Menikahi Mr. Rajendra (S1)

Setelah acara pesta pernikahan selesai dan dibubarkan, Kini sang pengantin telah berada di kamar mereka.

"Duh, ya ampun gue capek banget, mana kaki gue pegal-pegal lagi karena berdiri terus dari tadi" Ucap nana yang saat ini telah duduk di sisi ranjangnya.

Zayyan melihat sekilas di kearah Nana, lalu mengalihkan lagi pandangannya. "Handuk dimana ? Aku mau mandi" Ucap Zayyan Dingin.

"Kenapa malah nanya ke gue, emang gue mak nya apa" Ucap nana pelan tapi masih bisa didengar oleh zayyan.

"Kamu istri saya dan lagi pula ini rumah kamu, jadi mana saya tau dimana letak barang-barang" Ujar zayyan.

"Iya juga ya" Ucap nana dalam hatinya. "Itu dilemari paling ujung, ambil aja" Ucap nana menunjuk ke arah lemari.

Tanpa bicara apapun, zayyan langsung menuju kearah lemari yang dimaksud oleh nana dan mengambil handuk lalu berlalu ke kamar mandi untuk membersih kan diri.

Sementara nana, masih memijat kakinya karena merasa pegal dari tadi berdiri terus untuk menyambut para tamu.

"Lama banget sih mandinya, itu mandi atau tidur didalam. Mana gue udah gerah banget pakai baju ini" Gerutu nana.

Tak lama zayyan pun keluar dari kamar mandi tanpa sehelai pakaian pun hanya memakai handuk yang melilit dipinggangnya, hingga menampakkan badan atletisnya.

Nana yang mendengar pintu kamar mandi terbuka pun menoleh, "Aaa... Ya ampun mata suci gue ternodai" Ucap nana menutup matanya. Saat nana menoleh tadi, ia melihat badan atletis zayyan tanpa sehelai benang.

Sementara zayyan hanya diam tak menghiraukan teriakan nana, ia mengambil baju yang sudah dikirim oleh sopir keluarga dalam paper bag dan langsung memakainya.

"Udah, buka aja matanya, aku udah pakai baju" Ucap zayyan dengan tatapan dinginnya.

"Dingin banget sih jadi orang, dasar manusia es" Gerutu nana sembari memasuki kamar mandi. Didalam kamar mandi, nana berusaha membuka gaun yang ia pakai namun tidak bisa.

"Duh gimana ya, gue ngak bisa bukak gaunnya lagi" Ucap nana pada dirinya sendiri. "Apa gue minta tolong zayyan aja ya ? tapikan malu kalau minta tolong dia" Ucap nana bermonolog.

Cklek.. Nana akhirnya membuka pintu kamar mandi, "Zayyan" Panggil nana, namun si empu yang punya nama tidak menjawab hanya melirik kearah nana.

"Bantuin aku dong" Ucap nana dengan ragu.

"Apa ?" Tanya zayyan cuek.

"Tolong bukain kancing gaun nya dong, aku ngak bisa bukak soalnya" Ucap nana menundukkan wajahnya karena sebenarnya ia juga malu meminta bantuan pada zayyan.

Nana mengangkat wajahnya setelah menunggu beberapa lama, namun masih tak ada jawaban.

"Ya udah deh, aku mintak bantu mama aja" Ucap nana sembari berjalan kearah pintu untuk menemui mamanya. Baru saja ia ingin menekan knop pintu, tangannya ditarik oleh zayyan.

"Ga usah minta tolong mama, sini aku aja yang bukain" Ucap zayyan yang masih saja dingin.

Tanpa menunggu lama, zayyan berhasil melepas kancing baju nana.

"Terima kasih" Ucap nana tulus, lalu segera masuk kekamar mandi. Didalam kamar mandi, ia segera mengisi bathup lalu memasukan sabun kedalam nya dan segera berendam didalamnya.

"Uh ya ampun, seger banget rasanya, semua rasa capek dan pegal gue langsung hilang seketika" Ucap nana.

Disisi lain, zayyan terus saja menoleh kearah pintu kamar mandi, kenapa nana belum keluar juga dari kamar mandi, pikirnya.

Setelah berendam dalam bathup selama 45 menit, nana akhirnya keluar dari kamar mandi dengan piyama motif bunga.

Zayyan menoleh sekilas ke arah nana, "Kenapa ?" Tanya nana yang menyadari zayyan menatapnya.

"Ngapain aja didalam kamar mandi ? Lama banget" Seru zayyan yang saat ini sudah bersandar di kepala ranjang.

"Ya mandi lah, terus ngapain lagi" Jawab nana.

Zayyan hanya diam tak menanggapi ucapan nana, ia dari tadi hanya sibuk mengotak atik hp nya. Kadang juga tersenyum sendiri saat membalas chat yang masuk dalam hp nya.

Sementara nana memilih untuk membaringkan tubuhnya membelakangi zayyan. "Ini adalah malam pertama ku setelah menikah, namun suamiku malah sibuk dengan handphonenya, dia sibuk membalas chat yang masuk dan aku tidak tau dia sedang chatingan dengan siapa" Ucap nana berkaca-kaca.

"Apa memang dia tidak menginginkan pernikahan ini ? Tapi aku akan berusaha membuat dia mencintai ku, tapi apakah bisa ?" Tanya nana pada dirinya sendiri.

Tak membutuhkan waktu lama, nana pun terlelap menikmati mimpi indahnya. Sementara zayyan masih saja sibuk dengan hp nya, saat ini dia sedang chatingan dengan sahabat-sahabatnya di grup.

Sekarang sudah menunjukan pukul 12 malam, zayyan akhir nya memilih untuk beristirahat mengikuti istrinya ke alam mimpi.

📍📍📍

"Pagi ma, pagi pa" Nana tampak sudah rapi dengan setelan rumahan, Namun gadis yang baru saja sah menjadi istri zayyan itu masih terlihat cantik meskipun mengenakkan pakaian sederhana.

Papa dion menoleh kearah nana lalu tersenyum, "Pagi juga sayang"

"Suami kamu mana nak ?" Tanya mama yanti sembari menata makanan di meja makan.

Sejenak nana terdiam, entah mengapa ada rasa sedih saat mendengar kata suami. Mama yanti pun menoleh kearah nana saat ia tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya "Zayyan masih di tidur dikamar ma" Setelah menyadari tatapan dari mamanya.

"Mungkin menantu kita lelah ma, karena semalaman buatin kita cucu" Ucap papa dion, Nana yang sedang meneguk air pun menjadi tersedak mendengar ucapan papanya. Mukanya pun menjadi merah padam karena malu.

Mama yanti tertawa melihat putrinya salah tingkah "Tidak apa-apa nak, tidak usah malu dengan papa dan mama. Sudah menjadi hal yang wajar bagi pasangan baru menikah melakukan itu" Ucap mama yanti yang lagi-lagi membuat wajah nana tidak berhenti memerah.

"Mama, papa apa yang sedang kalian bicarakan. Nana dan zayyan tidak melakukan apa-apa semalam, kami hanya beristirahat saja karena kelelahan dengan acara pernikahannya" Jelas nana.

Mama yanti hanya tersenyum mendengar penjelasan nana "Sayang, nanti saat di rumah mertuamu, mama harap kamu bisa menjadi istri dan menantu yang baik. Kamu masih ingatkan dengan apa yang mama ajarkan pada mu, bagaimana tugas dan kewajiban seorang istri ?" Tanya mama yanti.

Nana yang sedang menata makanan pun, menghentikan aktivitasnya. Ia tiba-tiba saja mengingat perjanjian yang sudah zayyan buat. "Apa rumah tangga nana nantinya akan mampu bertahan ma ? Apakah nana mampu membuat zayyan mencintai nana ? Atau dia akan tetap pergi setelah perjanjian itu selesai ?" Tanya nana pada dirinya sendiri.

"Sayang kamu kenapa ?" Tanya mama yanti membuyarkan lamunan nana.

Nana terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Nana tidak apa-apa kok ma" Ucapnya sembari tersenyum, namun senyumnya itu terkesan terpaksa.

"Ya udah, kamu panggilin suami kamu dulu sana, biar kita sarapan sama-sama" Titah mama yanti.

Nana mengangguk sebagai jawaban. Ia segera melangkah kan kakinya kelantai dua dimana kamarnya berada.

Cklek.. Setelah pintu terbuka, nana melangkah ke arah tempat tidur. Ia mengoyang-goyangkan tubuh zayyan agar segera bangun, "Zayyan bangun" Panggil nana.

Namun zayyan masih saja tidak bergerak dari tempat tidur, jangankan bergerak membuka matanya saja tidak. "Iih, dasar kebo. Susah banget dibangunin" Ucap nana kesal.

Nana pun menggoyangkan tubuh zayyan lebih keras lagi, "Zayyan bangun, mama sama papa udah nunggu lo untuk sarapan dibawah" Seru nana.

"10 menit lagi, aku masih ngantuk" Ucap zayyan dengan mata yang masih saja terpejam.

"Ya udah kalau kamu ngak mau bangun, aku akan bilang sama mama dan papa biar kamu di cap sebagai laki-laki pemalas" Ancam nana.

Dengan terpaksa zayyan pun membuka matanya, "Kamu turun aja duluan, aku mau mandi dulu" Ucap zayyan segera turun dari tempat tidur.

Nana pun segera turun kebawah, tak lama zayyan pun menyusul kebawah untuk bergabung bersama istri dan mertuanya.

"Pagi ma, pa" Sapa zayyan ramah. Lalu mendudukan tubuhnya di kursi sebelah nana.

"Pagi juga nak" Balas kedua orang paruh baya itu.

"Nana, ayo ambil sarapan untuk suami mu" Titah mama yanti pada nana saat melihat zayyan mulai membalikkan piring yang ada didepannya.

"Tapi ma-" Bantah nana. Namun mama yanti segera melototkan matanya hingga membuat nana segera mematuhi perintah mamanya.

"Kamu mau sarapan apa ?" Tanya nana lembut.

"Nasi goreng aja sama omlet isi wartel" Ucap zayyan tanpa melihat kearah nana.

Nana segera mengambil nasi goreng untuk laki-laki yang kini sudah menjadi suaminya. "Ini, makanlah" Ucap nana memberikan piring yang telah berisi nasi goreng pada zayyan.

Zayyan segera mengambil piring itu dari tangan nana dan langsung memakannya dengan lahap.

"Apa kamu sudah membereskan baju kamu sayang ?" Tanya mama yanti.

"Belum ma, nanti setelah sarapan nana akan bereskan" Ucap nana dengan berat hati. Sebenarnya dia belum siap meninggalkan rumah dimana tempat dia dibesarkan. Namun mau bagaimana lagi, ia terpaksa harus pergi karena sekarang dia sudah menikah. Nana cukup tau diri, bahwa setelah menikah ia harus mau mengikuti kemana pun suaminya akan pergi.

Kini sudah pukul 11 siang, dan sudah saatnya nana dan zayyan kembali ke kediaman Rajendra, Karena disana mereka sudah ditunggu oleh mertuanya.

"Pa, nana pamit ya" Ucap nana dengan suara serak karena menahan tangisnya. Papa dion segera memeluk putrinya itu dan mencium kepalanya dengan sayang. Sebenarnya dia belum siap melepas putrinya pergi kerumah mertuanya, namun juga tidak mungkin dia menahan nana untuk tetap berada dirumahnya.

Nana beralih pada mama yanti " Ma, nana pamit ya. Nana janji akan sering kesini untuk nemenin mama" Ucap nana memeluk wanita yang paling dia sayangi.

"Iya sayang, kamu ingat pesan-pesan mama ya. Jadilah istri dan menantu yang baik" Pesan mama yanti sembari mencium pucuk kepala anak perempuannya.

"Kami pamit dulu ya ma, pa" Pamit zayyan sembari mencium tangan mertuanya.

"Iya, jaga putri manja papa ya" Ucap papa dion menepuk pelan pundak zayyan. Zayyan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Zayyan pun segara menjalankan mobilnya menuju kediaman Rajendra. Lagi-lagi diperjalanan mereka hanya ada kesunyian karena tidak ada yang memulai pembicaraan.

Assalamualaikum kesayangan-kesayangan nya author dan pembaca setianya Menikahi Mr. Rajendra. Dapat salam nih dari zayyan yang dinginnya kayak gunung es dan datarnya kayak jalanan, Katanya jangan lupa tinggalin jejak ya dengan cara Vote, Like dan Koment.

Kerinci, Jambi 23 Agustus 2020