NovelToon NovelToon
Ledakan Jantung

Ledakan Jantung

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Sci-Fi / Contest / Cintapertama / Patahhati / Militer / Pembunuhan / Zombie / Tamat
Popularitas:173.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fadly Abdul f

Memiliki sebuah penyakit yang sangat menakutkan, bahkan tidak ada yang bisa membuat penyembuh atau obatnya sekalipun. Pengidap hanya bisa pasrah merasakan rasa sakit hingga kematian menjemput dirinya, seorang remaja bernama Ryan memiliki penyakit itu dan sekarang hidupnya tidak memiliki tujuan.

ditambah dengan keberadaan organisasi Belati Putih yang memburu orang seperti dirinya, dan lelaki ini akan menjadi kunci untuk membebaskan dunia dari serangan zombi. atau bisa sebaliknya...

catatan : cerita ini tidak nyata hanya fiksi belaka, jadi mohon pada pembaca untuk tidak terlalu serius :] makasih... serius gak nyata \°-°\

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fadly Abdul f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Ryan

Ryan bangun dari tidurnya melihat kalau dia berada di kamarnya bersama Vina, dia meraih kepala gadis itu dan mengelus rambutnya. Dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang dilakukan mereka sebelumnya, beranjak dari tempat tidur dia menguap karena mengantuk. Sama sekali tidak tidur semalaman, terlalu sibuk dengan gadis itu.

Pergi ke kamar mandi dia mencuci muka, sembari memperhatikan wajahnya yang sudah pucat dan saat membuka bajunya sontak dia kaget. Ada sebuah luka memar pada dadanya, kulitnya berubah jadi ungu kebiruan. Melihat itu dia pikir pasti sebentar lagi, walaupun begitu dia masih ingin hidup.

Menghembuskan napas dia keluar dari kamar mandi dengan baju agak basah, di depan pintu kamar mandi dia melihat Vina yang sedang berdiri. Mata gadis itu melihatnya segera memerah, "ya.. ya.. Ryan, pagi..."

"... Sudah kubilang jangan melakukannya tadi malam."

"Tapi... Ah! Sudahlah!" Bentaknya sambil masuk ke kamar mandi. Ryan merasa heran ikut masuk bersamanya tapi dihentikan, "kau mau apa !?.. semalam tidak cukup apa ?!"

"Kenapa kamu marah-marah gitu ? Padahal aku udah liat semuanya..."

"Pergi!" Bentak Vina seraya menendangnya. Ryan terjatuh ke lantai, dia sangat merasa sakit pada tempat di mana Vina mendaratkan kakinya. Segera berdiri bertumpu pada kaki, dia melihat ke ruangan tengah kalau masih seperti biasanya. Ia menyentuh dadanya membelainya sebentar.

Lalu setelah menguatkan diri dia pergi ke ruang tengah menghidupkan televisi, pikirkannya begitu tidak bisa jernih hari ini. Kematiannya mendekat padanya, terlebih lagi dalam 9 hari kedepannya dia akan mengalami rasa sakit yang luar biasa hebatnya namun, karena ada Vina mungkin saja sakit itu bisa sedikit mereda.

Pastinya Adly sedang memperhatikannya dari jauh, itu yang dipikirnya. Karena semalam sebelum dia bangun adalah sesuatu yang sangat gila baginya, "Adly... Kamu masih hidup.."

"Ya bagaimana cara agar kamu paham, tapi ya anggap saja aku punya 999 nyawa."

"Kucing apa..."

"Enggak! Ok.. aku hanya ingin kamu tahu kalau aku masih hidup, dan aku hanya ingin bertemu denganmu saja."

"Ya, aku juga ingin bicara dan mengobrol denganmu."

"Oh ya.. ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan bersama Vina ? Kalian sebelumnya ngapain ? Aku tahu kau mau mati, tapi mencoret keperjakaan kamu... Terlalu..."

"Sudah! Jangan mengatakan itu!" Kata Ryan sembari keluar dari kamar dan menutup jendela. Adly melompat dari jendela mendarat ke tanah, dia menunggu di depan pintu. Sedangkan Ryan sedang menuju ke tempat lelaki itu, tapi sempat melihat kekasihnya yang sedang tertidur.

Dia menghembuskan napas sambil pergi keluar dari rumah, Adly sudah duduk di halaman atau lebih tepatnya di bawah naungan pohon depan rumah. Sudah ada beberapa bunga yang mekar, begitu juga kunang-kunang yang sedang mengelilingi pohon ini membuatnya begitu bagus. Adly tersenyum sambil bertanya, "apa Rani mau untuk mengambil organ Vina ?"

"Umm.. ya dia mau."

"Apa kamu ingat pesan yang aku sebutkan saat di rumah Rani ?"

"Ya, aku masih ingat. Tapi aku sama sekali tidak percaya bisa begitu.. pemerintah..."

"Lupakan saja soal itu, aku hanya ingin agar rencana kami berhasil saja. Hanya saja.. aku akan menebus dosaku padamu, dengan nyawa kamu dan Vina pasti.. dunia damai, tapi kalian.."

"Aku paham, kamu pasti tidak ada pilihan lain lagi, bukan ?"

"Kamu teman yang cukup perhatian," jawab Adly sambil menepuk tempat duduk di sampingnya. Ryan duduk di sebelahnya, mereka bicara dan mengobrol satu sama lain dengan diiringi senyum bahagia. Kedua orang itu tidak menyangka dengan pemerintah, mereka menginginkan perang dengan negara tetangga. Banyak orang dari organisasi Belati Putih menentang, kebanyakan langsung dibunuh dan mereka yang hidup adalah pemberontak.

Walau masih ada yang bertahan hidup seperti Adly dan beberapa orang lainnya, mereka kini sedang menjadi incaran dari penguasa negara. Penguasa itu memberikan masyarakat banyak kebutuhan, memberikan uang tunjangan hidup dan sebagainya agar dipercaya oleh masyarakatnya.

Orang yang mengatakan itu pada Ryan begitu kesal pada semuanya, dia juga sangat marah dan memakai uang sogokan dari mereka. Adly menghela napasnya, ada seseorang yang mengikutinya lalu segera dia pergi tanpa pamitan. Ryan tahu akan hal itu, dia kembali masuk ke dalam rumah.

Saat ini lelaki itu menatap layar televisi di hadapannya. Vina datang dengan wajah yang merona merah, mendatangi Ryan dan duduk disebelahnya. Meminjam pundaknya seperti biasanya. Vina menguap dan Ryan berkomentar, "usah mandi tapi masih ngantuk, kamu kenapa sih..."

"Aku bosan tau," jawab Vina dengan wajah cemberutnya. Ryan tersenyum masam, kemudian melihat ke layar televisi kembali dan mereka hanya menonton saja. Beranjak dari sofa, Vina pergi ke dapur melihat itu Ryan juga ikut bergerak bersamanya. Dia melihat kalau Vina mau memasak makanan untuk mereka, Ryan terpikir kalau mereka seperti sepasang suami istri nampaknya.

Senyum terukir di wajahnya, Vina yang melihat dari cermin ikut tersenyum dan dia sedang memotong sayuran. Gadis itu cukup mahir dalam memasak, hanya saja kemahirannya itu tidak akan berguna dan hanya berguna sebentar saja.

***

Sesudah menyajikan makanan di atas meja ada banyak hidangan yang menunggu Ryan menyantapnya, nafsu makannya memuncak. Dia hendak bertanya tapi tidak jadi, Vina memberikan sesuap padanya dan mereka saling menyuapi. Padahal ada yang sedang memperhatikan mereka.

Orang yang mengintip tersenyum masam dengan wajah yang heran, "mereka kayak pengantin baru. Ya sebelum mati lakukan sesuatu yang ingin dilakukan sebelum tidak bisa melakukannya, tapi bukannya ini keterlaluan ? Bagaimana kalau Rani menolak dan Vina hamil ? Dasar Ryan, kau gak berpikir dulu."

Adly menghela napas kemudian pergi dari tempat itu. Setelah sarapan, Vina langsung saja menarik tangan Ryan dengan erat dan mereka bergegas untuk pergi keluar. Gadis itu mengunci pintu rumah, mereka langsung pergi menuju tempat yang diinginkan.

Menghentikan taksi yang sedang lewat mereka masuk ke dalam, Ryan sedikit merasa senang karena bisa melakukan ini. Begitu juga ketakutan yang menghantuinya, hanya saja tidaklah cukup untuk membuatnya bahagia. Dada Ryan terasa sakit, segera ingin memakan obatnya lagi tapi lupa untuk membawanya.

Dia memukul-mukul dadanya meminta untuk berhenti, Vina sadar apa yang terjadi dan memberikan uang pada supir taksi. Mereka pergi dari mobil menuju gang yang sepi, Ryan pergi bersamanya dengan wajah yang terlihat jelas sangat menahan rasa sakit.

Dia bersandar pada tembok dengan napas terengah-engah, "maaf.. aku mengacaukan, sebaiknya kita segera pergi saja."

"Tidak, kamu istirahat saja dulu. Aku mau egois sesekali."

"Minta pulang malah suruh istirahat. Dasar kekasih tersayang ku."

"Hump! Jangan mengatakan itu.. ingat kamu mau mengabulkan permintaanku apapun itu asalkan kamu bisa," kata Vina memaksa Ryan dengan wajah yang sangat marah. Dia mengigit bibirnya, Ryan melihat itu sangatlah bingung dan heran kenapa Vina sampai semarah ini.

Setelah dia tenang dan rasa sakitnya mereda, dia mengangguk dengan pelan. Tapi.. Vina langsung mendekap padanya, dia pergi keluar dari gang dan dengan wajahnya ceria sekali. Mereka menunggu taksi pagi untuk menumpang tentu saja dibayar.

1
Juleo Hari
aaaa
£¢°® Naema Queen ♥️♥️
udah keluar belum ?
£¢°® Naema Queen ♥️♥️
kasihan Ryan 😥
£¢°® Naema Queen ♥️♥️
kasihan sirani 😢😥😥
....
hello..
ya author punya pemberitahuan.
saya punya karya berjudul "Pelahap Tangisan" yang ditulis dengan kemampuan maksimal. namun, saya membutuhkan kritik dan saran. bisakah kalian membaca novel itu? saya mohon.. :')
R Y U
...
Yahdinizal
Baca Novelku Juga Dong Author!😊
Zahra Fitria
kukira author udah keluar dari sekolah 😃😌
....: maklum v:
total 1 replies
Hiatus
lanjut thor
Jimmy Avolution
Ayo....
....: makasih sudah berkomentar :)
total 1 replies
Jimmy Avolution
terus .
Hiatus
lanjut kak
Hiatus
semangat
Tyas Tekat
,ceritanya semakin lama jd membingungkan ....
....: ahahaha 😅😅
total 1 replies
Loli bunting
maaf telat
....: ok ..
total 3 replies
~H∆LUsinN∆SI~
maaf Thor sejujurnya aku agak bingung di awal kayak nya di ceritain kalo ayah ryan meninggal, ini kok masih hidup ya mohon pencerahannya author😁
....: maapkeun kalau bikin bingung, pusing, soalnya saya baru belajar. dan kalau ada masukan sama saran sebutin aja.. 😅
total 2 replies
~H∆LUsinN∆SI~
masih dalam proses memahami :v
zzaR
Alia apa yg kau dengar di jam satu malam ha ? 🤣😌
....: wkwkwkw rahasia dong :)
total 1 replies
zzaR
udah tiga tahun aja berlalu v:
zzaR
di belah dua trus di ledakan ,mantap 😌👍
....: ok, mantep kan :)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!