Sifa tidak pernah menyangka dengan nasib nya, ia harus menjadi Pengantin Pengganti, Kakak kandung nya sendiri yang tiba-tiba kabur di hari pernikahan nya sendiri.
Bagaimana Kisah nya.. hanya di Novel Pengantin Pengganti
Follow Me :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Sifa bersiap untuk pergi ke kampus, ia sudah menggunakan helm dan akan menyalakan mesin motornya tiba-tiba saja motornya tidak dapat dinyalakan.
" Duh.. Ngadat lagi nih ? Kamu belum tua-tua banget kan tor, kenapa sih ?! perasaan belum lama di servis " Sifa ngedumel sedikit kesal.
Ia lalu melirik arloji di pergelangan tangannya.
" Gak akan bener sih ini " Sifa melepaskan helm yang ia kenakan ia kembali simpan ke tempatnya, ia lalu merogoh ponsel yang ia simpan di dalam tas untuk memesan ojek online.
" Tau gini, ikut Mas Revan tadi, gak apa-apa kepagian bisa nunggu di kampus.. Ck... " Sifa terus ngedumel hingga akhirnya terdengar suara motor berhenti di depan rumah Revan.
Sifa berjalan sedikit cepat keluar pagar rumah, lalu kembali menutupnya.
" Dengan Mbak Sifa ? " tanya pengemudi ojol itu.
" Iya, ke Kampus Indonesia Merdeka ya "
" Baik "
Sifa berangkat ke kampus menaiki ojek online, ia tidak terlalu memikirkan motornya yang tiba-tiba mogok, yang terpenting ia sampaii kampus tepat waktu, mungkin nanti setelah pulang dari kampus ia akan memikirkan kembali motornya, karena itu kendaraan satu-satunya yang ia miliki untuk aktifitasnya ke kampus dan kegiatan lainnya.
Sekitar 20 menit perjalanan Sifa sudah sampai di kampus, ia disambut oleh kedua sahabatnya yang lebih dulu sampai.
" Tugas Pak Yopie kelar Sif ? " tanya Zoya.
" Udah dong " jawab Sifa.
" Coba liat " ucap Dilla.
" Nih " Sifa mengeluarkan lembaran hasil gambaran nya sendiri.
" Wah keren loh calon desainer hebat nih " ucap Dilla spontan.
" Aamiin.. Aamiin " Sifa mengamini.
Mereka bertiga berjalan menuju kelas, untuk mengikuti kuliah pagi ini, sambil membahas gambaran desain masing-masing.
***
Dilain tempat Revan sedang sibuk bersama pasien-pasiennya setelah 2 minggu ia tidak praktik karena diberikan cuti saat menjalani pelatihan kemarin.
Revan adalah seorang Dokter Spesialis Anak, walaupun ia terkesan dingin dan cuek namun jika kepada anak-anak ia akan berubah 180 derajat, ia akan menjadi sosok yang baik, ramah, penyayang.
" Siang Dok "
" Siang Bu.. Hallo adik.. "
" Halo juga Om dokter " ucap anak kecil yang berusia sekitar 4 tahun, masuk ke ruangan Revan bersama orangtuanya.
" Ada keluhan bu anak nya ? " tanya Revan sambil membolak balik lembar status pasien.
" Tidak dok, hanya ingin vaksin lanjutan "
" Oh ya baik, sini Om periksa dulu ya.. " ucap Revan, ia lalu mengajak pasien kecilnya ke bed pemeriksaan yang dibantu oleh perawat yang membantunya, ia memeriksa beberapa tanda vital setelah dirasa semua normal, ia lalu menyuntikan vaksin yang sudah disiapkan oleh perawat tadi.
" Aww.. " ucap gadis cilik itu.
" Sudah kok.. gak sakit kan ? " tanya Revan.
" Sedikit Om Dokter "
" Anak hebat, ayo sudah selesai pelan-pelan ya turunnya " ucap Revan.
Ia lalu mencatat di lembar status pasien, setelah memberikan edukasi pasca pemberian vaksin kepada orangtua pasien nya, ia pun meresepkan obat jika sewaktu-waktu terjadi demam setelah pemberian vaksin.
" Bu, kemungkinan untuk vaksin kali ini akan ada demam, tetapi tidak parah, bahkan ada yang sama sekali tidak merasakan demam itu tidak masalah, namun saya tetap berikan obat penurun panas untuk berjaga-jaga " ucap Revan.
" Baik Dok "
" Ini resep nya ya Bu, nanti bisa diambil dibagian farmasi "
" Terima kasih Dok "
" Sama-sama Bu "
" Terima kasih Om Dokter "
" Sama adik cantik, sehat-sehat ya "
Pasien dan Ibu nya dibantu oleh perawat untuk mengambil obat di bagian farmasi, Revan sedikit melonggarkan tubuhnya, ia lalu melihat arloji di pergelangan tangannya tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 siang.
Revan cukup lama menunggu, tidak ada pasien yang kembali masuk, disaat bersamaan perawat yang menemani Revan kembali.
" Dok, yang tadi pasien terakhir " ucap Perawat itu
" Oh ya " Revan hanya mengangguk
Setelah merapikan peralatan, perawat yang menemani Revan pamit untuk keluar ruangan.
" Dok, saya permisi ya "
" Ok, baik Sus, terima kasih ya "
" Sama-sama Dok "
Setelah kepergian perawat itu, Revan merogoh saku jas Snelli nya, ia mengambil ponsel, berniat untuk menghubungi Sifa.
" Kalo gak aku yang telepon, mana pernah dia telepon duluan " gumam Revan sambil mencari kontak Sifa lalu memencet tombol Dial.
Tut..
Tut..
Klik
Sifa : " Halo Mas "
Revan : " Dek, kamu masih di kampus ? "
Sifa : " Masih Mas "
Revan : " Kuliah sampe jam berapa ? "
Sifa : " Ini udah selesai sih "
Revan : " Kamu pake motor kan ? Pulang nya hati-hati "
Sifa : " Euh.. Enggak Mas, aku tadi pake ojek "
Revan : " Kok Pake ojek ? "
Sifa : " Gak tau motor nya tiba-tiba mogok "
Revan : " Ya udah aku juga udah selesai sih ini, tapi mau ada rapat dulu sekitar 1 jam, kalo kamu tunggu aku dulu di kampus, nanti aku jemput gimana ? "
Sifa : " Hmm.. Oke Mas kalo gitu aku makan siang dulu ya "
Revan : " Oke.. Sama siapa ? "
Sifa : " Zoya dan Dilla "
Revan : " Oke "
Klik
Sambungan telepon terputus.
Sifa mengernyitkan sedikit dahinya, entah mengapa hatinya menjadi berbunga sesaat setelah dihubungi oleh Revan.
Disaat yang bersamaan Zoya dan Dilla menghampiri Sifa yng masih pada posisi nya sambil senyum-senyum sendiri.
" Eh kenapa tuh anak ? Kayanya lagi kasmaran deh " ucap Dilla kepada Zoya.
" Bener sih kayanya " balas Zoya.
" Sif " Zoya menepuk pundak Sifa.
" Astagfirullah.. " Sifa terlihat kaget.
" Kenapa senyum-senyum sendiri siang bolong begini lagi " ucap Dilla.
" Enggak apa-apa, ya udah ayo mau ke cafe depan kampus kan ? " susul Sifa mengalihkan pembicaraan.
" Hmm.. Ya udah ayo "
Mereka bertiga berjalan keluar kampus menuju Cafe yang berjarak tidak jauh dari kampusnya. Sesampainya di Cafe mereka mencari tempat duduk yang nyaman lalu memilih makanan pada buku menu yang tersedia.
Tidak lama pesanan mereka tiba, mereka pun makan siang bersama sambil bercengkrama. Sifa yang terlihat lebih ceria dari biasanya membuat kedua sahabatnya menaruh curiga.
" Kayanya beneran nih ada yang lagi kasmaran " senggol Dilla ke Zoya.
" Hmm.. " Zoya hanya mengangguk tersenyum, dengan tatapan menggoda Sifa.
Sifa yang memperhatikan kedua sahabatnya dengan tatapan intimidasi.
" Apa sih kalian ? Gak usah mikir yang enggak-enggak.. Ayo makan " ajak Sifa.
" Hmm.. " Zoya dan Dilla hanya saling tatap tetap dengan tatapan menggoda Sifa.
Sifa tidak menggubrisnya, ia kembali fokus pada makan siang dihadapannya.
Apa iya Gue kasmaran ? Hah....
Batin Sifa.
🌺🌺🌺
Jangan lupa dukung author dengan vote, like dan komennya ya.. ❤️
mungkin blm mau di publisk🤔🤔