NovelToon NovelToon
Love In London

Love In London

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Syifafkryh

Amanda Zwetta harus terjebak ke dalam rencana jahat sahabatnya sendiri-Luna. Amanda dituduh sudah membunuh mantan kekasihnya sendiri hingga tewas. Amanda yang saat itu merasa panik dan takut terpaksa harus melarikan diri karena bagaimana pun semua itu bukanlah kesalahannya, ia tidak ingin semua orang menganggapnya sebagai seorang pembunuh. Apalagi seseorang yang dibunuh itu adalah pria yang pernah mengisi hari-hari nya selama lima tahun. Alvaro Dewayne Wilson seorang CEO yang terkenal sangat angkuh di negaranya harus mengalami nasib yang kurang baik saat melakukan perjalanan bisnisnya karena ia harus berhadapan dengan seorang gadis yang baru ia temui yaitu Amanda. Amanda meminta Alvaro untuk membantunya bersembunyi dari orang-orang yang sudah berbuat jahat kepadanya. Akankah Alvaro membantu Amanda? Atau justru Alvaro akan membiarkan Amanda begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifafkryh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEPIAN

Sudah tiga hari berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda Alvaro kembali. Selama Alvaro pergi, Amanda benar-benar merasa kesepian. Untungnya, Edward selalu menyempatkan untuk datang ke rumah Alvaro sehingga tidak membuat Amanda terlalu kesepian. Sejujurnya, walaupun ada Edward yang selalu menemaninya, entah kenapa hati Amanda masih terasa hampa. Apakah dirinya mulai terbiasa dengan hadirnya Alvaro di dalam kehidupannya?

Bahkan sampai saat ini, Amanda masih bingung dengan perasaannya sendiri. Walaupun bayang-bayang Malvin masih menghantui dirinya, Amanda tak menampik bahwa perasaan untuk Alvaro perlahan muncul dengan sendirinya.

"Bagaimana ini? Tidak mungkin aku menyukai Alvaro secepat ini." Gumam Amanda.

"Jadi kau menyukai kakak-ku?"

Amanda terlonjak kaget saat mendengar sebuah suara yang muncul dari belakangnya. Ia segera menoleh dan mendapati kehadiran Brianna dan juga Edward disana.

"Se—Sejak kapan kalian berdiri di sini?" Tanya Amanda gugup.

Brianna dan Edward langsung tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Amanda yang terlihat panik.

"Sejak kau mengatakan bahwa kau menyukai Alvaro." Jawab Edward.

Kepanikan Amanda bertambah saat mendengar jawaban Edward barusan.

"A—Aku ... Aku tidak mengatakan apapun. Mungkin kalian salah dengar." Ucap Amanda.

"Ayolah, Amanda ... kau tidak perlu merasa malu kepada kami. Jika kau menyukai Alvaro, kita akan membantumu supaya bisa dekat dengannya. Dan mengenai hubungan pura-puramu itu, aku dan Daddy sudah mengetahuinya." Ucap Brianna.

"Paman Dominic mengetahui bahwa aku hanya kekasih pura-puranya Alvaro?" Tanya Amanda.

"Ya, Daddy sudah mengetahuinya. Tapi kau jangan khawatir, Daddy tidak marah sama sekali. Justru Daddy sangat ingin kau menjadi kekasih Alvaro sungguhan." Jawab Brianna.

"Kau dengarkan, Amanda? Itu artinya Paman Dominic sudah merestui-mu. Tinggal kau resmikan saja hubunganmu dengan Alvaro." Ucap Edward.

"Apa yang kalian bicarakan? Aku dan Alvaro tidak memiliki hubungan apapun." Ucap Amanda.

"Tapi kau menyukainya, Amanda." Balas Edward.

"Aku—Aku ... Aku tidak menyukainya." Ucap Amanda.

"Ya ... Ya ... Baiklah jika kau tidak menyukai Alvaro." Ucap Edward sambil menahan tawanya.

Brianna pun hanya terkekeh pelan mendengar perbincangan antara Edward dan Amanda.

"Oh ya ... Aku kemari ingin berpamitan kepadamu, Amanda." Ucap Brianna.

Amanda langsung menatap Brianna saat mendengar ucapan Brianna barusan.

"Kau mau pergi kemana, Anna?" Tanya Amanda.

"Aku harus kembali ke Jerman. Jadwal kuliahku sebentar lagi dimulai." Jawab Brianna.

"Hari ini kau akan pergi?" Tanya Amanda.

"Ya, bahkan sekarang juga aku akan pergi." Jawab Brianna.

"Baiklah kalau begitu. Kau harus belajar yang rajin supaya bisa cepat lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan." Ucap Amanda sambil tersenyum.

"Tentu saja. Supaya Edward bisa menikahi-ku secepatnya." Ucap Brianna sambil menatap Edward.

Edward pun langsung terkekeh pelan dan mengusap kepala Brianna dengan gemas. Mendengar ucapan Brianna barusan, langsung membuat Amanda merasa sedikit kebingungan.

Apakah Edward memiliki hubungan dengan Brianna? Batin Amanda.

Melihat sikap Edward kepada Brianna, semakin membuat Amanda yakin bahwa ada sesuatu di antara mereka.

"Ya sudah, aku pamit. Supir sudah menungguku di luar." Ucap Brianna menyadarkan Amanda dari lamunannya.

"Ah ya ... Hati-hati, Anna. Semoga kita bisa bertemu lagi." Ucap Amanda.

"Tentu saja, Amanda. Bye ... " Balas Brianna sambil berlalu pergi meninggalkan mansion Alvaro.

Sementara Edward, pria itu memilih untuk duduk di sofa setelah Brianna pergi.

"Ed ... " Panggil Amanda yang kini sudah duduk di samping Edward.

"Ada apa?" Tanya Edward.

"Apakah kau memiliki hubungan dengan Brianna?" Tanya Amanda penasaran.

"Tidak. Aku dan Brianna tidak memiliki hubungan apapun." Jawab Edward.

"Benarkah? Tapi aku merasa di antara kau dan Brianna memiliki hubungan. Itu semua terlihat dari sikapmu kepada Brianna tadi saat Brianna mengatakan bahwa dia ingin kau menikahinya secepatnya." Ucap Amanda.

"Dia tidak serius mengatakan hal itu, Amanda. Sudah sering dia mengatakan hal itu dan aku hanya menganggap ucapannya hanya sebuah candaan. Lagi pula aku hanya menganggapnya sebagai seorang adik. Tidak lebih." Balas Edward.

Amanda langsung mencerna ucapan Edward barusan. Tetapi Amanda merasa, justru Brianna serius mengatakan hal tadi. Amanda merasa bahwa Brianna memang menyukai Edward.

"Tapi entah kenapa aku merasa bahwa ucapan Brianna tadi itu bukan sebuah candaan, Ed. Sepertinya dia menyukaimu." Ucap Amanda.

Edward langsung tertawa terbahak-bahak saat mendengar ucapan Amanda barusan.

"Sudahlah, Amanda. Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Ucapan Brianna hanya sebuah candaan saja." Ucap Edward sambil merangkul Amanda.

Tanpa Edward dan Amanda ketahui, Alvaro sedang memperhatikan mereka melalui cctv yang tersambung di ponselnya.

Melihat Edward merangkul Amanda, membuat Alvaro dilanda rasa cemburu. Dengan cepat Alvaro menghubungi Edward.

"Sedang apa kau di rumahku?"

"Tentu saja aku sedang menemani Amanda."

"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk datang ke rumahku setiap hari, Ed."

"Memang bukan kau yang menyuruhku. Tetapi Amanda. Dia merasa kesepian karena kau pergi sangat lama."

"Halo, Alvaro. Ini aku Amanda."

Mendengar suara Amanda, sedikit membuat Amarah Alvaro berkurang.

"Ada apa?"

"Maaf karena aku tidak meminta izinmu terlebih dulu. Aku yang meminta Edward untuk datang setiap hari ke rumahmu karena aku merasa kesepian. Tak apa kan jika selama kau pergi, Edward datang ke rumahmu? Hanya sebentar saja."

"Seharusnya jika kau ingin Edward datang menemanimu setiap hari, kau harus meminta izinku terlebih dahulu. Itu rumahku, jadi siapa pun yang datang harus mendapatkan izin dariku."

"Iya aku tahu itu, aku pun ingin memberi tahumu terlebih dahulu. Tetapi aku tidak memiliki ponsel untuk menghubungimu."

"Ya sudah. Bisakah berikan ponselnya kepada Edward?"

"Tentu. Sebentar."

"Kau merindukanku, Al?"

"Lebih baik aku merindukan Mery dari pada harus merindukanmu, Ed."

"Hahaha ... Ada apa?"

"Kemungkinan lusa aku baru kembali. Jadi tolong temani Amanda selama aku tidak berada di rumah."

"Tanpa kau suruh pun aku akan melakukannya. Sudahlah, bukankah disana jam dua pagi? Sebaiknya kau istirahat."

Tanpa menunggu balasan Alvaro, Edward langsung mematikan sambungan telfonnya secara sepihak. Membuat Alvaro kesal bukan main.

Setelah mendengar suara Amanda barusan membuat Alvaro merasa sedikit tenang. Rasa rindu yang sudah ia rasakan beberapa hari ini cukup terobati karena sudah mendengar suara Amanda. Tetapi walaupun begitu, Alvaro ingin segera kembali ke London untuk bertemu Amanda dan mengungkapkan semua perasaannya kepada wanita itu.

Akhirnya, Alvaro memutuskan untuk tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi.

Berbeda dengan Alvaro, saat ini Amanda masih bersama Edward. Saat ini mereka sedang makan malam bersama karena kebetulan Mery sudah menyiapkan makan malam dan Edward pun dengan senang hati memakannya karena cacing-cacing di dalam perutnya sudah berteriak minta diberi makan.

"Apakah kau tahu kapan Alvaro akan kembali?" Tanya Amanda.

"Kenapa kau tidak bertanya langsung kepadanya tadi saat di telfon?" Tanya Edward.

"Emm ... Tidak apa-apa." Jawab Amanda.

"Kau tenang saja, lusa Alvaro akan pulang." Ucap Edward.

Amanda pun hanya merespon ucapan Edward dengan anggukan kepala. Setelah itu, ia kembali melanjutkan kegiatan makan malamnya.

Setelah makan malam selesai, Edward segera pamit untuk pulang. Dan Amanda pun mengantar Edward sampai depan pintu utama. Setelah Edward pulang, Amanda memutuskan untuk pergi menuju kamarnya. Tetapi sebelum masuk ke dalam kamarnya, Amanda menatap sebuah pintu yang berada di sebrang kamarnya.

"Harus aku akui bahwa aku merindukanmu. Aku ingin kau cepat kembali." Gumam Amanda sambil menatap pintu kamar Alvaro.

Amanda segera masuk ke dalam kamarnya untuk istirahat.

*****

To be continue ...

1
Ripah Ajha
the best 👍🏻👍🏻
Syifafkryh: Makasihh kaka😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
Syifafkryh: Hari ini ya aku lanjutt kakak😍😍
total 1 replies
kalea rizuky
bagus pergi aja manda Alvaro bakal nyesel km
Syifafkryh: Makasih banyak udh baca ceritaku ya kak😍
total 1 replies
kalea rizuky
pergi jauh aja lah amanda percuma qm di situ
kalea rizuky
amanda ttep aja goblokk
kalea rizuky
luna bner jalang
kalea rizuky
cari krja di tempat lain aja donk
kalea rizuky
sahabat kurang ajar luna
Randa kencana
Ceritanya sangat menarik
Anisa Febriana272
Mangat kak🔥🔥🔥
Syifafkryh: Thank you kak😍
total 1 replies
lovebunny
Luna oh Luna 🤣🤣
Syifafkryh: Kenapa luna kenapa?🤣
total 1 replies
Lửa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
Hagia Alverg🪻: hii kakak salin support yuk dinovelku 🤗.minta saran dan ulasannya

Emergency Wedding by: Noni Gia
total 2 replies
ella ellie
Lucu dan menghibur.
Syifafkryh: Makasihh banyak kakk😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!