Naila, gadis malang yang baru berusia 16 tahun, harus mengalami nasib buruk. Ketika Naila masih terpuruk setelah kematian Ibunya, ia bekerja di kediaman seorang Pengusaha sukses (Keanu Armani Putra). Bukannya mendapatkan ketenangan, Naila malah semakin terpuruk karena nasibnya menjadi lebih tragis dari sebelumnya.
Dimana ia diperkosa dan menjadi istri siri yang tidak pernah dianggap oleh sang suami. Belum lagi keputusan Keanu yang akan menikahi Kekasihnya, Melisa.
Kehadiran Melisa didalam rumah tangganya, membuat kehidupan Naila semakin berat. Belum lagi ia harus mengetahui bahwa dirinya tengah hamil di usianya yang masih sangat muda.
Bagaimana perjuangan Naila melewati masa sulitnya? Penasaran??? Yukk, ikuti cerita mereka 😘😘😘
Bukan ranah Bocil ya, jadi yang masih bocil, jangan di intipin ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Kecil Mel dan Tuan Rendra
Setibanya di kediaman Keanu, Tuan Rendra bergegas memasuki rumah megah itu setelah para keamanan yang berjaga mengijinkan nya masuk.
Disaat Tuan Rendra memasuki ruang tengah, ternyata Melisa sedang bersantai disana sambil bermain dengan ponselnya. Ia sangat terkejut ketika melihat kedatangan sang Ayah yang begitu tiba-tiba.
"Ayah... tumben Ayah kemari dan tidak memberitahu Mel terlebih dahulu?" sapa Melisa kepada Tuan Rendra yang berjalan menghampirinya. Melisa tersenyum hangat menyambut kedatangan sang Ayah kemudian memeluknya.
"Tiba-tiba saja Ayah ingin mengunjungi mu. Jadi anggap saja ini adalah kejutan." sahut Tuan Rendra sambil membalas pelukan Melisa dan mencium puncak kepalanya.
"Oh, Ayah! Melisa sayang Ayah!" seru Melisa sambil mempererat pelukannya.
"Bagaimana keadaan mu dan juga calon cucu Ayah? Kalian baik-baik saja, kan?!" tanya Tuan Rendra seraya mengajak Melisa untuk duduk kembali di sofa empuknya.
"Iya, Ayah. Melisa dan calon cucu Ayah baik-baik saja karena selama ini Keanu menjaga kami dengan baik." sahut Melisa sumringah.
Setelah Tuan Rendra dan Melisa duduk di sofa empuk tersebut, perhatian Tuan Rendra mulai teralihkan. Tuan Rendra terus memperhatikan sekeliling ruangan, seperti sedang mencari seseorang. Melisa kebingungan ketika melihat sikap Ayahnya kali ini dan menurut Melisa ini agak aneh.
"Ayah, Ayah kenapa?" tanya Melisa kepada Tuan Rendra.
"Oh ya, Mel. Dimana Pelayan mu yang menghampiri Ayah sewaktu di acara perayaan kehamilan mu semalam?" tanya Tuan Rendra sembari masih memperhatikan sekeliling rumah Keanu.
"Naila? Pelayan menyebalkan itu, kan?" tanya Melisa balik dengan wajah heran.
Tuan Rendra berhenti memperhatikan sekeliling ruangan itu dan kini tatapan nya fokus kepada Melisa. "Ya, Pelayan yang kemarin sempat kamu dorong hingga terjatuh ke lantai." sahut Tuan Rendra.
"Haha, Pelayan itu?! Dia sudah kabur dari rumah ini. Dan aku senang dia sudah tidak lagi bekerja di rumah ini. Dia itu hanya benalu yang ikut numpang hidup bersama kami." sahut Melisa seraya menyilangkan tangannya ke dada.
"Dia kabur?! Kemana dia pergi? Apa kamu tahu, sekarang dia berada dimana?!" tanya Tuan Rendra. Ia begitu terkejut setelah mendengar penuturan Melisa.
"Ayah?!" Melisa mengerutkan kedua alisnya, heran. Ia tidak tahu mengapa sang Ayah begitu ingin tahu dimana Naila berada.
"Sebenarnya ada apa, Ayah? Apa dia punya masalah denganmu? Atau dia sudah melakukan kesalahan?!" tanya Melisa heran.
"Bukan, Melisa. Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tetapi Ayah sangat ingin menemuinya. Ada yang ingin Ayah bicarakan kepadanya dan ini sangat penting." sahut Tuan Rendra sambil menggaruk pelipisnya.
"Masalah apa, Ayah? Apakah sebegitu pentingnya hingga Ayah ingin menemui Pelayan itu?" tanya Melisa penuh selidik.
"Ya, Melisa sayang. Ini sangat penting dan maaf, Ayah tidak bisa menceritakan tentang masalah ini kepadamu." sahut Tuan Rendra lagi.
Melisa semakin curiga dengan sikap Ayahnya yang sudah mulai tertutup kepadanya. Padahal selama ini Tuan Rendra tidak pernah menyembunyikan apapun darinya.
"Jadi benar, kamu tidak tahu dimana gadis itu sekarang?" sambung Tuan Rendra sambil memegang kedua pundak Melisa dan menatapnya lekat.
"Aku benar-benar tidak tahu dan tak mau tahu!" sahut Melisa ketus.
Tuan Rendra melepaskan kedua pundak Melisa sambil menghembuskan napas berat. Terlihat jelas di wajahnya bahwa ia kecewa setelah mendengar jawaban dari Melisa.
"Baiklah kalau begitu, Melisa. Biar Ayah suruh Tom mencari tahu dimana dia berada." sahut Tuan Rendra seraya bangkit dari posisi duduknya dan kini berdiri didepan Melisa.
Mendengar ucapan sang Ayah, Melisa menjadi semakin kesal. Bagaimana tidak, Ayahnya bahkan bersedia memerintahkan Tom untuk mencari keberadaan Pelayan itu.
"Ayah! Sebenarnya ada apa ini? Sebegitu pentingnya kah dia hingga Ayah bersedia memerintahkan Tom untuk mencari gadis sialan itu?!" hardik Melisa dengan setengah berteriak karena saking kesalnya.
Tuan Rendra kembali menghembuskan napas berat sambil menggelengkan kepalanya. "Melisa, sebenarnya apa masalah mu sama gadis itu? Apa dia pernah menyakiti mu sehingga kamu begitu membencinya?!" tanya Tuan Rendra.
Melisa bangkit dari posisi duduknya kemudian berdiri tepat dihadapan Tuan Rendra.
"Apa Ayah tahu?! Pelayan itu hampir saja merebut kebahagian ku bersama Keanu! Dia sudah berani hadir di kehidupan kami!" sahut Melisa menggebu-gebu.
Tuan Rendra menautkan kedua alisnya sambil menatap heran kepada Melisa. "Apa maksudmu, Melisa?" tanya Tuan Rendra.
"Aku terpaksa menyembunyikan hal ini dari Ayah karena kurasa ini sangat memalukan! Gadis itu, dia adalah istri siri dari Keanu, Ayah!" sahut Melisa sambil menitikkan air matanya.
"Apa?!" pekik Tuan Rendra.
"Na-Naila adalah istri siri Keanu? Bagaimana ini bisa terjadi?!" ucap Tuan Rendra panik setelah mendengar penuturan Melisa.
"Ya, Ayah! Gadis yang terlihat polos itu adalah Istri siri Keanu. Mereka menikah beberapa minggu sebelum pernikahan aku dan Keanu dirayakan! Hal itu terjadi karena secara tidak sengaja Keanu telah merenggut kesuciannya ketika ia sedang mabuk berat. Dan ku rasa hal itu memang sengaja dilakukan oleh gadis itu agar ia bisa menjebak Keanu kemudian memintanya untuk bertanggungjawab. Siapa yang tidak menginginkan sosok Keanu? Dia lelaki yang tampan dan juga mapan! Sedangkan gadis itu, dia hanya gembel yang ingin menjadi benalu di kehidupan Keanu!" tutur Melisa.
Tuan Rendra mengusap wajahnya dengan kasar sambil menghela napas berat. "Melisa, bisakah kamu untuk tidak menjudge Naila seperti itu. Kita tidak tahu kebenarannya, mungkin saja apa yang dikatakan oleh Keanu adalah benar. Dan rasanya sangat tidak mungkin Naila bisa berbuat seperti itu." elak Tuan Rendra.
Melisa mendengus kesal, "Kenapa sekarang Ayah malah membela Pelayan itu?! Bukankah disini aku yang menjadi korban sedangkan dia adalah benalu dalam rumah tangga ku, Ayah!" kesal Melisa.
"Sudahlah, Melisa. Ayah tidak ingin berdebat denganmu dan sebaiknya Ayah pulang saja." ucap Tuan Rendra seraya menepuk pundak Melisa dengan lembut.
Melisa tidak menjawab. Ia masih sangat kesal dengan sang Ayah karena ia menganggap Tuan Rendra lebih memilih membela Naila dibanding dirinya.
"Jaga selalu kesehatan mu ya, jangan sampai kelelahan..." sambung Tuan Rendra seraya mencium kening Melisa.
Tuan Rendra berbalik kemudian meninggalkan Melisa yang masih kesal diruangan itu. Dengan langkah gontai, Tuan Rendra berjalan menuju halaman depan dimana Tom sudah menunggunya.
Tom segera membukakan pintu mobilnya setelah melihat Tuan Rendra berjalan menghampirinya. "Silakan, Tuan." ucap Tom.
"Terimakasih, Tom." sahut Tuan Rendra seraya masuk kedalam mobilnya dan duduk di jok belakang. Setelah Tuan Rendra masuk, Tom pun segera menyusul.
"Tom, bisakah aku meminta bantuan mu sekali lagi?" pinta Tuan Rendra seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi mobilnya.
"Tentu saja, Tuan." sahut Tom.
"Bantu aku menemukan gadis itu. Dia sudah pergi dari rumah ini, Tom. Dan tidak ada yang tahu dimana dia sekarang." ucap Tuan Rendra lemas.
Tom memperhatikan ekspresi wajah Tuan Rendra dan entah mengapa ia merasa sangat iba melihatnya. "Baik, Tuan." sahut Tom.
...***...