namamu Maman ya," ujar Sarah dengan wajah sumringah, sementara Amanda semakin merasa jengah, karena namanya yang indah harus berubah gara-gara mulut sialan Dominic.
"Mommy sangat penasaran, Dom, jadi Mommy datang sekalian menjenguk kamu. Dan ternyata benar, putraku baru saja mendapatkan bunga yang baru mekar," sambung wanita itu dengan nada bangga.
Amanda sudah tak tahan lagi, dia segera keluar dari persembunyian untuk membantah semua ucapan ibu Dominic.
"Anda salah—"
Dominic kembali menarik tangannya hingga ucapan itu terputus. Bahkan kepala Amanda membentur dada bidang Dominic sedikit keras, membuat gadis itu ingin mengumpat.
"Diamlah, jangan halangi aku. Aku mau menyelesaikan kesalahpahaman ini!" cetus Amanda, tetapi Dominic tak mengindahkan ucapan gadis itu. Baginya ini semua adalah bentuk keberuntungan, karena dengan begitu Sarah tidak akan menjodohkannya lagi dengan wanita mana pun.
"Nyonya!" panggil Amanda sedikit berteriak. Namun, bersamaan dengan itu tiba-tiba Dominic melingkarkan tangan di sepanjang perutnya.
"Sayang, aku lelah berdiri terus, bisakah kita duduk saja?" sela pria itu, membuat tubuh Amanda langsung membeku seketika.
Sementara Sarah tersedak buah yang sedang dikunyahnya. Karena untuk pertama kali, dia melihat Dominic bermesraan dengan seorang wanita.
"Oh my God, Dom, kamu membuat Mommy terkejut. Baiklah-baiklah, Mommy akan keluar dari sini dan lanjutkan kegiatan kalian. Tapi ingat, setelah ini kamu harus membawa Maman ke rumah," ujar Sarah seraya bangkit dari sofa.
Dia seperti paham dengan isyarat yang Dominic berikan agar ia keluar dari kamar ini. Dan hal tersebut membuat Amanda semakin gelagapan.
"Nyonya, tolong jangan—"
"Sayang," rengek Dominic membuat Amanda semakin frustasi, dengan reflek dia meronta dan berteriak kencang.
"Apa sih?"
"Astaga, maafkan Mommy ya, karena Mommy datang sembarangan kekasihmu jadi marah-marah. Lain kali kita pasti bertemu lagi, see you, Maman," ucap Sarah sebelum menutup pintu, membuat Dominic semakin merasa puas.
Sementara Amanda rasanya ingin menangis. Bahkan karena saking gemasnya dia meraih tangan Dominic lalu digigit dengan kuat.
"ARGH!" teriak pria itu dengan kencang, karena Amanda menggigit bagai seorang vampir.
Bukannya menyelesaikan kesalahpahaman. Suara teriakan Dominic malah semakin membuat Sarah berpikir ke mana-mana. "Hah, ternyata mereka benar-benar melakukannya. Gadis itu sepertinya sedikit ganas, Dominic sampai berteriak kencang begitu. Tapi baguslah, itu artinya anakku normal."
***
Maaf ye ibu sama anak sama gilanya🤣🤣