NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kediaman musuh

Liana membuka mata, hal yang pertama ia rasakan adalah linu pada bagian leh3r. Ia memposisikan duduk sambil mengusap leh3rnya, ia juga sedikit merintih.

"Ugh, apa yang terjadi?" gumamnya.

Setelah ia lumayan sadar, Liana melihat tempat sekitar yang ia tempati. Liana langsung menyadari keberadaannya, semalam dirinya benar di bawa oleh Marvin yang artinya sekarang dirinya berada di kediaman musuh Arion.

Liana termenung, apakah ia tidak bisa mengubah takdir? Walaupun ia hidup kembali dan tujuannya untuk mengubah kehidupannya ternyata sama saja, Liana tidak bisa menghindari kejadian ini.

Ia berharap, pada kehidupan sebelumnya diculik tapi yang kedua kalinya jangan sampai di culik lagi, sekarang apa? Semuanya tidak ada yang bisa Liana lakukan, ditambah ia memikirkan Elvano dan Revan bagaimana keadaannya? Juga Arion dan yang lain, apakah mereka baik-baik saja?

Ruangan yang sama seperti dirinya diculik pada kehidupan pertamanya, pasti tidak ada jalan keluar.

𝘊𝘬𝘭𝘦𝘬.

Pintu kamar terbuka, Liana menoleh pada seseorang yang membuka pintu kamar.

Yah, Marvin ternyata.

Pria itu berdiri sambil bersandar di ambang pintu, dia tersenyum melipat kedua tangannya di depan.

"Sudah bangun ternyata, tadinya kalau belum aku ada kesempatan untuk menyentuh mu,"

"Jangan macam-macam!" sinis Liana.

"Tidak usah sok suci, mustahil jika kau tidak di sentuh oleh 8 pria itu," smirk nya.

Liana mengalihkan pandangan, maksud Marvin yang 'menyentuh' itu berbeda dengan 8 pria itu.

Marvin berjalan mendekat pada Liana, Liana melirik sepatu hitam yang terus mendekatinya.

“𝘈𝘺𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘓𝘪𝘢𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶! 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘥𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘶!” batin Liana berpikir keras.

"Apa kau tahu siapa diriku?" tanya Marvin angkuh.

Apa ini termasuk interogasi? Pikir Liana.

"Sejauh mana kau mengetahui ku dari pria Mafia mu?"

Liana tidak terkejut kata 'Mafia', dia sudah mengetahui semua pertanyaan Marvin.

"Apa maksud mu?" sinis Liana.

"Dari sorot mata mu sejak awal, kau seperti sudah mengenali ku,"

"Tidak ada hak untuk mu tahu!"

"Tentu saja aku harus tahu, bagaimana pun itu menyangkut diriku,"

"Marvin!"

Liana dan Marvin menoleh ke arah sumber suara, itu 'kan Arvin?

Pria yang merupakan Kakak dari Marvin, pria itu memiliki postur tubvh yang kekar juga serta memiliki tato pada bagian lengan sama seperti Marvin, bedanya Marvin memiliki tato pada bagian leh3r.

"Ada apa?" tanya Marvin datar.

Arvin menghampiri Marvin dan berdiri di samping adiknya. Kemudian Arvin melihat Liana yang tengah menatapnya dengan sinis.

"Hari ini kita akan pergi, kenapa kau masih di sini?" dinginnya.

"Aku tidak lupa itu, aku hanya memastikan gadis ini kabur atau tidak,"

"Bukan kah kau yang menguncinya?"

"Ya, tapi aku tidak merasa puas jika tidak melihatnya secara langsung,"

Ah ya, seingatnya waktu itu mereka pasti menemui Presiden King, dan waktu itu ia mengambil ponsel sang pelayan untuk mengabari Ayahnya. Apa kali ini ia akan melakukan cara yang sama? Tapi pada saat itu, Arion berhasil menyelamatkan hanya saja ia terkena temb4kan dari Arvin.

Tidak, cara yang seperti itu sepertinya salah ia harus melakukan cara lain. Semenjak dirinya terkena temb4kan ia tidak bisa melakukan apa pun sampai kuliah saja terhalang.

"Cepat bersiap-siaplah!"

"Ck!" decih Marvin.

Marvin berdiri dari jongkoknya namun ia masih melihat Arvin yang tidak pergi juga.

"Kalau begitu kenapa kau tidak pergi?" tanya Marvin.

"Keluar lah, ada yang ingin ku bicarakan pada bocah ini!" menatap Liana tajam.

“𝘉𝘰𝘤𝘢𝘩?! 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘣𝘰𝘤𝘢𝘩, 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘴𝘪4𝘭𝘢𝘯!” batin Liana memaki Arvin.

"Kau mau apa? Jangan bilang kau tertarik?"

"Tutup mulvt tak berguna mu! Pergi dan cepat bersiap!" tegas Arvin.

"Huh!" lalu Marvin keluar dari kamar.

Tinggallah Liana dan Arvin.

“𝘈𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪?” mengalihkan pandangan.

"Ku beri kau kesempatan untuk berbicara, katakan apa yang kau tahu tentang 8 Mafia itu?!"

“𝘓𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢? 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘬𝘶,”

"Aku kurang tahu, karena aku tidak begitu lama mengenal mereka,"

"Tentu saja, kau 'kan jaminan hutang,"

“𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶?! 𝘈𝘵𝘢𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪?! 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯?!”

"Kau terkejut kalau aku mengetahui semuanya?” Arvin.

"Yah, lumayan,"

“𝘒𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨!”

"Kau tahu siapa mereka?"

"Tentu saja, aku juga tahu kau dan semuanya," senyum Liana menopang dagu.

“𝘔𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯! 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘬𝘦𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘈𝘳𝘷𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘳𝘷𝘪𝘯,”

Arvin menaikan satu alisnya.

"Kau adalah Tuan Arvin, yang tadi adalah Tuan Marvin, dan Ayah kalian adalah Presiden King. Mudah 'kan?" santai Liana.

Tiba-tiba Arvin menc3k1k leh3rnya, Liana sedikit terkejut. Apa yang salah? Itu 'kan benar.

"Sejauh mana mereka memberitahu mu?! Mereka saja tidak tahu siapa diriku!" tekan Arvin menatap tajam.

"Bagaimana mungkin? Kau, adalah musuh mereka. Mustahil bagi mereka tidak tahu musuh sendiri," kata Liana menahan sakit.

"Tidak! Mereka hanya tahu nama ku, tapi mereka tidak tahu siapa diriku!"

Sedikit mengejutkan, apa ia salah mengingat kejadian ini? Seharusnya Arion tahu musuhnya, kenapa malah lebih parah?

"Sakit! Tolong lepaskan!" kata Liana.

Arvin melepaskan tangannya dan memundurkan langkah menjauh dari Liana.

"Aku akan mengintrogasi mu nanti, jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya aku akan membunvh mu!" tajam Arvin.

𝘎𝘭𝘦𝘬.

Liana menelan lvdahnya sendiri, lalu Arvin keluar dari kamar dan menguncinya.

"Huft~" Liana bernafas lega.

-

-

-

Arion menghentakkan kakinya dengan cepat di palang meja kayu, jari yang ia gigit sembari menatap layar komputer di mana terdapat sebuah rekaman vidio semalam.

Sepulang dari AS yang membawa kekalahan, ternyata sampai rumah ia mendapat kekalahan lagi yaitu gadisnya dibawa oleh musuhnya.

Sejak malam sampai sekarang ia hanya bisa menatap layar komputer serta memerintahkan Yohan untuk mencari jejak agar bisa menemukan keberadaan Liana sekarang.

Sampai sekarang tidak ada kabar dari Yohan.

Resah gelisah yang mereka alami tidak bisa berhenti, rasa tak tenang mereka alami bersama.

"Si4lan! Berani membuatnya pingsan! Aku akan membalas dengan membuat mu mat1!"

Kemudian ponselnya berdering, Arion menjawab panggilan.

“𝘈𝘳𝘪𝘰𝘯! 𝘌𝘭𝘷𝘢𝘯𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘙𝘦𝘷𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘶𝘮𝘢𝘯!”

Arion mematikan panggilan secara sepihak, ia berdiri kemudian keluar dari ruangan.

Sesampainya Arion di kamar, sudah ada yang lain melihat Elvano dan Revan baru sadar dari pingsan sejak malam. Bahkan ada Jay juga yang mengobati luka keduanya, Edgar dan Felix pun terluka akibat peperangan semalam.

Luka lebam di wajah serta tubvh Elvano dan Revan membiru, yang seharusnya terlihat sehat kini mereka malah banyak luka-luka.

"O–oh, Li–Liana ....?!" Elvano langsung kepikiran Liana.

"Jangan bergerak dulu," kata Jay.

Arion memejamkan matanya erat, "KENAPA KALIAN BISA LENGAH?!" bentak Arion.

Elvano dan Revan tidak menjawab, mereka juga merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Liana.

"Arion," Kenzo menenangkan Arion, bagaimana pun juga Elvano dan Revan sudah berusaha.

Arion membalikan badannya dan merasa stress, keadaan di ruangan seketika menjadi hening.

Semalam mereka sudah banyak berdebat hingga Arion sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Elvano dan Revan pingsan dua kali setelah berdebat dengan Arion dan mendapatkan pukvlan.

Awalnya Elvano dan Revan pingsan saat Arion datang ke Mansion dari AS, Arion membangunkan keduanya dengan cara menyiram air walaupun kejam tapi seperti itulah Arion jika sudah terbawa emosi. Mereka berdebat hingga Arion memukul mereka berdua keras hingga pingsan yang ke-dua kalinya.

Jay yang ada di sana pelan-pelan membereskan alat-alat obat luka, ia juga tidak mau terlibat dalam urusan mereka. Di sini ia hanya mementingkan pasiennya.

"Istirahat yang banyak sampai luka mu sembuh, jika dar4h keluar lagi dari hidung biarkan dan jangan mendongak!" kata Jay pada Revan dan Elvano.

"Aku akan memeriksa pembantu kalian dulu," Jay pun pergi meninggalkan ruangan.

"Kenapa kalian tidak lari seperti yang dikatakan Liana?!" Arion.

"Arion, sudah!" Kenzo tidak mau ada perkelahian lagi apalagi jika berkelahi mereka seperti musuh tak kenal ampun.

Elvano dan Revan tidak menjawab, pada saat itu juga mereka tidak tahu apa yang terjadi sehingga tidak memikirkan Liana.

Arion berbalik menatap keduanya dingin.

"Kemungkinan besar kalian bisa selamat jika melarikan diri, atau kenapa tidak memberitahu ku jika di Mansion ada penyusup?"

"Semuanya, tidak, terpikirkan," kata Revan terbata-bata bukan karena takut pada Arion, melainkan kesalahan yang telah ia perbuat.

"Kalian, selain perlu berlatih fisik juga mengasah 0tak kalian agar lebih berguna lagi!"

Arion melangkah untuk pergi karena dia sudah tidak tahu harus mengatakan apalagi, lebih baik ia mencari keberadaan Liana dari pada harus berdebat.

"Liana, tahu semua,"

Arion menghentikan langkahnya setelah ia berada di pintu.

Mereka semua menatap Elvano yang sedang menatap kosong.

"Kau bilang apa?" lirik Arion.

"Liana mengetahui sesuatu tentang terjadinya penyusupan,"

•••

TBC

Selamat hari raya idul Fitri semuanya Minal aidzin wal' Faidzin mohon maaf lahir dan batin. Jika aku ada salah dalam ketikan yang disengaja maupun tidak tolong dimaafkan yah, kita saling membuka pintu maaf xixixixi.

Aku jelasin dulu alur cerita ini, kenapa Liana berhasil diculik lagi? Karena, kehidupan Liana sudah ditakdirkan memiliki masalah rumit. Walaupun dia bereinkarnasi tetapi semua kejadian pada kehidupan pertamanya tidak ada yang berubah, semuanya tergantung pada Liana.

Memang ada salahnya dari Liana karena tidak mengatakan langsung kepada para Mafia. Alasannya, Liana belum terlalu yakin pada mereka yang akan percaya dengan cerita yang ia alami.

Bisa jadi, Liana akan selamat kalau Liana mengatakan yang sebenarnya sejak awal sebelum kejadian penculikan ini terjadi.

Yah, aku tahu alurnya semakin membosankan karena tidak ada bedanya dengan S1. Tetapi, cerita selanjutnya akan ada perubahan asalkan kalian stay in my story:)

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!