NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:601
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. -

"Harusnya kamu nggak ungkapin semua kebenaran itu, Van, harusnya enggak." Marcelline memukul mukul dada Ervan sampai merasa lelah dan jatuh lemas di pelukan pemuda itu. Dia menangis.

"Azri nggak seharusnya tau kebenaran pahit ini, Van," racau Marcelline.

Ervan mengelus surai rambut Marcelline. "Aku lakuin ini supaya dia tetap di sini tanpa pergi ninggalin kamu, kalau dia tau kebenarannya, pasti dia mau tetap tinggal dan nggak mikir kalau dia nggak punya hubungan apa-apa sama kita."

"Dan pada akhirnya dia tetap pergi ninggalin aku," lirih Marcelline sebelum jatuh pingsan.

Ervan segera memindahkan Marcelline ke ranjang dan segera menghubungi dokter keluarga untuk datang.

"Maaf sayang maaf," lirih Ervan sambil terus menggenggam tangan Marcelline hingga dokter datang.

Sedangkan Azri. Sekarang pemuda itu sedang berjalan kaki tidak tau arahnya kemana, ia hanya terus melangkah dengan tatapan kosong. Terlalu menggoyahkan sedikit mentalnya saat mengetahui semua kebenaran yang ada.

"ABANG AWAS!!"

Azri yang mendengar teriakan dengan suara yang familiar itu segera menoleh ke belakang tanpa tau kalau mobil dari atas tanjakan sana melaju dengan kecepatan tinggi.

"Aza," gumam Azri.

"ABANGGGGG!" teriak Azalea dengan jantung yang berdegup kencang saat mobil melaju hampir mengenai tubuh sang Abang.

brukk

Azri terhempas ke pinggiran dengan Delano yang juga terjatuh di sampingnya.

"Tuan Muda, anda baik-baik saja? Apa ada yang luka?" Delano mengecek seluruh tubuh Azri.

"Abang."

Azri mendongak menatap Azalea yang kini berdiri di hadapannya dengan napas yang tersengal.

"Abang baik-baik aja kan? Astaghfirullah jantung Adek mau lepas rasanya." Azalea yang panik itu memeriksa semua tubuh Azri dan menghela napas di akhir setelah tau kalau Azri tidak terluka sedikit pun.

"Bang Delan juga nggak papa kan?" tanya Azalea beralih pada Delano.

Delano yang semula sedang memperhatikan plat mobil yang melaju tanpa aturan hingga ingin menabrak Azri itu langsung beralih menatap Azalea dan memberi senyum.

"Saya aman, Nona," ucap Delano formal.

Azalea mendengus lalu menatap Azri yang masih diam dengan tatapan kosong itu. Rasa bersalah yang ada di diri Azalea semakin besar, membuatnya menggenggam tangan Azri.

"Abang, maaf," cicit Azalea menunduk, suaranya lirih dan serak.

"Kakak tau kamu keluar, Dek?" tanya Azri kembali.

Azalea masih menunduk dan dia menggeleng.

"Dek? Kamu tau gimana Kakak kan? Kenapa malah ngelanggar? Kamu nggak takut kehilangan kaki?" tanya Azri lembut.

Azalea kembali menggeleng, lalu menatap Azri dengan mata berkaca-kaca.

"Adek nggak masalah kehilangan kaki asal Abang mau maafin Adek. Maaf untuk semua yang keluar dari mulut Adek tadi. Pasti itu nyakitin perasaan Abang kan? Maaf Bang, Adek nggak tau, Adek nggak sadar, Adek...."

"Sssttt." Azri menangkup wajah Azalea lalu memeluknya. "Abang sama sekali nggak marah atau merasa sakit hati, Abang okey, Dek. Jadi kamu nggak perlu minta maaf hm."

"Tapi Abang langsung pergi," ujar Azalea menangis.

"Abang pergi bukan karena perkataan kamu. Udah yaa, Abang nggak papa. Jangan nangis." Azri melepas pelukan dan mengusap air mata Azalea. Ia memberi senyum lebar setelahnya.

"Tapi Abang mau minta maaf. Maaf karena Abang malah jatuh cinta sama kamu, maaf karena Abang nggak ngenalin kamu, maaf...."

"Bukan salah Abang. Abang nggak tau kalau Adek masih hidup. Perasaan Abang juga nggak salah kok. Justru Adek yang salah, Adek yang muncul dan malah nggak kasih tau kebenarannya sama Abang langsung. Maaf karena kecerobohan Adek, perasaan yang seharusnya nggak ada jadi harus ada, maaf."

Azri mengelus pipi Azalea lalu menatap Delano.

"Antar dia pulang, bantu dia pulang tanpa diketahui Kakak. Pastikan kalau dia benar-benar aman sampai di dalam kamarnya," kata Azri pada Delano.

"Bang...."

"Kamu nggak salah apa-apa cantik, berhenti nyalahin diri kamu sendiri hm. Abang pergi karena sebuah keharusan, bukan karena tersinggung sama semua yang keluar dari mulut kamu. Sekarang pulang, jangan sampai buat Kakak tau ini. Abang nggak mau kamu kenapa-napa. Jadi pulang ya, jangan nakal biar hukuman kamu cepat selesai."

Azalea menangis dan memeluk Azri erat sebelum dirinya di antar dan di bantu masuk tanpa sepengetahuan siapa pun oleh Delano.

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!