Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutama Group
Haiiii...semua !!"
Maaf ya kalo Othor up nya lumayan lama. Karena memang masih masa pemulihan dari sakit lambung kemaren. Insyaallah Othor akan coba buat up tiap hari tapi pastinya nggak tahu jam berapa pastinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bos, di bawah ada dua mahasiswa yang katanya dari Kampus Nusa Harapan , mereka dapat rekomendasi dari kampus untuk magang di sini."
Mendengar penuturan asisten nya Rian, Ezan pun langsung mengutak-atik laptop yang ada di depannya.
"Tolong, kamu langsung print dan berikan pada Mila.Setelah itu, suruh dua mahasiswa itu pulang."
Rian sempat menatap kedua sahabat Ezan lainnya yang duduk di sofa di ruang kerja Ezan dengan menikmati kopi mereka.
"Urusin tuh, jangan sampai salah. Yang ada bos mu itu keluar taringnya." Sandi bicara dengan nada bercanda pada Rian asisten Ezan.
Rian pun dengan cepat mengambil langkah seribu menuju ruangan miliknya dan menyelesaikan tugas dari Ezan.
"Perusahaan kamu sekarang sudah berapa tahun terima mahasiswa magang?"
"Nggak tahu, papa sih yang kasih ijin. Tapi, untuk beberapa tahun ini perusahaan yang menentukan orang-orang yang bisa masuk ke perusahaan ini untuk sekedar magang."
"Ehhh... ngomong-ngomong, mahasiswa yang mau magang kali ini cantik nggak?"
Ezan menatap ke dua sahabatnya.
"Nggak usah macam-macam, bini kalian bisa ngamuk nanti. Lagi pula, mahasiswa yang magang kali ini bini aku sendiri.."
Hahh...
"Nggak usah kaget. Aku sengaja buat dia magang disini, aku nggak mau dia kenapa-kenapa di luar sana."
Sandi dan Mario saling pandang.
"Yakin cuma karena itu, bukan karena alasan lain?"
Ezan menyipitkan matanya menatap kedua sahabatnya.
"Alasan lain apa, yang jelas aku harus menjaganya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi, urusannya sama Bara, sahabat kita."
"Iya, kita tahu..kalau memang kamu begitu menjaga kepercayaan Bara. Tapi, sekarang ini..Gita itu sudah jadi istri kamu. Zan, jangan bilang kamu belum pernah menyentuh Gita, Zan..sadar, istri kamu sekarang itu Gita!!"
Sandi mendengar ucapan Mario yang terdengar sedikit meninggi membuat Sandi menepuk bahu Mario.
"Yo, Ezan dan Gita butuh waktu juga kali. Lagi pula mereka menikah tanpa ada rasanya cinta. Tapi aku yakin , Ezan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Bara berikan. Menjaga Gita sebagai istri bukan seperti layaknya bodyguard yang menjaga nyonya nya Zan, ingat itu. Kamu suami, kamu punya kewajiban atas diri Gita." Ezan hanya bisa menghela nafas panjang mendengar ucapan dua sahabatnya.
Ezan merasa Gita itu tidak pantas untuk dia sakiti dan Ezan takut jika Gita tahu akan dirinya, Gita akan merasakan sakit hati.
Gita dan Ayu sudah keluar dari Hutama Group.
"Git, kamu langsung balik? Mau aku antar dulu?" Ayu menawarkan untuk mengantar Gita lebih dulu sebelum dia kembali ke rutinitas nya seperti biasa sebagai pelayan sebuah restoran.
"Nggak usah Yu, aku naik ojol saja. Lagi pula kamu mau kerja kan?"
"Iya sih, tapi..kalau buat nganterin kamu doang sih.. Insyaallah keburu."
"Nggak perlu, lagi pula nggak usah repot-repot juga Yu, sudah sana duluan! Sebentar lagi ojek aku juga datang."
"Beneran nih?" Ayu kembali menanyakan kebenaran akan Gita yang tidak ingin Ayu antar.
"Iya bener, sudah sana. Hati-hati yaa !!' Gita pun akhirnya meyakinkan sahabat nya itu untuk lebih dulu pergi untuk segara ke tempat kerja nya.
"Oke deh, aku duluan yaa..kamu hati-hati juga, bye !!'
"Byee!!" Akhirnya Ayu dengan perlahan melajukan motornya meninggalkan Hutama Group dan menuju tempat kerjanya.
Tak lama, sebuah motor pun mendekati Gita dan membawanya pergi dari lingkungan Hutama Group menuju apartemen milik Ezan yang tidak jauh dari Gedung Hutama Group.
"Terimakasih pak.." setelah mengucapkan terimakasih pada tukang ojek yang mengantarkan dirinya, Gita menuju lift khusus menuju lantai paling atas di Apartemen mewah itu.
Ting
Pintu lift terbuka dan langsung berhadapan dengan pintu apartemen yang saat ini menjadi tempat tinggal nya.
Setelah menempelkan akses untuk masuk ke dalam hunian mewah itu, Gita melangkah masuk dan menuju kamar nya. Dia dengan cepat meletakkan tasnya diatas meja belajar miliknya. Lalu dia masuk ke kamar mandi guna membersihkan diri. Setelah tiga puluh menit dia selesai membersihkan diri, dia pun duduk di depan meja rias guna melakukan ritual yang biasa dia lakukan setelah membersihkan diri.
Rasa lelah yang mendera membuat Gita tak terasa terlelap tidur setelah selesai melaksanakan kewajiban nya.
...----------------...
"Bos, belum pulang?" Rian masuk ke dalam ruangan Ezan. Terlihat Ezan masih berkutat dengan laptopnya.
Ezan menatap jam tangan mewah nya, dia sedikit terkejut karena tidak terasa dia sudah melewatkan waktu sampai tidak menyadari jika malam sudah menyapa.
"Iya, saya pulang. Kamu sudah selesai?"
"Sudah bos.." Rian sudah siap untuk pulang dengan menenteng tas kerjanya.
Ezan dengan cepat membenahi barang-barang yang ada di atas meja kerjanya di bantu oleh Rian. Setelah di pastikan semuanya aman, Ezan pun meraih jasnya dan ponselnya yang tergeletak di atas meja.
"Ayo !!" Ezan melangkah lebih dulu untuk keluar dari ruangan nya.
Terlihat Mila sudah tidak ada di meja kerjanya, karena memang saat ini sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"Kamu langsung pulang saja, saya bisa bawa mobil saya sendiri."
"Tapi bos..
"Nggak masalah, pulanglah..maaf buat kamu lembur malam ini. Pulanglah..!" Rian pun tidak bisa membantah ucapan Ezan. Dia pun kemudian pamit untuk pulang.
Sedangkan Ezan masuk ke dalam mobilnya dan perlahan melajukan mobilnya meninggalkan kantor nya.
Sampai di depan apartemen nya, dia pun langsung membuka pintu dan melangkah ke kamarnya. Nuansa remang-remang membuat Ezan sedikit menyipitkan matanya menatap ruangan yang besar itu terlihat sunyi.
Dia melangkah ke arah kamar dan kemudian masuk ke dalamnya. Terlihat gelap kamar itu namun masih bisa dia melihat jika istri kecilnya ada di dalam kamar itu di atas tempat tidur mereka.
Ezan tak berniat untuk membuat Gita bangun, dan dia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama, dia sudah keluar dengan kaos polos dan celana pendek mendekat ke arah tempat tidur.
Terlihat Gita yang tertidur dengan pulas dengan tampilan yang cukup membuat Ezan terkejut.
Pakaian wanita yang ada diatas tempat tidur nya kini hanya dengan pakaian tipis yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang begitu jelas nampak terlihat di mata Ezan walaupun hanya ada cahaya remang-remang dari celah tirai yang terbuka yang memperlihatkan lampu-lampu dari gedung tinggi di sekitar apartemen miliknya.
Ezan yang memang selama ini susah payah agar cacing Alaska nya tidak macam-macam di buat menggeliat tanpa ampun cuma melihat lekuk tubuh Gita yang layaknya siluet yang sudah membuat otak Ezan menggila.
Lanjut........
mau th yg sm dg Gita itu bukan Om" ya Lex/Sugar Daddy nya Gita ya Lex tp dia suaminya Gita ya Lex ,enak g Lex di putus Gita sdh benar km putus Alex krn km jg sdh punya suami yg baik.