NovelToon NovelToon
Istri Untuk Andra

Istri Untuk Andra

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Cintapertama / Tamat
Popularitas:891k
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Hanya sepenggal kisah tentang Andra dan Rhania, tidak ada yang spesial. Kisah sederhana dari pria humoris dan wanitanya.

Tidak disarankan untuk dibaca, risiko kalau sakit mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasmaran Ala Aran

Sementara dari balik jendela kaca itu, sepasang mata menatap nanar keluar. Sedikit mengintai dari balik tirai kamar, Rhania memerah seraya tersenyum simpul menatap Andra yang terlihat bak remaja kurang waras.

"Dasar gila," celetuk Rhania berbalik dan memilih untuk membersihkan diri, wajah cantik yang terasa panas itu membuat Rhania harus pelan-pelan membersihkan riasan wajahnya.

"Diem nggak lo, nggak usah senyum-senyum tolong," Rhania menutup wajahnya seraya menghentakkan kaki.

Sekelibat bayangan kala Andra mendekap tubuhnya kembali terngiang, Rhania tengah jantuh cinta. Seakan ia lupa umurnya kini menginjak 25 tahun, selama menjalin hubungan dengan Mahran tak pernah ia merasakan hal ini.

Rhania menggeleng cepat, segera ia ke kamar mandi untuk menenangkan pikiran. Berusaha semaksimal mungkin membunuh bayangan Andra dari benaknya, guyuran air yang begitu menyejukkan tak jua membuat bayangan pria tampan itu menghilang.

Semakin ia memejamkan mata semakin jelas terbayang, bahkan pelukan itu dapat kembali Rhania bayangkan. Rhania menepuk wajahnya beberapa kali, meyakinkan bahwa hal yang ia alami malam ini bukanlah mimpi.

Secepat itu Andra kembali menguasai Rhania, baik jiwa maupun raganya. Segera ia meraih handuk yang berada tak jauh darinya. Masih dengan senyum menguasai wajah cantik itu, Rhania melangkah dengan anggunnya.

Meraih daster longgar yang selalu menjadi andalan, ia akan beristirahat lebih tenang dengan itu. Tubuh mungil Rhania hampir tenggelam dibalik baju yang lebih mirip orang-orangan sawah itu.

Sesaat hendak merawat diri dengan berbagai produk kecantikan di sana, lagi-lagi Rhania malu menatap wajahnya sendiri. "Ck, udah ego' kapan kelarnya."

Rhania berdecak dan melewatkan kegiatan rutin sebelum tidurnya malam ini. Perasaan malu akan tingkah diri sendiri membuatnya enggan menatap wajahnya untuk sementara.

Brugh

Rhania menghempaskan tubuh mungilnya di ranjang, sembari membiarkan rambut yang sengaja tak ia sisir mengering dengan sendirinya.

"Haaaaa😭😭 ... lama-lama gue gila," ujar Rhania mengusap kasar wajahnya, berguling kesana kemari menguasai tempat tidur yang cukup besar itu.

Semua tentang Andra menghipnotis Rhania, bahkan wanita itu lupa bahwa seharusnya ia khawatir dengan keadaan Mahran, sang kekasih. Malam kala Andra menemuinya di saat hujan turun beberapa tahun lalu kembali terngiang.

"Apa kesalahan kita dimulai dari sana?" tanya Rhania menatap nanar luar yang terlihat suram, gelap tanpa cahaya bulan maupun bintang.

"Ah tydak 😣 ngapain gue mikirin ini!" Rhania mencoba menenangkan diri, menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

Segera ia meraih ponsel di atas nakas, wajah cantik dan tampan yang tengah tersenyum menyapa di sana. Sesaat Rhania tersenyum kelu, menyadari ia tengah menyakiti hati pria lain yang selama ini berusaha menghiburnya, menemani dan membuat Rhania bangkit dari kedukaan yang menerpa seakan tiada habisnya.

Namun bagaimana, cinta tak dapat dipaksa. Ia tak mampu menolak kala hatinya memilih kepada siapa cintanya berlabuh, dan Rhania menempatkan cintanya untuk Andra sedari dahulu tanpa ia sadar.

Rhania takkan berkhianat dari kata hatinya, bukan tak berusaha menerima, sedari dahulu Rhania mencoba membuka hati untuk Mahran. Semakin ia coba, semakin menolak pula hatinya.

Jika dipikir, Mahran tiada kurangnya. Ia sempurna, bahkan sangat sempurna di mata Rhania. Sebagai wanita Rhania pun tak mampu menjawab kenapa dia lebih menyukai makhluk sejenis Andra.

4 tahun tak bertemu, tiada komunikasi bahkan mengetahui keberadaannya saja tidak. Cinta Rhania benar-benar buta, sosok yang bahkan menorehkan kenangan beberapa kali sebelum ia pergi ternyata menjadi benih cinta yang tumbuh subur tanpa Rhania pupuk.

"Maafkan, Nia, mas." Rhania meneteskan air mata kala menatap galeri ponsel yang penuh potret kebersamaannya dengan Mahran.

Tanpa butuh usaha, Rhania membuat Mahran takluk hingga rela memberikan jiwa raga untuknya. Pria tampan yang begitu disegani banyak orang, bahkan tak ada wanita di luar sana akan menolak pesona Mahran.

Tak terbayang betapa sakitnya pria itu, tatapan hangat yang hanya ia berikan untuk Rhania, perlakuan manis, dan senyum terindah yang hanya ia perlihatkan untuk Rhania seakan tiada arti dengan kembalinya Andra dalam hidup Rhania.

Di tengah isakannya, Rhania terperanjat kala ponselnya berdering. Segera ia menghapus air mata dan mengatur napasnya, menyadari percintaannya membuat pihak lain tersakiti cukup membuat batin Rhania teriris.

"Hallo, Om." Broto menghubugi wanita itu, seperti janji yang ia katakan sebelum membawa Mahran ke rumah sakit.

Rhania menggigit bibir bawah seraya mendengarkan begitu teliti penjelasan Broto tentang Mahran. Rhania mengelus dada seraya bernapas lega.

"Ah syukurlah, semoga dia lekas membaik, Om." Meski tak ada perasaan, tetap saja ia khawatir dengan keadaan pria itu.

Terlepas dari cinta atau tidaknya, Rhania diperlakukan bak ratu oleh pria pemilik mata elang itu. Sungguh ia merasa bersalah lantaran hati yang mati-matian menolak Mahran masuk kesana.

Rhania kembali merebahkan tubuhnya, notif pesan singkat dari nomor yang tidak termasuk dalam daftar kontaknya membuat Rhania mengerutkan dahi.

+628228034111

Tidur

Apa lagi yang kau tunggu

Rhania semakin merasa janggal, belum lagi tidak ditemukan nickname dari nomor tak ia kenal itu. Hendak bertanya siapa, Rhania masih ragu.

Rhan?

Aku tahu kamu membaca pesanku, terima kasih untuk hari ini. Maaf, aku lancang.

Jangan lupa matikan lampu, tidak baik tidur dalam keadaan terang benderang bak masa depan itu.

Jantung Rhania berdetak, sudah pasti ini adalah Andra. Entah apa yang ia pikirkan, Rhania beranjak dari tempat tidur dan membuka tirai jendela.

"Hah?!" Rhania membeliak, Andra masih memantaunya di luar sana. Pria itu tersenyum kala menyadari Rhania mengetahui keberadaanya.

"Pulanglah, kau tidak dingin?" Rhania membalas dengan pesan audio pada pemilik mata sipit itu.

Tidak

Aku akan pulang jika kau telah beristirahat

Andra membalas dengan pesan singkat di sana, Rhania menggeleng seraya tersenyum simpul. Entah mengapa ia merasa Andra begitu manis padanya.

*Heem, dan aku akan istirahat jika kau pulan**g

Kau pulanglah dulu - Rhania tak mau kalah, dia ingin Andra pulang lebih dulu baru dirinya.

Kau yang istirahat lebih dulu - Andra membalas kembali*

Rhania membalas pesan singkat itu, keduanya tak jua berpindah dari posisi. Masih setia saling memandang dan menunggu siapa yang akan lebih dahulu berlalu.

"Baiklah, aku akan tidur." Rhania menyerah, segera ia menutup tirai kamar usai melambaikan tangan dan menampilkan senyum termanis versinya untuk Andra malam itu.

Rhania menarik sudut bibir, wanita itu menendang angin lantaran gemas dengan dirinya sendiri. Meski sadar di usianya sekarang tak seharusnya hal-hal semacam ini dia lakukan pada pria. Rasanya aneh sekali.

"Ya Tuhan, ada apa denganku."

Dadany berdegub, ini sangat-sangat tidak normal. Rhania memerah padahal di dalam kamar hanya ada dirinya.

Tbc

1
Anonymous
Seruuuuuuu
Singkat tapi jelas
Akhirnya abang giant bakal punya spp ni
my_dear_Budiarti
berakit rakit ke hulu
berenang ke tepian,,,
remuk badan dahulu
baru bisa jadian..../Joyful/
Juan Sastra
kisah tersingkat tapi lucu juga
Juan Sastra
ow ow oww saatnya andra sang pahlawan hati maju
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
Belajar sm ustadz siapa Ndra/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
Apes bgt nasibmu ndra/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
dasar Randy sableng😂😂😂😂😂
Halimah
jempol kudanil/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Budiarti
banyak adegan yg diulang2 bikin kesel aja....
Desy Puspita: ini novel isinya memang acak-acakan, kalau kesel gausah baca, salah sendiri diteruskan
total 1 replies
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Budiarti
kok balik lagi episodenya? /Facepalm/
Halimah
Maju trs pebinor.....pantang mundur 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Halimah
masih aja soto betawi/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Halimah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!