Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasehat rafa.
“Leon…” lirih kirani melihat leon yang tampak kacau.
“Bu rani, saya bertemu dengan pak leon dengan kodisi sudah seperti ini.” Ucap rafa yang sudha melihat kirani di depannya.
“Oh iya pak, terima kasih sudah mau membantu pak … eh maksd saya suami saya…” rani teringat jika status mereka saat berada di kota S adalah suami istri.
“Sama sama bu, sepertinya pak Leon sedang banyak pikiran. Saya hanya menyarankan jika ada masalah lebih baik di selesaikan dengan kepala dingin, maaf bukannya menggurui. Tetapi seorang pria itu mempunyai harga diri yang cukup tinggi bu, dia tidak akan mengakui sesuatu secara cepat sebelum dia dapat memikirkan cara untuk keluar dalam suatu masalah itu sendiri. Tapi jika masalah tersebut datang dari orang yang sangat dia cintai, maka itu bisa saja mematahkan peran dan hatinya.”
Rani terdiam meresapi setiap ucapan rafa, dia paham jika masalah yang Leon hadapi memang dari diri rani. Dan hanya rani yang bisa menyelesaikannya, bukan orang lain.
“Bu… jujurlah pada hati dan nurani, jangan sampai suatu keputusan yang kita ambil membuat penyesalan seumur hidup bagi kita.”
Entah kenapa semua ucapan rafa membuat kirani tersadar jika keputusannya salah menerima ajakan Thomas untuk menjadikan kirani istrinya, sedangkan rani belum sepenuhnya menggenal bagaimana sifat dan karakter Thomas sebenarnya. Sedangkan dengan Leon, rani sudah mengenalnya lebih lama.
“terima kasih untuk nasehatnya pak, kalau begitu saya akan bawa suami saya pulang.”
“Oh iya bu sebentar, biar saya antar anda dan pak Leon.” Rafa dengan segera membantu Leon beriri, sednagkan rani membantu Leon membawakan jasnya dan berjalan di belakang rafa.
“Saya akan antar anda ke apartemen pak Leon, dulu waktu ngobrol dengan pak Leon saya sempat di beritahu letak apartemen beliau.”
Rani diam tak dapat mengatakan apapun, sednagkan dia sendiri tidka mengetahui di mana letak apartemen Leon dan di mana unit apartemen Leon berada.
Leon dan kirani duduk di kursi belakang, tampak kedua mata leon tertutup sempurna. Perlahan rani menatap wajah tampan Leon, tangan rani tergerak membelai pipi Leon yang terlihat memerah karena efek alkohol yang dia minum tadi.
“Rani… kirani…” ucap Leon lirih dan di dengar jelas oleh rani.
“Kirani… aku sayang sama kamu, jangan tinggalin aku. Aku mohon…” ucap Leon sambil menggenggam tangan rani yang menyentuh pipinya.
Terlihat rafa masih fokus menyetir, dia sekilas menatap interaksi rani dna juga Leon.
“Sepertinya pak Leon sangat sayang dengan ibu rani, saya jadi teringat saat saya marahan sama istri. Saya akan pergi keluar dan memilih merenung entah itu di bar atau di taman, yang penting saya akan melepaskan kekesalan saya.” Ucap rafa setelahnya tertawa mengingat kejadian waktu bertengkar dengan istrinya.
Rani hanya tersenyum mendengar ucapan rafa, tapi senyumnya terhenti ketika tiba tiba Leon mengendus tengkuk rani dan mencium serta menghisap leher rani sampai tertinggal bekas kemerahan di leher rani.
“Sabar pak Leon, saya akan percepat mobil saya agar cepat sampai di apartemen.” Rafa yang paham sebagai sesama laki laki, dia segera menambah kecepatan mobilnya.
Terlihat apartemen mewah yang berdiri kokoh dengan bangunannya lima belas lantai, Leon yang keluar bersama dengan rani di bantu oleh rafa.
Beruntung seorang sekuriti melihat dan mengenal Leon, dengan segera dia mendekat dan membantu menuntun Leon.
“Terima kasih pak, segera bantu pak Leon ke unit apartemennya ya…” ucap rafa melepaskan rangkulannya.
“Baik pak…” balas satpam tersebut.
“Baiklah bu rani, saya permisi pulang, maaf tidak bisa mengantarkan anda dan pak Leon sampai ke depan pintu apartemen. Karena besok pagi saya harus segera pulang ke kota S.”
“Baiklah terima kasih pak, salam buat istri di rumah.”
“Baik bu…”
Rafa segera masuk kedalam mobil, melihat kepergian mobil rafa. Rani segera berlari menyusul Leon dan satpam yang tengah membawanya.
Setelah sampai di depan pintu apartemen Leon, denga kasar Leon melepaskan tangan satpam tersebut.
“Anda boleh pergi…” ucap Leon melihat satpam yang masih berdiri di sampingnya.
“Baik pak…”
Satpam tersebut pergi dan meninggalkan rani dan juga Leon sendiri, sedangkan Leon manatap rani. Dia dengan internis menatap rani dari atas sampai bawah, perlahan tangan Leon masuk ke tengkuk leher rani. Dengan kasar Leon menarik kepalan rani dan segera melumat kasar bibir rani sampai terlihat bengkak karena ulah Leon.
“Kamu milikku kirani, kamu akan menjadi milikku.” Ucap Leon lirih.
“Stop Leon…” ucap rani sambil menjauhkan Leon dari dirinya setelah ciuman mereka terlepas.
“Aku akan membantumu masuk ke dalam, berapa kode sandinya.”
Saat rani akan menekan tombol di engsel pintu, Leon memeluk rani dari belakang. Tangan Leon membantu tangan rani menekan tombol sebanyak enam digit di start door apartemen Leon.
“Jika kamu ingin mencari keberadaanku, aku akan selalu di sini. Dan hanya kamu yang tahu berapa nomor kunci apartemenku kirani.”
Rani tertegun mendengar ucapan Leon, sesaat dia terdiam sebelum Leon mendorongnya masuk ke dalam apartemen.
Mereka berjalan dengan masih Leon memeluk rani dari belakang, walau sedikit kesusahan tapi rani bisa menyeimbangi gerakkan langkah kaki Leon.
“Temani aku di sini, kirani.” Leon membalikkan tubuh rani untuk menghadapnya, tangan Leon membelai wajah kirani dengan sayang.
Merasakan sentuhan Leon refleks rani memejamkan kedua matanya, dia sangat merindukan Leon. Rasa bersalah karena menerima tawaran alex dna juga Santi, membuat rani merasa bersalah.
Rani yakin jika perasaan dan rasa cintanya hanya untuk Leon, setelah mendengar Leon mabuk. Rani segera menemui Leon tanpa mau tahu keadaan Thomas yang berada di rumah sakit.
“Rani aku sayang kamu, aku sangat mencintai kamu. Aku mohon jangan tinggalkan aku kirani.”
Leon mencium bibir rani dengan intens, rani yang masih setia memerjamkan matanya tak berniat membuak kedua matanya. Rasa cinta dan penyesalan rani, menutupi kesadaran rani sepenuhnya.
Dengan perlahan tubuh rani Leon jatuhkan ke atas sofa, merka masih saja berciuman. Rani yang tidak tinggal diam membalas ciuman Leon, dia ingin malam ini bersama dengan Leon. Orang yang sangat mengganggu pikirannya dan hatinya, rasa yang biasa menjadi lebar biasa jika rani berada dengan Leon.
“Leon… aaahhh…. Aku sayang kamu.” Bisik rani membalas ucapan Leon.
Leon yang sepertinya mendapat lampu hijau dari kirani, segera meperdalam ciumannya. Dia perlahan melepaskan beberapa kancing baju milik rani, meliaht rani hanya pasrah Leon memperdalam sentuhannya.
Kini mereka berdua sama sama sedang di butakan oleh asmara, rasa cinta dan sayang mereka membuat mereka lupa jika kejadian yang tidak di inginkan bisa saja terjadi di antara mereka saat ini.