TIGER'S

Tiger masih dilanda gundah gulana, remaja bertubuh tinggi tegap itu mengguyur kepala hingga ujung kaki dengan air shower. Rasa dingin dan segar merasuk kedalam raganya, kedua matanya terpejam erat tangan berototnya bertumpu pada dinding kaca. Tiger mende*sah kasar, perlahan mata tajamnya terbuka, telapak tangannya meraup wajah basahnya sebelum dia meraih handuk yang tidak jauh darinya.

Malam ini dia harus berbicara dengan Camelia 4 mata!

Membicarakan perihal bagaimana nasib mereka berdua kedepannya. Tiger masih belum memberikan jawaban apapun, dia belum yakin dengan apa yang ingin di sampaikannya. Remaja itu yakin kalau Sang Mama tidak akan menerima keputusan dirinya kalau menolak pernikahan itu, kalau dilihat lagi memang disini dia yang cukup bersalah dan harus bertanggungjawab. Tapi apakah dengan cara menikahi gadis itu semua permasalahan ini akan selesai?

"Apa aku bisa jadi suami yang baik? Astaga, menjadi seorang kekasih saja sudah bisa membuat kepalaku hampir meledak dulu bagaimana bisa jadi suami! Apa Camelia menyetujui permintaan itu hingga Mama memaksa sekali?!"

Tiger terus saja bergumam, bahkan saat dia berganti pakaian di walk in closet remaja pria itu tidak henti-hentinya menggerakkan bibir. Tapi gerakan bibir itu terhenti saat tangan serta matanya tidak menemukan apa yang dicarinya didalam lemari.

"Kemana boxer merah milikku?" Wajahnya menjadi panik, kedua tangannya bergerak cepat menyingkirkan beberapa boxer berwarna lain di dalam lemari. Tiger terlihat panik, sebagai maniak kolor sejati Putra Mahkota satu itu memang begitu mencintai boxer-boxernya. Bahkan dia pernah sempat memarahi Sang Papa saat Dahliara salah meletakan boxer miliknya di dalam lemari. Alhasil celana pendek super ketat yang selalu melindungi Kaktus Gurunnya itu sudah dipakai oleh Lionel, dan tahu apa yang terjadi selanjutnya, Tiger memaksa Sang Bapak Singa melepaskan celana dan harus mengembalikan boxer yang dipakainya saat itu juga.

Memang anak singa rada gila!

Dan sekarang remaja itu masih terlihat panik, kehilangan satu boxer kesayangan seperti orang yang kehilangan harta warisan.

"MAMAAAA...!" Teriaknya.

Tanpa memperdulikan penampilannya dia keluar dari walk in closet dan berjalan menuju pintu. Kondisinya saat ini hanya memakai handuk putih dipinggang, berjalan cepat dengan kaki yang terbalut sandal rumahan. Beberapa pelayan yang masih sibuk bekerja membelalakan mata, menatap tak berkedip pada Sang putra mahkota. Pemandangan langka yang tidak bisa mereka lihat setiap waktu.

Memang dasar putra mahkota edan!

"MAAAAA...!" Suara teriak Tiger kembali terdengar.

Suara remaja pria itu benar-benar mirip seperti Yasmine dan Dahliara, biarpun dia berbeda gender dengan Mama serta Jiddahnya tapi Tiger memiliki duplikat suara menggelegar layaknya kedua wanita tersebut.

"Astaga Tiger! Kamu mau bikin para pelayan pingsan!" Yasmine yang sedang ingin bersantai menikmati senja seketika meradang.

Wanita yang tidak lagi muda itu mendekat kearah cucu laki-lakinya dengan wajah garang. Dia terlihat gemas ingin memberikan jeweran di telinga Tiger. Bagaimana tidak saat ini Tiger tidak memakai atasan apapun bahkan tubuh bagian bawahnya hanya tertutup selembar handuk, bagaimana kalau handuk itu terlepas begitu saja saat Tiger berjalan.

"PAKAI BAJU TIGER! KAMU ENGGAK TAKUT MASUK ANGIN APA. LIARAAAA.... CUCU MOMMY MAU BIKIN PARA PELAYAN CEWEK KENA STROKE!" Biarpun sudah berumur tapi jangan pernah meragukan si pemilik suara emas, teriakannya menggema ke setiap sudut istana. Bahkan Dahliara yang saat ini tengah berada di ruang makan bersama Oceana bisa mendengarnya dengan baik.

"Mommy kenapa?" Tanya Oceana.

Wanita bermata bak lautan itu mengernyit, dia meletakan sendok yang dipegangnya dan bergegas menemui mertuanya. Tapi langkahnya tertahan saat Dahliara menahan lengannya, wanita beranak satu itu menggeleng pelan memberikan isyarat pada Kakak iparnya untuk tetap diam.

"Kak Shena panggil Abang, Daddy sama Papanya Tiger saja, biar aku yang nemuin Mommy."

Tanpa menunggu persetujuan dari Kakak iparnya Dahliara segera menuju asal suara. Kedua kaki berbalut sandal rumahan itu bergerak cepat, dia takut kalau Yasmine sedang membutuhkan pertolongannya segera.

"MOMMMM...!" Panggilnya keras. Kedua kalinya melangkah cepat, matanya terus saja bergerak liar mencari seseorang yang suaranya tidak lagi terdengar.

Bahkan teriakan Dahliara juga terdengar jelas oleh Camelia hingga gadis itu keluar dari kamar tamu yang ditempatinya. Camelia terlihat penasaran hingga dia berinisiatif untuk membuntuti wanita yang beberapa saat lalu berhasil merayunya agar menyetujui rencananya.

"MOM... ASTAGA!" Dahliara tersentak saat menemukan Tiger tengah di pakaian baju oleh Yasmine. Cucu serta Nenek itu terlihat tidak peduli dengan keadaan sekitar, lebih tepatnya Jiddah Yasmine yang tidak peduli. Bahkan saat beberapa pelayan melihat diam-diam pada keduanya dia menganggap orang-orang itu makhluk tak kasat mata.

Yasmine lebih fokus mendandani cucu laki-lakinya, memakainya pakaian atas sedangkan bagian tubuh bawahnya masih memakai handuk. Mereka berdua masih berada di tempat santai kesukaan Yasmine, balkon lantai satu di samping istana yang menghadap langsung kearah matahari tenggelam di ufuk barat.

"Kamu itu sudah besar, kenapa telanjang kalau keluar?! Mau Jiddah sunat lagi kamu hah! Disini banyak cewek, apa kamu mau pamer Tripang gurunmu yang sudah-,"

"Mom!" Panggil Dahliara pelan.

Ucapan frontal Yasmine terhenti, wanita berumur itu membenarkan kacamata umurnya yang sedikit melorot lepas dari hidung minimalis miliknya. Dahi Yasmine terlihat mengerut, dia terlihat memanjangkan lehernya untuk melihat seseorang yang ada dibelakang tubuh Dahliara.

"Jangan kesini Nak! Kamu nanti kaget kalau lihat sesuatu yang belum halal buat kamu lihat. Anak nakal ini biar Jiddah pakaiin baju dulu, emang dasar bocah edan! Pamer Tripang gak tau tempat, kasihan gadis yang jadi istrimu nanti bisa dapat sekenan dia!" Ucap Jiddah Yasmine sekenanya.

Didepannya Tiger sudah menundukkan kepala, dia tidak berani untuk menatap atau sekedar melirik kearah lain. Sungguh dirinya menyesal sudah bertemu Sang Jiddah diwaktu yang tidak tepat, sudah mah kolor merah kesayangannya hilang ditelan Tripang milik orang lain sekarang dia malah di dandani didepan para pelayan.

Ditambah lagi saat ini ada Sang Mama, bukan hanya Sang Mama ternyata tapi gadis yang ingin segera dia temui nanti juga ternyata sudah ada disini.

Astaga!

Dahliara yang sudah berjarak cukup dengan Tiger serta Mommy nya perlahan menoleh kearah belakang, matanya mengerjap pelan saat melihat seorang gadis tengah menundukkan kepala seakan malu, tangannya memilin pakaian tidur panjang yang saat ini dipakainya. Pakaian yang sengaja dia berikan pada calon menantunya itu tadi sebelum meninggalkan kamarnya.

"Astaga, kamu menodai mata suci calon menantu Mama. Dasar anak singa nakal, ngapain kamu keluar enggak pakai baju?!" seketika Dahliara mendekat pada Tiger. Menepuk bok*ong putranya dengan sandal cukup keras membuat remaja tampan itu berjingkrak bahkan berlari menjauh meminta perlindungan pada Yasmine.

"MAMA SAKIT MA!" peliknya.

"ANAK NAKAL, SINI KAMU! MAU PAMER APA KAMU HAH!"

Keduanya terlibat saling kejar, Dahliara sudah siap melemparkan sandalnya yang tersisa saat melihat Tiger kocar-kacir melarikan diri kearah lain sembari memegangi handuknya yang hampir lepas.

"BOXER AKU HILANG, MAMA HARUS MENCARINYA AKU TIDAK MAU TAHU!" Teriaknya sebelum remaja itu hilang di telan pintu.

Camelia yang tadinya menunduk seketika mengangkat kepalanya, gadis itu mati matian menahan tawa dengan cara mengigit bibirnya. Sudut bibirnya berkedut, jujur dirinya saat ini ingin sekali tertawa kencang melihat keadaan Tiger.

'Ternyata dia enggak seburuk yang aku kira.' Batinnya.

BERSAMBUNG...

SEE YOU TOMORROW😘😘😘