Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Senjata Makan Tuan
Widya dan Bianca sudah datang bersama seorang premann yang kebetulan saja mereka dapatkan di jalan. Semakin orang itu tidak mengenal Bianca dan Widya. Keduanya berpikir, kalau misalnya nanti ke depannya akan ada sesuatu atau ada apapun itu maka mereka tidak akan bisa dikenali oleh premann itu, Jadi mereka berdua tidak terbawa-bawa lagi.
Keduanya menghubungi Raisa yang memang sudah menunggu di salah satu kamar VIP. Tentu saja harus VIP, supaya ruangan itu kedap udara. Karena dia akan menjebak adik angkatnya itu disana.
Raisa menatap pria yang dibawa oleh Widya dan Bianca itu dari atas ke bawah. Sungguh tidak ada yang baik dari pria di depannya itu. Cenderung menjijikkan dan malas untuk di lihat. Mungkin saja, bahkan pria itu jarang mandi. Aromanya juga kurang sedap.
"Kamu, sembunyi di kamar mandi! jangan keluar sebelum aku suruh keluar, paham!" kata Raisa pada premann itu.
"Ck, kenapa kita tidak bersenang-senang dulu sambil menunggu...!"
"Mau ku pukul?" pekik Raisa emosi.
Mana mau dia di sentuh premann tidak jelas, dengan penampilan sangat kusam seperti itu.
"Menjijikkan!" ujar Raisa kesal.
"Sudah masuk sana, jangan bikin Raisa kesal. Nanti bayaranmu berkurang! sana! sana!" kata Bianca sedikit memberikan dorongan pada premann itu.
"Kalian juga pergi! sebentar lagi mungkin Caca akan datang. Aku juga sudah dapatkan obatnya! pergilah!" kata Raisa yang merasa yakin kalau rencananya kali ini akan berhasil.
Bianca dan Widya mengangguk paham. Mereka berdua pun segera pergi dari tempat itu. Raisa juga segera mencampurkan obat yang dia beli tadi, di jus jeruk yang dia siapkan untuk Caca.
**
Di tempat berbeda, Caca yang memang kesulitan memesan taksi online di jam seperti itu di daerah tempat tinggalnya itu memutuskan untuk mencari taksi reguler saja, di depan gang perumahan.
Hampir tengah malam, gadis itu keluar sendirian dengan memakai jaket untuk pergi ke pintu gerbang utama perumahan mewah itu.
Karena di sanalah ada jalan utama. Kalau di sekitar sini, orang-orang memang biasanya memakai kendaraan pribadi. Atau pesan taksi online, tapi sepertinya jamnya terbatas kalau di tempat ini. Ya, wajar saja kalau di perumahan elit seperti ini kan ada jam malamnya.
Baru setengah jalan, ponsel Caca berdering. Dan itu adalah panggilan video dari Rayyan.
Caca sedikit panik, masalahnya tadi Raisa mengatakan supaya jangan memberitahu siapapun. Tapi, bukankah Rayyan adalah tunangannya dan dia tidak boleh merahasiakan apapun dari tunangannya. Caca pun menerima panggilan video itu.
[Sayang, kamu dimana?]
Ekspresi wajah Rayyan benar-benar terkejut, sebenarnya ada raut wajah khawatir juga dari pria itu.
"Kak, aku di jalan mau ke gerbang utama!"
[Sayang, kamu mau kemana. Ini sudah sangat malam]
"Em, kak. Sebenarnya, kak Raisa mabuukk di hotel. Dan dia takut pulang ke rumah. Teman-temannya memaksanya minum saat dia berhasil melakukan operasi besar. Tapi, dia juga takut sendirian tidur di hotel. Dia minta aku kesana. Karena kak Raisa tidak ingin ayah dan ibu tahu aku juga tidak bisa pakai supir, taksi online sejak tadi juga tidak ada ya di sekitar sini. Aku mau cari taksi reguler di depan gerbang utama" jelas Caca panjang lebar.
Dia memang tidak pernah bisa berbohong kepada Rayyan.
[Sayang, ini sudah malam. Kamu tunggu! tunggu aku ya, aku akan mengantarmu ke hotel itu]
Caca segera mengangguk. Dan panggilan video itu berakhir. Caca kembali melihat ponselnya. Dia ingin melihat apakah kakaknya mengirim pesan atau tidak. Tapi, saat dia melihat ponselnya. Ponselnya tiba-tiba saja mati.
"Oh ya ampun, aku lupa isi daya" gumamnya.
Tapi, dia berpikir tidak masalah karena dia akan segera pergi ke tempat kakaknya itu.
Di tempatnya berada, Rayyan yang sudah memakai piyama bahkan segera mengambil jaketnya kemudian mengambil kunci mobilnya dan langsung keluar dari kamarnya. Dia sangat cemas, di tempat seperti itu, di malam hari, dan sendirian. Dia sangat cemas pada tunangannya itu.
Sementara di hotel, Raisa sudah mulai kesal. Dia menunggu hampir setengah jam. Dan Camelia tak kunjung datang. Bahkan ketika dia berusaha menghubungi adik angkatnya itu ponselnya pun tidak aktif.
"Hais, kemana sih orang ini! benar-benar menyebalkan. Dia naik mobil atau jalan kaki, ya ampun! lama sekali!" gerutu Raisa kesal.
Bukan hanya Raisa, bahkan premann yang ada di dalam kamar mandi juga sudah kegerahan.
Premann yang ada di kamar mandi itu segera keluar.
Ceklek
"Hei nona, kamu mau menghabisiku dengan menyuruhku diam terus di kamar mandi! aku hampir tidak bisa bernafas, pengap?" katanya dengan wajah kesal.
Raisa mengusap wajahnya kasar. Bukan premann itu saja yang sekarang kesal. Dia juga kesal.
"Tunggu sebentar lagi! ck, aku akan lihat di luar!" kata Raisa yang beranjak dari sofa, lalu pergi ke pintu kamar hotel itu.
Siapa tahu, adiknya yang memang menurutnya tidak terlalu pintar itu tidak bisa menemukan kamarnya.
Dan siapa sangka, saat Raisa beranjak ke pintu untuk memeriksa apakah Camelia sudah datang atau belum. Premann yang memang merasa sangat haus itu main tenggak saja jus jeruk yang ada di atas meja.
Raisa memperhatikan koridor menuju kamarnya itu. Dan berkali-kali mendengus kesal.
"Dia ini memang menyebalkan ya! masa setengah jam lebih... agkhh!"
Tiba-tiba Raisa memekik, dia ditarik dengan sangat kuat oleh premann yang sudah terpengaruh obat di dalam jus jeruk yang dia minum itu.
Premann itu mengunci pintu, dan merobek pakaian Raisa.
"Brengsekkk! lepaskan aku!" pekik Raisa yang berusaha menepis tangan kotor pria itu dari tubuhnya.
Tapi, dasarnya kecerobohan Raisa sendiri yang meminta kedua temannya mencarikannya seorang premann. Yang sudah kelas jago berkelahi, dan jelas tenaganya besar dan kuat. Mau melawan seperti apapun. Raisa tidak bisa mengalahkan tenaga pria itu.
Kedua tangan Raisa di cekall dengan satu tangan premann itu. Sisa pakaian Raisa di robek, semuanya.
Raisa sungguh tidak menggunakan atasan lagi. Dengan mata tangga sudah basah dan merah. Raisa memekik marah.
"Brengsekkk! jika kamu menyentuhku! aku akan menghabisimu! lepaskan aku!"
Sayangnya sekeras apapun Raisa berteriak. Suaranya tidak bisa di dengar dari luar.
Premann yang sudah di bawah pengaruh obat itu, menggilaa. Menjadikan tubuh Raisa kuas untuk lukisan bibirnya. Tanda merah ada di mana-mana. Raisa menangis, itu adalah ciuman pertamanya. Dan di ambil paksa oleh pria menjijikkan yang bahkan dia tidak tahu siapa namanya.
Tangis Raisa semakin menjadi, dia terus menjerit ketika pria itu menindih tubuhnya dan memasukiinya dengan paksa.
"Agkhh! aku akan menghabisimu! aku akan menghabisimu!" pekiknya tak terima. Keperawanannya di renggut pria menjijikkan itu.
Plakkk
"Diam, nikmati saja!" bentak pria itu kesal, karena Raisa terus memberontak.
"Brengsekkk! menyingkir dari tubuhku!"
Plakk
Plakk
***
Bersambung...
m...
sulit berpaling dari pesona Camelia 🤭
hatinya Raisa kotor sekali ya, minta di Rinso sepertinya biar bersih tanpa noda 🤣🤣🤭🤭
kok jadi kayak gitu anaknya 🤭