Apa jadinya jika menantu yang dianggap sampah dan dijuluki menantu kelas teri karena tak berguna secara materi, ternyata adalah seorang billionaire ?
Heru Triyono (30 tahun) diam-diam memiliki sebuah rahasia yang tersimpan rapat. Bahkan dirinya saja tidak tahu bahwa ia seorang pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Pramudya.
Liam Kaisar Pramudya adalah nama calon pewaris tunggal keluarga Pramudya yang kekayaannya begitu tersohor seantero negeri dan luar negeri. Akan tetapi keberadaan Liam yang masih menjadi misteri, membuat publik selalu bertanya-tanya tak terkecuali musuh dalam selimut.
Di mana kah Liam berada? Apakah sudah mati atau masih hidup?
Simak kisahnya sobat...
DILARANG PLAGIAT🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Terusir dari Rumah Mertua
Bu Rosa yang baru saja tiba di rumah, ia terkejut mendengar suara teriakan putrinya dari dalam. Akhirnya ia bergegas mengunci mobilnya lalu masuk ke rumah.
Niatnya hanya mampir sebentar ke rumah buat mengecek pekerjaan menantu kelas terinya apakah sudah beres atau belum untuk membersihkan gudang, namun tak di sangka justru terjadi hal di luar dugaannya.
Plakk...
Tamparan panas melesat kembali di pipi Heru. Kini bukan dari Nia istrinya tetapi dari ibu mertuanya.
Bu Rosa langsung naik pitam melihat Selly menangis tersedu-sedu di pelukan sang kakak. Terlebih dalam kondisi bajunya setengah terbuka dan terdapat sobekan.
Selly mengadu pada sang ibu bahwa dirinya hampir saja diperkosa Heru. Padahal fakta sesungguhnya bukan seperti itu
Kini Heru sudah berlutut di hadapan sang istri dan ibu mertuanya. Ia bersumpah tidak melakukan pelecehan terhadap Selly, adik iparnya. Dengan terpaksa Heru mengatakan kebenarannya bahwa dia melihat Selly mencuri perhiasan ibu mertuanya.
Akan tetapi ia tidak menyangka justru Selly malah memfitnahnya dengan tuduhan percobaan pemerkosaan. Sungguh awalnya Heru hanya ingin menasehati dengan tegas Selly agar jangan mengulangi perbuatan mencuri barang milik orang lain.
Jika adik iparnya tersebut mau berubah ke arah lebih baik, maka cukuplah ia sendiri yang tahu tentang hal pencurian tersebut.
Dan hal itu tidak akan sampai di telinga Nia maupun Bu Rosa. Namun ternyata Selly yang akan ia lindungi malah menusuk balik dirinya dan terjadilah fitnah keji tersebut.
Nia memalingkan wajahnya dan menangis. Dirinya berharap sang suami tidak melakukan hal buruk tersebut tetapi hatinya juga ragu. Dikarenakan ia sudah lama tak memberikan nafkah batin pada suaminya.
Apalagi saat ini dirinya tengah hamil muda dan dokter pun kemarin sudah memberi peringatan atau warning untuk libur dahulu sejenak dari aktifitas ranjang mereka. Sebab kehamilannya masih lemah.
"Dasar menantu tak tahu diri. Anak gadisku mau kamu embat juga! Masih kurang service dari Nia, hah!" hardik Bu Rosa seraya memelototi Heru dan berkacak pinggang.
"Saya bersumpah, Bu. Saya enggak melakukan hal itu. Semua hanyalah fitnah," ucap Heru seraya masih berlutut.
"Oh, jadi kamu pikir putriku si Selly yang berbohong. Maling mana ada yang mau ngaku sih! Kalau ngaku pasti penjara penuh. Pergi kamu dari rumahku! Jangan pernah kembali lagi sebelum kamu jadi orang kaya dan hebat!" pekik Bu Rosa mengusir Heru.
"Tapi, Bu. Nia tengah hamil anak saya. Dan enggak mungkin saya ninggalin Nia begitu saja," tutur Heru dengan nada memohon.
"Nia itu putriku. Dia masih punya ibunya. Yang pasti Nia dan bayinya tidak akan kelaparan. Setelah Nia melahirkan, lebih baik kalian berpisah. Nia akan aku jodohkan saja dengan duda kelas kakap dan kaya raya bukan lelaki kelas teri macam kamu! Dasar tak berguna!" hardik Bu Rosa.
"Saya mohon, Bu. Jangan pisahkan kami," pinta Heru dengan nada sendu.
"Bu, ta_" ucap Nia yang ingin mengeluarkan pendapatnya namun terpotong.
"Kamu tidak perlu membelanya, Nia! Sudah cukup kesabaran ibu selama ini. Lebih baik kalian berpisah saja. Ibu masih bisa merawat kamu dan anakmu tanpa bantuan dia," ucap Bu Rosa dengan nada tegas.
Nia mendadak menciut nyalinya mendengar bentakan ibunya. Dirinya memang kecewa dan marah pada suaminya. Tetapi untuk berpisah dalam arti bercerai, sungguh hal itu tak ada dalam benaknya.
Ia sangat mencintai suaminya terlebih kini ada buah hati yang mengikat mereka. Namun Nia juga tidak dapat membantah perkataan sang ibu. Terlebih Selly adik kandungnya telah dilecehkan suaminya. Jadi kini di hati Nia ada rasa kecewa pada sang suami.
Di kediaman Bu Rosa memang tak memiliki cctv. Sehingga otomatis Heru hanya mengeluarkan fakta yang ada lewat lisan tanpa bukti pendukung yang lain untuk memperkuat alibinya.
Bu Rosa mengambil tas ransel yang biasa digunakan Heru dan beberapa baju milik menantunya dikeluarkan paksa dari lemari kamar. Setelah itu tas berisi pakaian milik Heru tersebut langsung dilemparkan Bu Rosa hingga mengenai wajah sang menantu yang tengah berlutut.
"Segera pergi dari sini! Sebelum aku panggil satpam komplek buat usir kamu!" pekik Bu Rosa.
"Saya mohon, Bu. Kasihanilah saya dan Nia. Bagaimana nanti jika Nia atau bayi kami tengah membutuhkan saya," ucap Heru dengan nada memohon.
"Pergi!" bentak Bu Rosa.
🍁🍁🍁
