Menikah Di Usia Remaja.

Alisya yang kini sudah mengganti posisi sebelumnya dengan duduk di sisi ranjang, menatap ke arah pintu kamar mandi yang baru saja terbuka.

Kheano keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan sebuah handuk yang berwarna putih yang di lilitkan di pinggangnya. walaupun tubuh Kheano belum terlalu berisi seperti pria dewasa pada umumnya, namun roti sobek mulai terukir di tubuhnya.

"Kakak bisa nggak sih pake baju dulu baru keluar!!" awalnya Alisya ingin bertanya tentang bagaimana dirinya bisa ada di atas tempat tidur sementara semalam ia tidur di bawah. namun semua itu urung di lakukan Alisya, sebab saat ini isi kepalanya seakan buyar saat melihat penampilan Kheano yang hanya mengenakan handuk saat keluar dari kamar mandi.

"Cepetan mandi entar keburu lewat subuhnya!!" seru Kheano yang berdiri mengeringkan rambutnya dengan sebuah handuk kecil di depan cermin.

"Kak" seruan Alisya yang hendak melangkah ke kamar mandi membuat Kheano menoleh.

"Ada apa??" sahut Kheano datar.

"Nggak jadi" ujar Alisya sembari menggaruk garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. hal itu sontak membuat Kheano mengeryit heran.

"Dasar cewek aneh" cetus Kheano.

Saat berjalan menuju kamar mandi Alisya kembali teringat akan niatnya tadi yang ingin bertanya pada Kheano, namun kembali ia mengurungkan niatnya itu. karena kembali terpikir bagaimana jika bukan Kheano yang mengangkat tubuhnya ke ranjang, melainkan dirinya sendirilah yang naik ke ranjang. mengingat hal itu membuat Alisya mengurungkan niatnya untuk bertanya. karena jika itu benar tentu itu hal yang sangat memalukan, bagaimana tidak ia sendirilah yang memutuskan untuk tidak tidur di ranjang semalam dan malah ia sendiri juga yang naik ke ranjang secara diam diam.

Padahal pada kenyataannya suaminya lah yang memindahkannya ke ranjang.

Semalam saat mendengar nafas Alisya yang mulai teratur, Kheano yakin jika gadis itu telah terlelap. Kheano segera turun dari tempat tidur kemudian mengangkat tubuh istrinya lalu merebahkan nya di sampingnya. melihat wajah istrinya yang begitu cantik serta imut saat tertidur, membuat Kheano menatap lekat wajah terlelap itu serta sesekali menyelipkan anak rambut Alisya ke belakang telinga. karena lelapnya, Alisya bahkan tidak terusik sama sekali, sampai Kheano pun ikut terlelap ke dalam mimpinya.

Setelah selesai sholat subuh Alisya menuju dapur, dimana sudah terlihat mama mertuanya tengah sibuk menyiapkan sarapan. meski memiliki banyak ART yang siap melayani kebutuhannya, nyonya Tasya tetap turun tangan dalam mengurus suami serta anak anaknya, termasuk membuatkan sarapan di pagi hari.

"Pagi sayang" sapa nyonya Tasya, saat melihat menantunya tersebut yang masih terlihat kikuk, walaupun sudah beberapa hari menjadi menantu di rumahnya.

"Pagi ma" sahut Alisya sembari memperhatikan mertuanya yang terlihat begitu lincah dengan peralatan dapur mewah miliknya.

"Apa Ica boleh bantuin mama??" nyonya Tasya yang tengah sibuk dengan spatula mengaduk cap chai yang hampir matang tersebut kembali menoleh lalu tersenyum.

"Boleh dong sayang." Nyonya Tasya memperlakukan Alisya layaknya anak kandungnya sendiri.

"Kamu tolong ambilkan mama telur di kulkas ya!! soalnya mama mau bikin omelette kesukaan suami kamu Ca" Alisya pun mengambil telur yang di maksud mama mertuanya.

Namun setelah tangan Alisya di penuhi beberapa butir telur, ia yang langsung berbalik badan tersebut tidak sengaja menabrak tubuh seseorang yang tengah berdiri tidak jauh dari kulkas.

"Kakak" ternyata tanpa sengaja Alisya menabrak tubuh Kheano, yang kini juga tengah berdiri tidak jauh dari kulkas. karena kehausan Kheano hendak mengambil sebotol air mineral, karena melihat Alisya sibuk mengambil sesuatu di dalam kulkas Kheano berdiri tepat di belakang Alisya.

"Kamu jalan pake mata nggak sih??" Sebenarnya Kheano salah tingkah namun ia tetap berusaha bersikap tenang di depan Alisya. bagaimana tidak salah tingkah saat bertabrakan dengan istrinya barusan, Kheano bisa merasakan kenyalnya dua buah benda keramat milik Alisya saat menyentuh dadanya.

"Maaf... maaf...Alisya nggak sengaja, abisnya kakak juga sih nggak ngomong ngomong kalau lagi di belakang Alisya." ucap Alisya protes seakan kejadian tersebut tidak seratus persen kesalahannya.

Sementara Kheano yang mendengar kalimat Alisya hanya berdehem, seakan arti deheman Kheano tidak ingin memperpanjang lagi.

"Ehem"~Kheano mencoba menetralisir perasaannya, karena bagaimanapun ia pria normal. kejadian barusan tidak bisa di pungkiri membangkitkan sesuatu dalam dirinya.

Sementara nyonya Tasya hanya tersenyum menyaksikan drama pagi dari sepasang pengantin baru tersebut, begitupun dengan beberapa asisten rumah tangga yang saat itu juga berada di dapur.

"Ca sebaiknya kamu siap siap ke sekolah gih biar mama yang menyiapkan sarapan, entar kamu telat lagian ada mbak juga yang bantuin mama!!" Alisya pun menuruti perkataan mama mertuanya.

"Iya ma." jawab Alisya kemudian berjalan menapaki anak tangga menuju kamar yang di tempatinya bersama Kheano.

"Kakak apa apaan sih.... udah jelas jelas tadi bukan Alisya aja yang salah, eh malah ngomel ngomel nggak jelas dasar suaminya kejam." batin Alisya.

"Buruan deh..." seru Kheano dari lantai bawah saat Alisya sudah tiba di lantai atas, sementara Kheano sendiri sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Iya...iya..." jawab Alisya.

"Bawel banget sih" lanjut Alisya namun masih terdengar lirih oleh Kheano.

"Kamu ngomong apa barusan?? jangan bilang kamu lagi ngatain saya??" selidik Kheano.

"Enggak kok kak." jawab Alisya malas kemudian membuka handle pintu kamar.

Perdebatan kecil sepasang suami istri tersebut, tidak luput dari perhatian sepasang mata yang saat ini tengah duduk di sofa ruang keluarga.

Al yang sejak tadi juga sudah siap dengan seragam sekolah, tanpa sadar tersenyum ketika melihat tingkah Abang sepupunya tersebut bersama istrinya. entah apa yang harus di rasakan oleh hati Al saat ini. di satu sisi ia sedih karena gadis yang selama ini di taksir olehnya ternyata telah menjadi milik orang lain, tapi di sisi lain ia bahagia melihat Abang sepupunya telah menikah.

Kheano segera melangkah keluar saat mendengar suara motor yang tidak asing memasuki pekarangan rumahnya.

"Lo ngapain pagi pagi udah kesini??" ucap Kheano ketus, saat Bobi baru saja turun dari motornya.

"Gitu banget sih Lo sama sahabat sendiri Khe, gue kan cuma mau_" kalimat Bobi terhenti saat melihat Alisya keluar.

"Pagi Alisya." Bobi menatap lekat wajah Alisya yang selalu terlihat cantik alami.

"Pagi kak" jawab Alisya ramah seperti biasa.

"Eh...Lo belum jawab pertanyaan gue, Lo ngapain pagi pagi udah kesini??" lagi lagi nada bicara Kheano terdengar ketus.

Bobi beralih menatap Kheano.

"Eh....itu Khe gue sengaja mampir biar berangkat bisa bareng Alisya." jawab Bobi terbata, berharap Alisya tidak keberatan dengan niatnya berangkat sekolah bareng. namun di luar dugaan, bukannya Alisya yang menjawab pertanyaan Bobi malah Kheano yang mewakili Alisya menjawab.

"Sorie ya Bob...bukannya Alisya nggak boleh berangkat bareng Elo, tapi masalahnya Alisya nggak di bolehin sama bokapnya buat naik motor. jadi mending Lo duluan aja deh, biar Alisya bareng gue." Kheano mewakili Alisya memberi jawaban untuk ajakan Bobi.

"Kalau tahu gitu mending gue pake mobil tadi." kata Bobi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ayo!!" Kheano meraih tangan Alisya lalu mengajaknya ke mobil yang telah di siapkan mang Jaka. saking kesalnya dengan kedatangan Bobi, Kheano sampai melupakan sarapan.

"Eh Bobi...tumben pagi pagi udah mampir nak??" bukan hanya Kheano yang heran dengan kedatangan Bobi pagi pagi begini, tapi mamanya Kheano pun di buat heran. Bobi memang sering main kerumah Kheano tapi bukan pagi seperti ini. selain mereka juga harus berangkat sekolah pagi pagi begini, rumah Kheano tidak searah dengan sekolah, itu artinya Bobi harus putar balik saat hendak ke rumah Kheano.

"Itu Tante tadi mau ngambil sesuatu yang ketinggalan semalam" jawab Bobi terbata takut ketahuan bohong sama mamanya Kheano. karena tidak mungkin juga dia bilang bahwa pagi ini ia sengaja datang jauh jauh hanya untuk mengajak Alisya berangkat bersama. apalagi arahnya harus putar balik sungguh tidak masuk di akal, jika tidak ada udang di balik bakwan.

"Oh gitu nak." sahut Mamanya Kheano sebelum kembali teringat akan niat awalnya yang hendak mengajak Kheano dan Alisya untuk sarapan sebab papanya, Rania serta Al sudah menunggu di meja makan.

"Sayang kalian tidak sarapan dulu??"mamanya Kheano sedikit berteriak karena saat ini anak serta menantunya telah berada di dalam mobil.

"Nggak usah mah, nanti biar sarapan di kantin sekolah aja, Khe sama Alisya pamit ya mah." ucap Kheano. kemudian mulai melajukan mobilnya membelah padatnya jalanan ibu kota, dan di ikuti oleh Bobi dengan menunggang kuda besi miliknya.

Sebenarnya Kheano tidak pernah sekalipun melewatkan sarapan bersama keluarganya. Kheano pun tidak pernah lupa pamitan dengan kedua orangtuanya serta mencium punggung tangan kedua orang tuanya, namun karena kedatangan Bobi yang hendak mengajak Alisya berangkat bersama membuat Kheano harus absen untuk pertama kalinya.

Di saat tengah mengemudi Kheano terlihat tengah memikirkan sesuatu.

"Kamu harus mencari alasan untuk menolak ajakan Bobi, karena tidak menutup kemungkinan kejadian seperti tadi terulang lagi!!" mendengar ucapan Kheano membuat Alisya mengeryit lalu tersenyum.

"Jangan bilang kalau Kakak cemburu sama kak Bobi." mendengar Jawaban polos istrinya membuat Kheano batuk seolah tengah tersedak salivanya sendiri.

"Jangan kepedean deh kamu, saya hanya tidak mau kamu deket deket sama sahabat saya."Bukan Kheano namanya kalau gengsinya tidak setinggi gunung, sementara Alisya yang mendengar ucapan Kheano merasakan kecewa dalam hatinya, walaupun dari awalnya ia bahkan tahu betul bahwa pernikahan mereka hanya karena perjodohan.

"Kak, apa tidak ada sedikitpun tempat buat Alisya di hati kakak??" batin Alisya.

"Jangankan untuk mendekati kakak, kakak bahkan tidak mengizinkan Alisya mengenal dekat sahabat sahabat kakak. apa sebegitu bencinya kakak pada Alisya." lanjut batin Alisya yang kini melirik ke arah suaminya.

"Kenapa gue kesal jika Bobi mendekati Alisya?? ada apa sih dengan gue??" batin Kheano kemudian mengusap kasar wajahnya frustasi. sementara Alisya yang melihat raut wajah Kheano yang terlihat frustasi pun bertutur.

"Maaf...Alisya janji tidak akan dekat dekat dengan sahabat kakak." ujar Alisya yang menyangka kekesalan Kheano akibat tidak menyukai jika dirinya masuk lebih jauh dalam kehidupan pertemanannya dengan ketiga Sahabatnya. Alisya sama sekali tidak ada maksud lain, selama ini Alisya ramah pada Bobi hanya karena Bobi adalah seniornya di sekolah. apalagi saat ini Bobi adalah salah seorang sahabat suaminya, itulah sebabnya Alisya selalu ramah pada Bobi.

Meskipun bersikap ramah pada Bobi, Alisya sama sekali tidak ada niatan untuk menerima ajakan Bobi. selain saat ini ia sudah menjadi istri orang, ia juga tidak memiliki perasaan sama sekali pada Bobi.