TAMAT
"Ingat, kau milikku Kiar!" Sorot menusuk dari mata hazel Tuan mafia menyandera gejolak gadis itu.
Adalah Kiara Elga, nama janda kembang berusia 20 tahun. Sebuah peristiwa menakutkan membawa gadis malang itu kepada seorang mafia.
Dave Myles nama dari ketua sekumpulan rahasia yang terkenal dengan pengaruh besarnya di bidang politik, 28 tahun usianya, sukses, tampan, gagah, tapi sialnya adalah Kiara hanya istri sirinya.
Bukan main, hanya dalam waktu satu hari saja, Kiara mampu membeli berhektar-hektar tanah sawah di kampung halamannya.
Welcome para pembaca baru karya ku, Yeay, anda telah memasuki zona bucin akut beracun🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema cinta
Sampai di rumah besar Dave, Kiara meminta diturunkan dari gendongan suaminya. Wanita itu berjalan sempoyongan memasuki lift.
Dave masih setia mengiringi langkah kaki istrinya. Pintu lift tertutup sesaat setelah Dave menekan tombol 4.
Kiara menyengir memandang wajah tampan suaminya. Dan seolah pasrah, Dave bersandar pada permukaan dinding lift.
Kiara melangkah mendekatinya, mengusap perlahan bagian menonjol di bawah sana.
"Kiar mau ini, Mas." Pinta Kiara mesra.
Dave membawa tangan besarnya pada bagian bawah telinga Kiara, jemari-jemari tangannya masuk ke sela-sela rambut di tengkuk Kiara.
Tatapannya begitu lekat, dia yakin seratus persen, dia sudah menyayangi wanita ini, buktinya, Dave tak mau Kiara pergi ataupun tersakiti.
Melupakan seseorang yang pernah hadir dalam kehidupan sebelumnya cukup sulit. Terlebih, Giselle terlalu indah untuk dilupakan, semua yang ada pada Giselle adalah gambaran dari tipe idaman Dave.
Analoginya kian membuyar. Apakah egois, jika ia sedikit merubah perilaku kampungan Kiara menjadi berkelas sesuai keinginannya? Bukankah cara hidup seseorang seharusnya maju? Bukan obsesi, tapi ini bicara soal tipe ideal seorang Dave Myles.
"Cintai aku sebagaimana aku, Dave." Kiara memupuskan gaunnya hingga terjauh ke lantai.
Memandangi lekuk tubuh istrinya, Dave tersengat gairah, gegas ia mendaratkan kecupan memabukkan pada bibir Kiara, tangannya memainkan dua bola kenyal kesukaannya.
"Ahh, Dave!"
Keduanya terbelit oleh romansa penuh gairah. Gemuruh napas sahut menyahut menciptakan suasana gerah.
"Dave!" Kiara mendorong dada bidang pria itu agar kembali diam bersandar pada permukaan dinding lift.
Tubuh Kiara kian turun hingga sejajar dengan celana milik Dave.
Dave menatap lekat gerakan tubuh Kiara yang membuka kepala gesper dan membebaskan kepunyaannya yang mengeras.
Apa ini? Tiba-tiba Dave Dejavu. Lamat-lamat Dave mengingat kembali saat Giselle melakukan hal ini.
"Agh!" Alis Dave menukit tajam. Pandangan mengarah pada wanita cantik yang kini memanjakan juniornya dengan mulut.
"Sayang." Dave meremas rambut di puncak kepala istrinya. Tentu tidak sama rasa. Kiara belum cukup lihai jika disamakan dengan permainan mantan kekasihnya.
"Cukup Sayang." Lama kelamaan Dave merasakan perih yang menggigit, tidak seperti Giselle yang handal, Kiara masih menyertakan giginya.
"Uegh!" Kiara meluah isi perutnya. Tak banyak ampas, hanya gelonggongan air yang diduga minuman keras.
"Kiar!" Dave membetulkan celana miliknya kemudian meraih tubuh lunglai istrinya. "Kiar."
"Aku bisa Dave, biarkan aku melakukannya."
"Sstt." Dave mengeluarkan sapu tangan dari saku celana, mengelap bibir yang penuh dengan sisa muntahan.
Dave gendong wanita cantik yang hanya mengenakan CD itu, lantas keluar dari lift setelah pintu terbuka. Kiara terus meracau tak jelas. Dia yakin bisa melakukan hal yang lebih baik dari Giselle.
"Bantu aku mengganti pakaian istriku!" Dave meneriakkan perintah pada Marta dan Maria.
Segera dua wanita itu berlari, Maria menemani Dave melucuti sepatu Kiara di atas ranjang, sementara Marta mengambil handuk, baju tidur ganti, dan air hangat untuk mengelap tubuh Kiara.
"Ini Tuan." Marta menyodorkan waslap basah. Lalu, Dave mulai mengelap satu persatu bagian tubuh istrinya yang perlu di basuh.
Kiara sudah polos, hanya selimut tebal yang menutupi bagian bawah perutnya saja. Jika dilihat seksama, kulit-kulit Kiara muncul ruam dan bintik kemerahan di beberapa titik.
"Kenapa ada ruam begini?" Dave menoleh pada Marta dan Maria yang setiap hari menemani Kiara. "Dia pasti makan udang kan?" Tuduhnya.
Marta menggeleng. "Tidak Tuan, Nyonya muda tidak suka udang."
"Aku tidak alergi udang Dave." Kiara masih bisa terkikik ala wanita mabuk. "Aku Kiara Dave, bukan dia." Lirihnya lemah.
Dave tercekik, sepertinya dia tak mampu lepas dari pengaruh masa lalu? Semua yang ia tahu tentang Giselle seakan juga terjadi pada Kiara. Padahal, kedua wanita itu jelas berbeda.
"Sstt, kamu istirahat dulu saja." Dave mengusap pelan kening Kiara hingga tertidur lelap wanita itu.
Manik hazel Dave beralih pada nakas, ia membuka lacinya, ada buku diary milik Giselle di sana. Mungkin karena buku ini, Kiara tahu semua masa lalunya. Termasuk pengalaman bercintanya bersama Giselle.
Lihatlah, Kiara bahkan berusaha lebih keras untuk menggapai hatinya. Kiara sampai mau menginovasi diri demi membuatnya betah di rumah.
Dave tersentuh. Sebenarnya apa yang dia rasakan terhadap wanita ini? Kenapa ia merasa iba? Apakah benar Kiara hanya sebatas pelarian saja? Ataukah rasa iba itu muncul karena menganggap Kiara seperti boneka yang sudah dibeli dengan sangat mahal?
Dave memang sudah mampu menolak ajakan Giselle, tapi tidak lantas cintanya juga lenyap. Dave akui, dia berani menolak Giselle karena di kamarnya sudah ada Kiara yang masih menggairahkan.
Lalu, setelah Kiara tidak lagi menggairahkan, apakah cintanya pada Giselle kembali mencuat? Dave dilema.
"Kalian keluar, biar aku saja yang akan menemaninya tidur." Dave mengusir kedua pelayan khusus istrinya, lantas memasuki kamar mandi setelah mereka pergi.
Tak nyaman dengan pakaian yang berbau alkohol, Dave membersihkan diri, kemudian mengganti pakaian.
Dave menyusul Kiara, memasuki selimut tebal yang sama. Pria itu berusaha mencari kenyamanan dengan memeluk tubuh mungil istrinya.
Dilema cintanya mulai bergulat kembali. Sebenarnya Dave menyayangi Kiara atau tidak? Masih seputar itulah rasa yang Dave terka menjelang tidurnya.
...⭕⭕⭕...
Jam dinding terus berdetak, malam yang dingin kini menghilang digantikan oleh pagi hari yang cerah.
Di luar sana burung-burung bernyanyi. Di dalam kamar Kiara menggeliatkan tubuh, mata sembabnya terbuka setelah beberapa kali berkedip kuat. Pusing dari sisa mabuk semalam masih terasa.
"Giselle." Mendengar nama itu jantung Kiara berdenyut cukup hangat.
Lamat-lamat Kiara mendengar suara berat dari sudut tempat. Nama yang tak lagi asing itu menyambut tersadar nya jiwa yang ricuh.
Segera Kiara menyingkirkan selimut yang menggulung tubuh moleknya. Kaki-kaki mungil itu menyusuri lantai marmer yang mengarah pada ruang ganti kamarnya.
"Hmm." Terdengar lagi gumaman Dave dari dalam sana. Kiara hanya berani berdiri di salah satu ornamen penyekat ruangan.
"Aku menerima tawaran mu yang kemarin. Kita bersama satu malam saja. Aku mau membuktikan bahwa aku sudah tidak lagi menginginkan dirimu." Kiara berdesir, tubuhnya terguncang oleh suara yang terus Dave keluarkan.
Setelah malam tadi Reynolds menampar Giselle secara terang-terangan, Kiara yakin bahwa Dave masih menginginkan mantan kekasihnya.
Kiara yang bukan siapa-siapa saja Dave lindungi, apa lagi Giselle, tentunya Dave ingin menyelamatkan wanita kesayangannya dari Kakak tirinya yang rakus.
"Kita ketemu di tempat biasa."
Kiara berlari memasuki selimut setelah Dave beranjak keluar dari walk in closet. Matanya pun ia tutup rapat-rapat berpura-pura tidak mengetahui apa pun.
Dave sudah rapi dengan pakaian musim dinginnya. Long coat berwarna coklat susu membuatnya terlihat lebih menawan dari biasanya.
Rambut tersisir rapi, Dave mendekati ranjang istrinya kemudian memberikan kecupan juga usapan lembut.
"Kamu mau pergi?" Dave terkekeh mendapati pertanyaan tiba-tiba dari istrinya.
"Kau sudah bangun, hmm?"
"Emmh." Kiara mengangguk, menggenggam tangan besar Dave lembut. "Apa semalam aku menyusahkan mu?" Tanyanya.
Dave menggeleng. "Tidak juga. Kamu terlalu romantis saat mabuk. Jadi jangan ulangi lagi." Katanya.
"Tidak akan, karena setelah ini, kau pasti lebih yakin untuk kembali padanya, dan aku akan berakhir terbuang." Kiara membatin.
"Istirahat dulu saja. Mungkin hari ini aku akan pulang terlambat." Dave mengusap pelan kening Kiara.
"Iya." Kiara mengangguk menurut. Dave kecup sekali lagi kening istrinya sebelum ia keluar dari kamar.
Setelah Dave menutup pintu, Kiara duduk kemudian meraih ponsel dari atas nakas nya. Dan nomor Mora lah yang ia telepon setelah itu.
📞 "Ada apa?" Sigap sekali Mora menjawab panggilan Kiara, ia memakai bahasa asing seperti biasa.
"Nona Mora, bisakah kau membantu ku?" Penuh harap Kiara meminta bantuan pada teman satu-satunya yang memiliki kekuatan di dalam sangkar emasnya.
📞 "Bantuan? Apa?" Mora terdengar terkejut.
"Bukankah kita sama-sama perempuan?" Lirih Kiara. "Aku memang tawanan Bos Nona, tapi aku juga teman mu bukan?"
📞 "Tentu saja."
Senyum Kiara mekar bersamaan dengan terjatuhnya air mata harapan. "Tolong aku Nona Mora, ku mohon, kali ini saja." Pintanya.
semangt Thor...aku suka karya²mu - TDK ada yg terlewatkn, sehat selalu BSM klurga. aku slalu menanti karya2mu....semangt💪🏻💪🏻💪🏻💖
awal nya aq ragu utk membaca novel ini, tp karena penasaran aq lanjut sampe akhir..ternyata cerita nya g mengecewakan 👍👍👍👍