Aku Juli si Dewa Pengetahuan, begitulah mereka mengenalku di kehidupan sebelumnya. Aku manusia terakhir yang berdiri diantara langit dan bumi yang bertarung seorang diri selama 100 tahun melawan lima Dewa Kaisar Siluman,
Tujuan perjuanganku hanya satu! Yaitu untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi umat manusia, akan tetapi perjuangan ku sia-sia karena musuh yang sebenarnya bukanlah mereka..
Setelah aku berpetualangan di Dunia Timur aku menyadari satu rahasia, musuh yang sebenarnya ialah 9 Dewa Kegelapan, Dewa yang sangat mengerikan, Dewa yang tidak kenal belas kasihan, Dewa yang suka menindas dan membunuh Dewa Dewa yang lemah.
Sahabat! Aku Juli berjanji! Akan mengumpulkan kalian semua.. Perjuangan masih belum berakhir, sebelum dunia ini aman sejahtera dan makmur sentosa.. atau kita mati bersama dengan damai..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Fuadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24. Matahari Kegelapan
Hana menangis terisak-isak harapan untuk menyelamatkan Juli telah sirna, kini ia hanya duduk terpaku seorang diri dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk di hatinya.
Tatapan mata indahnya tertuju pada tumpukan debu sisa kebakaran yang kini mulai hilang terbawa hembusan angin misterius.
Api kegelapan itu benar-benar membakar apapun hingga tak tersisa di ruang tengah termasuk artefak kuno yang dibaca Juli sebelumnya.
“Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa yang harus ku lakukan?” ucap Hana meremas kepalanya karena bingung dan bimbang.
**
Pada Suatu Tempat Dalam Ruangan Waktu.
Galaksi Bala merupakan sebuah galaksi raksasa yang sangat jauh dari Galaksi Bima (di Galaksi Bima ini lah Bumi berada), Pada Galaksi Bala ada sebuah Matahari Kegelapan yang sangat besar ukurannya bahkan melebihi seribu kali ukuran matahari dunia, Matahari Kegelapan menyerap semua cahaya di alam semesta serta menyerap semua planet-planet yang ada dalam jangkauan gravitasinya.
Matahari Kegelapan ini yang sangat mengerikan, membakar apapun, menelan apapun, sampai Matahari Kegelapan ini dikenal sebagai “Neraka Para Dewa”.
Di sebuah planet raksasa yang mengorbit pada Matahari Kegelapan di kejauhan, terdapat sebuah Pintu Portal Dewa menuju ke Bumi yang di jaga oleh BaUn legendaris yang pernah mendatangi bumi sekitar sepuluh ribu tahun lalu, setelah itu bangsanya hilang secara misterius.
BaUn ialah mahluk menyerupai manusia susunan tubuhnya terbuat dari logam yang sangat padat dan keras, mereka memakan besi dan logam keras lainnya dari struktur tubuhnya mereka menyerupai Mirahulee, bisa dikatakan mereka berasal dari tempat yang sama.
Kini seorang anak BaUn laki-laki berusia sepuluh ribu tahun setinggi dua meter berdiri menjaga pintu Portal keluar masuk ke Bumi.
Juli tiba-tiba diteleportasi ke planet ini, sebuah tempat yang asing baginya, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakannya tapi Juli tidak mengerti bahasa mereka.
“Buauko?” ucap anak BaUn itu pada Juli yang membuat Juli tidak mengerti bahasa mereka setelah mencoba memahami dalam waktu lama.
“Burko?” Juli mencoba mengulangi kata yang disebutkan anak BaUn itu.
Tiba-tiba anak BaUn menunjuk kearah Neraka Para Dewa, Juli kembali mengingat bahasa paling kuno yang masih ia ingat saat di kehidupan sebelumnya, Bahasa Purwa Kuno.
“Dourko fliopma blizta wuardi? (Kami tersesat sampai kemari)” kata Juli terbata-bata karena ia mencoba merangkai kata yang ia ketahui.
Anak BaUn itu mencoba memikirkan perkataan Juli dalam waktu lama, dia menggeleng-gelengkan kepalanya,
“Zueldu! Waistro! Dunia! Bouerdi!..” Sebut anak BaUn itu mencoba menyebutkan nama-nama planet, namun begitu Juli mendengar kata “Dunia” Juli langsung mengangkat tangannya untuk menghentikan anak BaUn menyebutkannya lebih banyak lagi.
“Dunia! Dunia!” sebut Juli cepat.
“Oh! Dari dunia toh! Opo..!? rek nandi..?” Tanya dengan pasih dan lembut.
“Apa?!” Juli kaget, “Ow! Saya pikir tadi kamu tidak bisa bahasa bumi.. hampir pening tadi harus pakai bahasa mana, hehehe, Oya, saya tersesat dalam ruangan waktu” Juli mencoba menjelaskan.
“Ow tidak masalah, kau kalahkan aku dulu baru kau ku izinkan pulang”ajak anak BaUn santai.
“Apa?!”
Sontak Juli berkeringat, ‘Aku harus bertarung dengan ras Dewa? Aku benar-benar akan dihajarnya habis-habisan, bahkan mereka yang terlemah pun masih tidak sanggup ku lawan, mereka memiliki tubuh yang tak bisa ku hancurkan.. teknik terlarang ku sepertinya tidak berlaku di sini’ batin Juli mulai berkeringat.
“Bagaimana aku mengalahkan mu?” Juli kebingungan.
“Berpikir lah! Ayo kita mulai” kata BaUn santai.
BaUn mengeluarkan giok yang berbentuk balok dari dalam bajunya, Juli mulai singap untuk mempersiapkan teknik-teknik tertingginya.
“Ini!” BaUn meletakkan balok giok itu di tanah, melihat pusaka yang diletakkan itu Juli terbelalak tidak percaya.
“Congklak?!” Sebut Juli kaget.
“Hm… Tepat!” BaUn langsung duduk menempatkan Congkak di depannya, “Ayo kita tanding, kalau kau menang kau boleh pulang, kalau kau kalah, maka kau harus belajar lagi pada kakek-kakek yang ada di sini” ucap BaUn terlihat senang.
Juli gemetar hebat, pikirannya langsung buntu, ‘Conglak?! Mainan para ibu-ibu di kehidupan ku sebelumnya, aku bahkan selalu kalah dengan ibu ibu, sial!’ Pikirnya,
Kemudian dengan terpaksa Juli harus mulai permainan congklak dengan anak BaUn itu.
“Baiklah ayo mulai”
“Hahaha, seriuslah kawan”
Juli terus berpikir keras bermain Congklak hingga sepuluh ronde tapi tidak satu ronde pun menang melawan BaUn, Juli semakin stress terus mencoba namun lagi-lagi kalah.
“Hahaha, kau payah! Kau bahkan sangat lembek, sudah lah, Oya siapa nama mu?” tanya anak BaUn pada Juli yang terlihat senang karena selama ini anak BaUn itu tidak pernah menang melawan kakek-kakek BaUn yang berada di sana.
“Juli.. Kamu?” Juli tanya balik.
“Suwan! Oya Juli! Kau pulang lah lewat portal itu, kau ku anggap telah lulus tes kali ini, Oya! Kalau kau kemari lagi.. belajarlah Congklak jangan sampai kalah terus, lembek kali.. Oya! Aku ingin katakan pada mu bahwa pintu itu tadi telah rusak jadi berhati-hatilah, kedepannya mungkin aku akan memperbaikinya” ucap Suwan santai.
“Oya suwan! Aku ingin bertanya”
“Tanyakan saja, siapa tahu aku bisa menjawabnya”
“Dulu Bangsa BaUn pernah mendominasi dunia kenapa sekarang tidak satupun kalian tinggal disana lagi?” Tanya Juli penasaran.
“Hm.. Bangsa kami memakan material keras, sementara dunia mu tidak sanggup menyediakan untuk kami dalam jumlah besar sehingga kami pindah ketempat yang lebih banyak sumber daya alamnya, selain itu ada beberapa ras manusia yang menjadi keturunan langsung bangsa kami yang masih tinggal disana, jadi biarlah bumi untuk tempat tinggal mereka” Jelas Suwan.
“Suwan! Kenapa portal mu ini bisa menembus Aray pelindung Bumi Barat hingga bisa membawa ku kemari” tanya Juli yang ingin tahu kekuatan macam apa portalnya itu.
“Oh! Seribu tahun kemarin aku jalan-jalan ke bumi, kemudian aku melihat bangsa siluman menciptakan Aray Kutukan untuk memusnahkan umat manusia, karena aku merasa kasihan pada umat manusia maka kubuat lah portal-portal sebagai jalan masuk dan keluar dari Aray Kutukan, agar umat manusia tidak punah di dalamnya, Ya.. setidaknya mereka memiliki harapan untuk memperjuangkan hidupnya, adapun mengenai portal ini.. ini namanya ‘Portal Ruang Waktu Tak Terbatas’ sehingga mereka tidak bisa menghalanginya dan tidak ada batasan di dalamnya, hm? Tenaga dalam mu besar tapi kau masih belum berada di Tingkat Timah jadi mustahil bagimu untuk menciptakan portal seperti ini bukan?” Jelas Suwan bersahabat.
“Hm.. Oya Suwan, Kenapa aku di teleportasikan kemari? Saat aku menaklukkan “Neraka Para Dewa” tanya Juli sangat penasaran.
“Hm.. itu ya? Sebenarnya kau sedang diseret ke dalam Neraka Para Dewa karena kecerobohan mu.. karena artefak itu sebenarnya sebuah jebakan untuk menyeret mu ke dalam sana, tapi saat aku melihat keturunan sepupuku menagis karena mu jadi aku menyelamatkan mu dan membawa mu kemari, dan karena efek api hitam yang membakar mu tadi hingga membuat portal ku rusak.. lihatlah” Suwan menunjuk kearah portal keluar Juli.
Juli mangut-mangut, “Eh, maaf! Apa maksudmu Hana itu keturunan kalian?” Tanya Juli penasaran.
“Iya.. tepatnya keturunan kakak ku namun dia itu ras campuran manusia.. yang hanya memiliki garis keturunan BaUn terlemah dalam tubuhnya” Jelas Suwan senyum.
Kalau begitu “Terimakasih, Suwan! Aku mengerti sekarang, sampai jumpa..” ucap Juli sambil berjalan memasuki ke dalam portal itu kembali.
WUSSS!!!
Aaaaaaaakkk!!!
“Apa ini?! Kenapa sangat menyakitkan?!” Tanya Juli merasakan tubuhnya terbakar hebat namun ia terus di Teleportasi dengan kecepatan tinggi dalam ruang waktu.
“Kan sudah ku bilang itu sudah rusak.. hehehe..” Jelas Suwan tertawa terkekeh-kekeh.
**
Dalam Ruangan Istana Misterius.
Hana masih duduk lemas menatap lantai bekas debu-debu Juli yang telah menghilang, ia menunggu dengan setia sesuatu yang tidak mungkin bisa kembali namun dari tatapan matanya ia terlihat sangat mempercayai bahwa Juli akan kembali dan akan selalu melindunginya.
‘Hm! Aku akan menunggumu disini, bila kau tidak kembali aku pun tidak ingin keluar dari istana ini, aku sudah tidak bisa membiarkan orang-orang terdekatku mati satu persatu karena harus melindungi ku, biarlah kita mati bersama disini dan kau akan menjadi pelingdungku yang terakhir, dan kurasa ide mati bersamamu itu tidak buruk sama sekali’ batin Hana mulai bisa senyum kembali.
Wusss wuuusss..
Tiba-tiba angin misterius menderu kencang di ruangan itu dan percikan api hitam menyala kembali di lantai, Hana menjadi kaget ia melangkah mundur beberapa langkah.
Bukk!
Tubuh Juli jatuh tergeletak hampir tidak sadarkan diri sementara api hitam masih menyela-nyala di tubuhnya dan telah menyatu dengan api putih kondisi tubuhnya sangat kritis.
Hana terlihat ceria kembali, ia cepat menyeka air matanya “Ah! Aku sudah menduga.. dirimu akan sangat sulit untuk kalah.. apalagi dengan hal-hal kecil seperti ini..” ucap Hana menghibur dirinya sendiri.
Juli terlihat sangat lemas perlahan ia membuka matanya kembali, “Khuk khuk, Hana… maaf membuatmu khawatir” Juli terbatuk-batuk pelan ia mulai tidak bisa bertahan dengan api yang terus menyala dalam ruang dadanya.
**