Terpaksa Menikah Dengan Calon Suami Kakakku

"Aku gak nyangka Jingga seperti ini. Apa aku begitu buruk sehingga dia memperlakukan aku seperti ini," gumam Aby setelah Michelle pergi.

"Tidak, tidak sama sekali. Tidak ada sedikitpun kekurangan pada diri Anda hanya saja Jingga lebih memilih laki-laki lain mungkin karena dia melihat laki-laki itu lebih muda atau lebih berani."

"Maksud kamu apa?"

"Saya yakin Anda mengerti. Melihat foto itu, gaya berpacaran mereka terbilang sangat berani bahkan sangat gila. Mana ada orang pacaran tidur dalam kamar yang sama dengan keadaan tanpa busana. Saya pikir laki-laki itu begitu berani melakukan itu sementara Anda ... yang saya lihat Anda tidak pernah melakukan sesuatu yang lebih dari pegangan tangan dan berpelukan saja."

"Saya terlalu takut melakukan hal gila itu dan lagi saya tidak ingin merusak gadis yang saya cintai."

Ya, Aby memang tidak pernah menyentuh Jingga sampai berlebihan, baginya melakukan sesuatu yang berlebihan saat masih pacaran adalah sebuah perusakan pada gadis yang dicintainya.

Karena itu Abymana hanya berani memeluk dan mencium saja itupun tidak setiap hari atau setiap bertemu dilakukannya.

Aby hanya sesekali mencium kening Jingga, hanya saat-saat tertentu saja.

"Setelah ini apa yang akan Anda lakukan?"

"Entahlah, saya sendiri tidak tahu."

"Saya bicara bukan sebagai asisten Anda, saat ini kita bicara sebagai seorang sahabat. Menurut saya, Jingga tidak layak untuk diperjuangkan."

"Kamu bisa saja berbicara seperti itu karena kamu tidak merasakan apa yang saya rasakan."

"Saya tahu, tapi untuk apa memperjuangkan gadis yang sudah rusak oleh orang lain dan yang lebih parah lagi, dia lari bersama laki-laki itu satu hari sebelum pernikahan kalian dilangsungkan."

Aby terdiam, wajahnya terlihat lesu dan sedih tapi dia tak mengeluarkan air mata sebagai perwakilan kesedihan yang dirasakannya.

"Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa saja Jingga dan orang tuanya memang sudah merencanakan ini dari awal. Mereka sengaja menjadikan Mawar sebagai pengganti Jingga dihari pernikahan kalian. Mungkin saja sebenarnya bukan Jingga yang ingin mereka nikahkan dengan Anda, mungkin saja dari awal Mawar lah yang akan mereka nikahkan dengan Anda."

"Dirga kamu bicara apa? Tolong jangan buat saya semakin pusing."

"Ayo kita pulang. Saya akan mengantarkan Anda sampai rumah."

"Aku mau pergi ke bar."

"Untuk apa? Selama ini Anda tidak pernah ke tempat seperti itu, jangan sampai menimbulkan masalah lain yang lebih rumit."

"Jangan banyak bicara. Turuti saja apa yang saya minta."

**********

Di rumah Abymana.

"Astaga, aku ketiduran." Mawar membuka matanya lalu mencari Abymana di sekeliling kamarnya.

"Dimana dia?" gumamnya.

Ditatap nya jam didinding sudah menuju pukul dua puluh tiga lewat empat puluh lima menit.

"Sudah mauk tengah malam. Jangan-jangan dia tidur di luar lagi." Mawar beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar dari kamarnya!

"Awh, kenapa sakit sekali," ringis Mawar sembari mendekap dadanya yang terluka.

"Benar kata Aby, sakitnya baru terasa di malam hari."

Setelah tiba di ruang keluarga, dirinya tak menemukan sosok Aby, di semua ruangan rumah itu pun dirinya tak bisa menemukan laki-laki yang menikahinya beberapa hari yang lalu.

Mawar pun berjalan keluar rumah untuk menemui tiga bodyguard Aby!

"Nona Muda, kenapa Anda keluar rumah malam-malam gini?" tanya Frans.

"Saya lagi nyari Tuan Muda. Apa kalian tahu dia kemana?"

"Tuan Muda pergi bersama Pak Dirga."

"Pergi kemana? Kok saya gak tahu."

"Maaf Nona, kami tidak tahu."

Mawar tak berucap lagi, dia segera kembali masuk ke dalam rumahnya sembari menahan rasa sakit dari luka yang dideritanya!

"Mawar! Kamu habis ngapain di luar?" tanya Randy yang kebetulan terbangun karena kehausan.

"Papa. Aku habis nyari T– eh maksudnya Mas Aby. Dia gak ada di kamar jadi aku mencarinya."

"Aby tidak ada? Kemana dia? Bisa-bisanya dia pergi ninggalin kamu saat kamu kayak gini."

"Papa, jangan emosi dulu mungkin Mas Aby pergi karena ada urusan mendadak."

"Urusan apa malam-malam gini?"

"Ya udah lah Pa. Papa istirahat aja lagi ya, aku juga mau istirahat."

"Ada apa ini, meeting tengah malam gini?" tanya Ratu yang kebangun saat mendengar suara suaminya yang berbicara dengan nada keras.

"Jam segini Aby belum pulang. Keterlaluan dia, udah tahu istrinya lagi sakit malah ditinggal gitu aja."

"Udahlah Pa, Ma lagian aku juga tidak apa-apa."

"Jadi Aby belum pulang?"

"Mama tahu dia kemana?" tanya Randy dan Mawar secara berbarengan.

"Iya tadi sore dia pergi bersama Dirgantara untuk menemui pacarnya Dirga."

"Dia bilang sama Mama?"

"Nggak, sebelum pergi sempat ngobrol sama Nasya."

"Keterlaluan, masa jam segini belum pulang juga."

"Gak apa-apa Pa. Aku mau istirahat lagi aja ya."

"Mawar, kamu gak kenapa-kenapa Aby belum pulang jam segini?" tanya Ratu yang merasa tak enak hati pada Mawar.

"Gak apa-apa Ma, biasanya juga kalau gak ada keperluan mendesak dia gak pernah pergi malam."

"Selama menikah dengan kamu, apa dia pernah menyakiti kamu baik fisik maupun batin? Apa dia pernah memperlakukan kamu dengan tidak baik."

"Tidak, Pa. Mas Aby orang yang baik dan lembut, dia baik kok baik banget malah."

"Syukurlah. Kamu lagi sakit, istirahat sana, Nak atau mau Mama temani?"

"Tidak usah Ma, aku baik-baik saja."

"Ya sudah, istirahat ya."

**********

"Jingga, kamu mau aku melakukan itu sama kamu hah? Kenapa kamu gak bilang, kenapa kamu malah mencari kepuasan dari laki-laki lain? Jingga jawab Jingga, jangan diam saja," ucap Aby yang sudah mabuk karena mengonsumsi minuman beralkohol.

Aby meraba pipi Dirga dengan lembut sembari mengucapkan kata-kata yang mungkin ingin dikatakannya pada Jingga.

Dirga terus menepis tangan Aby yang terus meraih pipinya bahkan meraba dada hingga perutnya.

"Astaga, Anda sudah mabuk berat. Bahaya kalau ada gadis yang lewat," gumam Dirga.

Aby yang sedang duduk di kursi khusus pengunjung terus meracau mengucapkan kata-kata dengan suara yang terdengar tidak jelas. Minuman beralkohol yang ia minum rupanya membuatnya mabuk dan lupa pada semua orang disekelilingnya, saat itu hanya ada Jingga dikepalanya.

"Tuan, ayo kita pulang! Jangan minum lagi."

"Jingga, kamu ingin mengajak aku kemana hah?"

Aby terus memapah Abu untuk keluar dari Bar tersebut!

Setelah memasukkan Aby kedalam mobilnya, Dirga pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang!

"Gak mungkin aku bawa Tuan Muda pulang ke rumahnya nanti yang ada orang tuanya akan marah, belum lagi Mawar yang sedang sakit, dia pasti akan menjadi pelampiasan Tuan Muda."

Dirga memutar balikkan mobilnya dan merubah arah jalan yang sedang ia lalui. Keadaan Aby yang tak memungkinkan untuk dibawa pulang ke rumahnya, Dirga pun langsung berpikir cepat dan akhirnya membawa Aby pulang ke rumahnya!

Bersambung