NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Selingkuh / Pelakor / Dunia Lain / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:775
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#22

Setelah tiga bulan ritual, Asha tak mengingat apapun yang terjadi. Namun, di desa mengalami perubahan yang luar biasa. Padi padi akan segera menguning, ladang buah akan berbuah lebat, dan bawang merah akan segera panen. Desa itu terlihat sangat makmur dan sejahtera. Hasil bumi tahun ini melimpah ruah, tanpa gangguan hama ataupun binatang yang menghancurkan panen.

Warga desa pasti sangat bergembira melihat hasil panen yang akan melimpah tiga bulan lagi. Mereka bersyukur atas kemakmuran yang mereka rasakan. Namun, di balik kebahagiaan itu, Asha merasakan sesuatu yang tak beres. Dia merasa ada yang hilang dalam dirinya, tapi dia tak tahu apa itu.Desa yang makmur dan sejahtera itu menyembunyikan rahasia gelap ?

"Mau kemana kamu ?" tanya Sriati.

"Mau mengajar anak anak mengaji dulu Bu."

"Kamu sudah masak ? Fajar kemana ?"

" Tadi sudah masak sayur Asam, telor dadar dan sambal ikan tongkol Bu."

"Terus Fajar kemana ?"

"Mas Fajar ada pekerjaan di sekolah. Katanya nanti pulang habis Maghrib."

"Oh iya, nanti kan Fajar gajian ya. Semua uangnya nanti kasihkan ibu."

" Enggih Bu." Asha seperti melakukan apapun perintah Sriati tanpa menolak sedikitpun walaupun hatinya sangat berat namun, dia tak kuasa menolak permintaan.

Di saat senja terlihat di ufuk barat dengan sinarnya yang kekuningan dan oranye, cahaya yang lembut menembus sebuah pendopo di dekat pematangan sawah. Begitu banyak anak anak kecil yang duduk, bercerita dan bermain.

Yu' Darmi yang sedang menanam padi melihat Asha yang berjalan menuju pendopo. "Mbak Asha. Matursuwun Nggeh. Nitip anak anak ya mbak. (mbak Asha terimakasih ya)" teriak Yu' Darmi dengan melambaikan tangan dan tersenyum.

Asha membalasnya dengan tersenyum walaupun tubuhnya merasakan sedikit lemas. "Iya Yu'. Sama sama."

Asha menuju ke arah mereka dan anak anak itu memberi salam kepadanya, "Assalamualaikum Bu."

Asha membalas salam mereka dengan lembut, "Waalaikumsalam. Ayo, cepat dihabiskan jajannya, setelah itu buang di tempat sampah, lalu ibu tunggu di pendopo."

Semua anak-anak menyahut perintah Asha dengan baik, "Iya." Mereka kemudian berlari menuju tempat sampah untuk membuang sampah, lalu kembali ke pendopo dengan gembira.

Asha mengajarkan anak-anak mengaji mulai dari iqro satu hingga enam. Mereka sangat bersemangat untuk datang dan menuntut ilmu. Asha tersenyum melihat kegembiraan anak anak, merasa bahagia bisa berbagi ilmu dan kasih sayang kepada mereka.

"Anak Anak kita berdoa dulu untuk doa pembuka majelis ya."

Bismillahirrahmanirrahim ... Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba'du.

"Kita duduk berbaris yang teratur menunggu antrian baca iqro' nya ya ... Ayo. Adam dulu ya." terlihat rasa bahagia yang terlihat di netra Asha.

Tapi, di saat Asha sedang asyik mengajar, tiba-tiba dia merasa sakit yang tak tertahankan di kepalanya. Dia merasa seperti ada yang menusuk-nusuk otaknya. Asha mencoba untuk menahan sakitnya, tapi tak bisa. Namun, yang dilihat Asha bukan manusia, tapi sekelompok makhluk hitam dengan netra yang kosong menarik-narik tangannya. Sehingga dia berteriak lantang, "Aaaa..."

Dan akhirnya dia jatuh ke tanah, hingga tak sadarkan diri.

Anak anak kecil yang melihatnya menjadi panik, mereka berteriak memanggil orang tua yang sedang berada di pematang sawah. "Ibu! Ibu! Bu Asha jatuh!"

Mendegar hal itu, mereka berlari mencari bantuan, sementara Asha tetap terbaring di tanah, tak bergerak.

Anak anak merasa ketakutan dan kuatir melihat gurunya. Lalu, Yu' Darmi segera berlari menuju ke pendopo.

"Aduuh. Piye Iki mbak Asha," ucap Yu' Darmi yang bergegas mendekati.

"Tin ! Panggil yang lain. Kita gotong mbak Asha pulang."

"Tapi yo jauh loh Yu' "

"Wis ... Wis. Kamu gak usah angkat Bu. aku saja. Panggil yang lain Tin."

Yu' Tini memanggil warga yang berada di sawah agar cepat cepat datang untuk menggotong tubuh Asha yang pingsan

"Onok opo Yu' ?" tanya Jaka.

"Ayo ! Gotong mbak Asha pulang !"

"Kesurupan male Iki mbak Asha. Yu'? (Kesurupan lagi ini mbak Asha ?)"

"Hush, lambe mu Jak.(Hush, omonganmu Jak). Ojok sembarangan, ayoo toh. Iki diangkat, aku gak kuat dewean."

Jaka dan Yu'Darmi dan dua orang lagi. Menggotong tubuh Asha yang pingsan menuju ke rumah Sriati

"Bu Sriati ... Bu ... Ini mbak Asha pingsan."

Sriati yang melihat nya terlihat biasa saja tanpa ada rasa kuatir ataupun panik. "Masuk ke kamar. Taruh saja di sana," perintahnya.

Mereka meletakkan tubuh Asha ke pembaringan. Yu' Darmi dan Jaka menaruh heran kepada Sriati yang memperlakukan Asha dengan dingin.

"Ayo Jak. Moleh," bisik Yu'Darmi

"Tapi Yu'. Iki mbak Asha ?"

"Wis, biarin saja. Aku lihat Bu Sriati aneh hari ini Jak."

"Iyo, Yu'. Ayo moleh," tangkas Jaka berbisik.

Sriati dan warga yang lain meninggalkan Asha sendiri di kamar tak ada seorangpun yang menemani dirinya walaupun dia dalam keadaan sedang pingsan.Tak ada yang mau memanggilkan dokter atau mantri untuk di periksa. Asha tergeletak tak sadarkan diri di pembaringan itu dengan menahan rasa sakit yang luar biasa yang ada di tubuhnya

Sementara Asha tiba tiba tersadar, bola netranya melihat ke atas langit langit atap dia menyadari bahwa sedang berada di dalam kamar. Sedikit demi sedikit Asha mulai melihat kilas balik dari masa lalunya. Diamelihat ritual yang dilakukan Sriati, dan dia melihat roh yang memberikan kemakmuran desa. Asha mulai ingat apa yang terjadi pada dirinya, dan dia merasa takut.

"Aaaaa ... " teriak Asha lantang.

Sriati bergegas membuka pintu mendengar teriakkan " Ada apa ! Kenapa teriak !"

Peluh Asha bercucuran, netranya menyimpan kebingungan dan ketakutan, tubuhnya meringkuk memeluk kedua kakinya.

"Ada apa ? Ada apa ? Kenapa teriak ?" Sriati mencoba membuat Asha tersadar dari khayalan nya.

Dengan gugup, Asha berkata. " Ada makhluk tinggi besar Bu. Dia angkat tubuh Asha."

"Cuman mimpi. Itu cuman mimpi !" Sriati dengan sadar menampar pipi Asha.

mimpi buruk itu seperti serpihan kenyataan yang terlupakan lalu kembali dengan kepingan-kepingan yang baru.

Asha memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan Sriati. Apa yang akan terjadi pada dirinya? Apakah dia hanya mimpi buruk ?

"Kamu cuman mimpi. Makanya ! Kalau pergi itu jangan sore sore. Apalgi pulang mau Maghrib. Shorop."

Tapi, yang dilihat Asha itu terasa nyata walaupun bukan manusia, tapi sekelompok makhluk hitam dengan netra yang kosong menarik-narik tangannya. Lalu makhluk lebih besar berdiri di depan Asha, seakan menghalangi mahluk mahluk itu mendekat. Dan mengangkat tubuhnya tinggi. Sehingga dia berteriak lantang, "Aaaa..."

Seorang wanita tua langsung berada di tempat dan memegang ubun ubun kepala Asha, seakan menarik sesuatu yang ada di sana dengan kekuatan nya. Wanita tua itu memejamkan mata, dan mulutnya mengucapkan mantra mantra yang tak terdengar.

Asha merasa ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya, seperti ada sesuatu yang dihisap keluar. Makhluk makhluk hitam itu mulai menghilang dalam diri Asha maupun orang lain dan Asha bisa melihat wajah-wajah khawatir orang-orang di sekitarnya.

Wanita tua itu membuka matanya, dan menatap Asha dengan mata yang bijak. "Ora Popo. Ora Popo."

Asha terkejut di depannya ada pohon beringin tua dan lebat, lalu pandangan Asha kabur, menghitam lalu dia pingsan. Wanita tua itu Nyai dan serpihan mimpi itu bukan mimpi tapi peristiwa nyata.

1
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!