NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Penguasa

Menikahi Tuan Penguasa

Status: tamat
Genre:Nikahkontrak / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: nanayu

Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Charlotte dan Mona kini berdiri didepan dinding kaca didalam Kafe sedang mengamati Lexy yang tengah mendekati salah satu bodyguard Xavier. Laki-laki itu duduk di dekat mobil yang terparkir dipinggir jalan. Sejak tadi pandangan orang itu tidak lepas dari tempat Kafe dimana Charlotte berada. Beberapa teman-temannya juga menyebar seolah berbaur dengan sekitar, seperti orang biasa.

Tampak Lexy berjalan dengan percaya diri, sesekali dirinya melirik kebelakang untuk menyakinkan kedua sahabatnya jika dirinya akan berhasil kali ini. Sesekali senyum usil tersungging dibibirnya memikirkan hal yang akan dilakukan.

Lexy berjalan mendekati salah satu bodyguard itu tanpa merasa takut. Dirinya berhenti tepat disampingnya alih-alih untuk menyeberang jalan. Sudut matanya melirik ke bodyguard itu sekilas dan sedikit menurunkan tas kecilnya.

Beberapa detik kemudian, tas Lexy terjatuh ke bawah . Dirinya seolah tak menyadari hal itu dan melanjutkan niatnya menyeberang jalan. Dengan santainya  Lexy berjalan santai ketika tak mendapati satu pun kendaraan melintas di jalan.

“Nona, tunggu.”

Hampir saja dirinya sampai di ujung jalan, bodyguard yang diincarnya tadi berlari menuju arahnya seraya menenteng tas miliknya yang sengaja dijatuhkan.

“Ya?”

“Ini milik Nona bukan? Tadi jatuh disana.”

Lexy melirik tasnya sekilas, lalu seperkian detik kemudian ekpresi wajahnya kini berubah cemas. “Astaga! Kenapa tasku bisa ada ditanganmu!!” teriaknya dengan suara keras, Dia mulai berakting seakan-akan terkejut.

“Emb, tadi jatuh disana.”

“BOHONG!!! Pasti kamu yang ambil kan!” suara Lexy semakin dinaikkan hingga membuat orang-orang disekeliling mereka menoleh penasaran.

“Tidak Nona. Saya tidak berbohong. Saya melihatnya jatuh disana dan langsung ingin memberikannya pada Nona.” Bantah Bodyguard itu.

“Halah, Maling mana mau ngaku. Sini berikan padaku!!”

Lexy mengambil kasar tasnya dan langsung membukanya ditempat. Entah apa yang dia cari, wanita itu sibuk mengobrak-abrik isi tas miliknya.

“Cincinku hilang! Cincin wasiat orang tuaku tidak ada! Hey kau! Pasti kau yang sembunyikan cincin milikku itu!!! Jawab!” teriak Lexy sambil menunjuk wajah bodyguard itu.

 

 

“A-apa? Saya tidak menyembunyikan apapun.”

“Halah, bohong! Aku sangat yakin tadi menaruhnya disini. Tapi sekarang tidak ada! Kau mencurinya, iya kan!????”

“Tidak! Saya tidak mencurinya.”

“Aku tak percaya. Tolong!! Ada pencuri disini. Cincin wasiatku dicuri orang ini!!”

Lexy berteriak dengan sangat keras diselingi aktingnya yang tampak menyakinkan. Sontak beberapa orang datang mendekati mereka.

“Siapa yang mencuri Nona? Dia orangnya??!”

“Iya Pak. Tolong saya. Bawa dia kekantor polisi. Dia mencuri cincinku yang berharga. Tolong pak.” Pinta Lexy yang kini sudah memelas penuh iba. Air mata palsunya ikut keluar guna menyempurnakan aktingnya.

“Kurang ajar! Beraninya mencuri ditempat umum kau ya. Ayo semua, bawa pria ini ke kantor polisi!” seru salah seorang mereka mengajak teman-temannya membawa bodyguard itu pergi.

Awalnya Bodyguard itu memberontak ingin melepaskan diri. Menentang keras tuduhan yang ditujukan olehnya. Hingga beberapa teman bodyguardnya ikut membantunya. Karena Lexy tak ingin rencananya gagal, dia kembali memohon pada orang sekitar untuk segera membawa bodyguard itu pergi. Para orang-orang itu setuju dan menolak perdamaian yang ditawarkan.

Terpaksa bodyguard yang lainnya ikut menemani temannya yang kini dibawa paksa orang-orang menuju kantor polisi.

Lexy tersenyum penuh kemenangan menatap bodyguard itu digiring pergi. Tangannya mengusap sisa bulir air mata palsunya seolah aktingnya telah selesai.

PUK!

Lexy langsung menoleh ke belakang karena pundaknya ditepuk oleh seseorang. Charlotte dan Mona ternyata sudah berada dibelakangnya.

“Warbiyasah, seumur-umur gue gak pernah liat acting sebagus yang lu lakuin Lex. Sinetron mah lewat!” puji Mona dengan menggelengkan kepala takjub.

Lexy mengibaskan tangannya dengan senyum kecut, “Udah biasa pujian lu. Gue emang jago kalo soal itu.” Ucapnya menyombongkan diri.

“Tapi lu yakin gak, kalau tuh orang bakal gak diapa-apain?” tanya Charlotte yang melihat kasihan pada bodyguard Xavier.

“It’s okay Char. Jangan khawatir. Gue punya temen di kepolisian kok, gua bakal minta dia cabut laporan gue. Dah selesai kan. Kita Cuma mau lepas aja dari mereka, bukan membuat mereka masuk sel. Itu yang lu mau kan?”

“Ya. Makasih banget ya Lex. Gue seneng punya temen baik kayak kalian.”

Charlotte langsung memeluk kedua sahabatnya dengan sayang. Mata mereka berkaca-kaca dan saling memeluk erat masing-masing.

“Udah ah, yuk kita pergi. Lama-lama disini malah jadi baper lho.” Saran Mona yang melihat sisi sensitive para sahabatnya.

“Hehe. Ya udah yuk kita pergi.” Charlotte menarik mereka berdua menuju taksi.

 

 

 

 

^

“Dasar bodoh! Tak becus semua!!” seru Dean dengan amarah yang tertahan.

Para Bodyguard yang ditugasi untuk mengawasi Charlotte kini telah berada di Mansion Xavier, duduk bersujud seraya menunduk dibawah kaki Dean. Lima orang yang ditunjuknya untuk menjalankan perintah Xavier ternyata telah gagal menjalankan misi dan kembali dengan tangan kosong. Hal itu tentu saja membuat Dean marah dan langsung menyuruh mereka kembali,  setelah mendengar kabar jika Nona Mudanya telah melarikan diri.

Hal itu tak luput dari pendengaran Xavier yang saat itu berada disamping Dean. Mendengar berita itu, Xavier segera meminta Dean untuk membatalkan semua pertemuan dan kembali ke Mansion untuk mendengar penjelasan para bodyguardnya. Xavier kini duduk tenang dibelakang Dean yang sibuk memberi hukuman para orang-orang tak berguna itu.

“Tuan Muda, saya akan mengerahkan seluruh anak buah kita di area A untuk mencari keberadaan Nona Muda. Saya pastikan akan segera menemukannya.” Ucap Dean dengan kenyakinan penuh.

“Terserah. Lakukan sesukamu.” Jawab Xavier tanpa melihat Dean. Pandangannya justru melihat kearah laptop didepannya yang menunjukkan kepergian calon istrinya keluar dari Kafe dengan kedua sahabatnya.

Mendapat lampu hijau, Dean segera menghubungi orang-orangnya dengan cepat. Menelpon sana-sini, dan memberikan perintah penuh penekanan. Para Bodyguard yang gagal disuruh dibawa ke gudang guna melanjutkan hukumannya.

“Dean” panggil Xavier.

“Ya Tuan?” Dean mendekat.

“Jangan membuatku menunggu.”

Tiga kata yang mungkin dianggap biasa oleh semua orang ketika mendengarnya. Namun jika kata itu keluar dari mulut seorang Xavier, Dean lah yang harus bersiap menanggung segala konsekuensinya. Xavier memang orang yang berpikir simple dan tenang, selalu menyerahkan tugas pada orang yang dipercaya seperti Dean. Memberikan semua keputusan baik tidaknya pada Dean karena dia sangat mempercayai asisten pribadinya itu dibandingkan orang lain. Namun, jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan Xavier, laki-laki itu pasti akan membuat Dean melakukan tugas yang harus diselesaikan sampai berhasil. Sesuai dengan kemauannya dan yang pastinya membuatnya puas. Kendati demikian, Dean dituntut bergerak cepat dengan memberikan tiga kata yang tabu untuk ditolak oleh Dean. Sekalipun Nama dan pekerjaannya harus dipertaruhkan.

“Baik. Saya berjanji tidak akan mengecewakan Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi.”

“Ya.”

Setelah kepergian Dean, Xavier mengambil ponselnya yang bergetar disaku jasnya. Tanpa melepaskan pandangannya dari laptop, Xavier langsung mengangkat panggilan itu.

“Ya, ada apa? Aku sedang sibuk sekarang.”

“Xavi, kenapa kamu bicara formal pada Kakek? Apa ada masalah?”

 

 

Nb : jgn lupa ya, follow IG @nanayu_95 untuk tahu kapan author update. See youu ^-^

 

 

 

 

1
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
🤭🤭🤭🤭
Muffin: ✨ Halo Sahabat Pembaca! ✨
Aku baru saja merilis cerita terbaru berjudul “SCARLET MEMORIES” 🖤
Kisah tentang Diana— yang diusir oleh orang tuanya, dikhianati, dihancurkan, dan ditinggalkan dalam kondisi hamil.

Saat ia mulai sembuh karena satu pria yang tulus…

lelaki dari masa lalunya kembali,
membawa rahasia yang bisa menghancurkan segalanya.

✨ Baca SCARLET MEMORIES sekarang.
Berani jatuh cinta, berarti siap terluka lagi.
❤️ Like & komentar kalau kamu siap ikut terseret dramanya.
total 1 replies
Praditta
rarr
ini si Xavier ps ktemu Charlotte malam itu ps mukanya Charlotte gmna ya, yg jelek apa yg cakep nii masa ga ingat sm skalii
rarr
hahh?? udh ketahuan belum si Charlotte klo dia aslinya cakepp
rarr
nahh kan si Charlotte nangiss nii, harusnyaa luntur doong make up nyaa, iyaa kann??
rarr
klo udh tau kmarahan Xavier knp masi kabur²an, aelah o2n emg
rarr
padahal klo Charlotte emg mau kabur gampang bgtt, tnggl hapus make up palsunya trus rias lg jd lebih cantik, kn gitu ya
Sriana Junaidi
mantap
Shuttttttttttt
nih cwek kya murahan bgtt yaaa.... sm suami sndri bertingkah pas sm mntn Los Los aja gtu.
elsaanisya
sayang banget nama Xavier, Charlotte bersanding dg tol cikampek🤣
elsaanisya
kenapa harus di club? meski gaada niatan menjual diri tapi pekerjaan itu kan pasti bersinggungan. justru itu bisa jadi celah
Ira
ktnya mafia masa lawan musuh kabur🤣🤣, di lecehkn lg🤭
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
公主Aelicya van Orbey
emang boleh sebagus ini ceritanya aku sampe tdr jam 3.40 ggra baca ini
Mai Muna
batele...tele...dan semua nya salah.
Soetiarsih Moestofa
kenapa sifat Charlotte sangat bar2 dan tdk sopan kepd Xavi... pd hal Xavi cukup baik pd Charlotte
Slow respon: ayo mampir kak, kali aja tertarik dengan cerita nya hehe
total 1 replies
Elizabeth Zulfa
emang org pingsan bs tongkat saktinya bisa diajak brcinta ya???
Tyas Wahyuni
Luar biasa
Ditha Maherani
😍😍😍
jhiee
bukan xavi yang jahat tapi sifat mu yang buruk.. munafik malah playing victim.. dah lah benci banget sama kau tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!