“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nanya apa nantangin?
Malam semakin larut, pun dengan dua anak manusia yang baru mendapat gelar sebagai pasangan suami istri, yang kini sedang asik dengan aktivitas malam pertama pada umumnya.
Otak Tania tidak bisa bekerja seperti seharusnya, pikirannya melalang buana karena belaian sosok pria diatas tubuhnya.
Membandingkan sentuhan bibir sang mantan bajingann dengan suaminya, jelas jauh berbeda. Kini, dia begitu mendamba bibir halus milik Kahfi.
“Jangan tegang gitu, Kintan. Kan aku nggak nyakitin kamu, relax aja ya.” Bisik Kahfi, sambil terus melanjutkan kegiatannya.
Tania tidak bisa menjawab, dia hanya bisa mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, apalagi saat Kahfi menciumi lehernya.
“M-mas Kahfi …” Tania berbisik pelan, berbanding terbalik dengan cengkraman tangannya yang malah makin kuat.
Kahfi, pria yang belum pernah menjajah seorang gadis namun nyatanya begitu lihai membuat Tania kelojotan dibawahnya.
Pria yang biasa dipanggil ‘Pak Kahfi’ jika di kantor, kini hanya bisa mendengar namanya disebut di tengah helaan nafas putus-putus dari istrinya.
Tangan pria itu sudah menjelajah, menggerayangi tubuh polos istrinya. Wajah, leher bahkan kembar manis punya Tania tak luput dari genggaman seorang manajer keuangan.
“Ahhh …” Lenguhan Tania makin tak terkontrol.
Mendengar suara Tania yang tidak mungkin diucapkan saat beraktivitas normal, tentu membuat sisi liar Kahfi bangkit, pria itu makin membawa bibirnya sampai hinggap di kembar yang sudah duluan di sapa tangannya.
“Mas, jangan ahhh jangan disana!!!” Tania merengek, meminta suaminya menjauh namun tangannya malah menekan wajah Kahfi, seakan meminta berbuat lebih.
Kahfi tak membalas apapun, dia semakin menikmati mainan baru miliknya. Pria itu kemudian kembali ke start, mencium istrinya yang tidak bisa diam itu.
Tania memeluk leher Kahfi, sambil jari berkuku panjang itu sesekali menjambak rambut hitam suaminya.
“Ahhh mas Kahfi …” Lirih Tania, matanya yang sayu, menatap wajah tampan suaminya.
Ahh iya, Tania harus bersyukur karena takdir membuatnya bisa melihat wajah tampan diatasnya, bukan wajah kudanil yang banyak tingkah itu.
“Kamu ternyata lebih cantik kalo lagi begini ya.” Ucap Kahfi, dibarengi dengan tawa kecil.
Tania tersipu, wanita yang biasa merepet jual mahal kalo di goda cowok kini tersipu atas ucapan basi seorang pria tampan.
“Mas mau lanjut atau kita tidur?” Malu, jelas. Wanita itu berusaha untuk tidak menatap suaminya.
Kahfi menunduk, kembali mencium kening istrinya dengan hangat.
“Tarik nafas dulu, soalnya abis ini nggak pakai jeda.” Tutur Kahfi, sembari mengusap lengan istrinya.
Tania menatap suaminya was-was, namun dia tetap menarik dan membuang nafasnya. Baru ingin bertanya, namun semuanya sudah terlambat, Tania sudah memasuki zona berbahaya yang dibuat suaminya.
Kahfi sendiri semakin turun, membuang selimut begitu saja sehingga tubuh Tania yang sempat tertutupi kini terbuka dengan lebar, menyambut seorang Kahfiendra.
Tak ada jeda seperti yang Kahfi katakan. Pria itu langsung membuai istrinya lagi dengan sentuhan penuh kelembutan, menciptakan lenguhan tak terelakan.
“Mhhhh, Mas. A-aku malu, jangan diliatin!” Ujar Tania dengan gelisah.
Kahfi tidak membalas, pria itu malah mendekatkan wajahnya dan menikmati ‘surga dunia’ itu.
“Ahh mas Kahfi”
“Stop, jangan ahh jangan disana …”
“Nggak apa-apa, Sayang. Ayo kasih ke aku.” Kata Kahfi.
Tebak lah sendiri maksud pria yang memiliki senyuman hangat itu.
Puas. Tania lemas, namun puas. Matanya terpejam, tubuhnya lemas usai mendapatkan pelepasan pertamanya.
Kahfi mengusap keringat Tania dengan lembut. “Jangan udah dulu, kan belum semuanya aku geledah.” Bisik Kahfi.
Tania menganggukkan kepalanya, kembali mengalungkan tangan di leher sang suami. Dia tidak mungkin egois, menerima kenikmatan sendirian.
“Aku masuk ya, Sayang.” Ucap Kahfi.
Usai mendapat persetujuan dari sang istri, tentu hal yang langsung dilakukan adalah menghentak tubuhnya, sampai benar-benar menyatu dengan Tania.
“Ahhh, s-sakit Mas.” Lirih Tania.
Tania menangis tanpa suara, dia tidak tau jika rasanya akan sesakit ini. Tubuhnya seakan robek menjadi dua, merasakan sesuatu yang besar dan sesak di dalam nya.
“Hiks … sakit.” Rengek Tania.
Kahfi menunduk. “Maaf, kita udahan aja ya. Jangan nangis, sstttt …” Bisik Kahfi, mengusap air mata sang istri, kemudian memeluknya hangat.
Tania membalas pelukan suaminya. “Sakit, tapi nggak mau udahan.” Bisik Tania di tengah isakannya.
Kahfi tersenyum. Sekitar 5 menit ia gunakan untuk menenangkan sang istri, tanpa bergerak meski miliknya sudah bersarang di tempat seharusnya.
“Pelan ya, Mas.” Pinta Tania begitu merasakan suaminya bergerak.
Perih masih Tania rasakan, namun tubuhnya perlahan mulai menyesuaikan. Tania yang tad merintih kesakitan, kini mulai kenikmatan.
Kahfi pun yang awalnya pelan, mulai menambah ritme gerakannya, bahkan membuatnya ikut melenguh nikmat.
“Arghhh Kintan sayang, kamu istriku …” Ucap Kahfi, kepalanya mendongak dengan mata terpejam.
Tania menarik wajah suaminya, mencium dan menggigit bibir yang pandai membuatnya terlena dan tersipu.
“Mmmhhh Mas …” Lenguh Tania lagi.
Kahfi semakin mempercepat gerakannya, menjemput kenikmatan itu dan tidak lupa mengerang panjang sebagai tanda bahwa ia tidak mungkin tidak meminta lagi aktivitas ini pada istrinya.
Tania pun sama, ini pelepasan keduanya, dan rasanya jauh lebih memuaskan.
“Makasih, Sayang.” Bisik Kahfi, menciumi seluruh wajah istrinya.
“Sama-sama, Mas.” Balas Tania, mengusap rahang tegas sang suami.
Kahfi berbaring di sebelah istrinya, memeluk tubuh kecil yang berkeringat itu dengan erat. Bibirnya sesekali mencium puncak kepala Tania, dan tak lupa tangannya mengusap punggung polos wanita itu lembut.
“Udah?” Tanya Tania, mendongakkan kepalanya.
“Nanya apa nantangin hmm?” Kahfi menyahut tanpa membalas tatapan istrinya.
Tania terkekeh, kemudian menduselkan wajahnya ke pelukan sang suami.
“Yaudah udahan.” Kata Tania.
“Besok lagi, sebelum sarapan, sekarang tidur.” Tutur Kahfi, kemudian mencium singkat bibir Tania.
“Malam, Mas Kahfi.” Bisik Tania malu-malu.
“Malam, Sayang.” Balas Kahfi.
IYA SAYANG-SAYANGAN DAH LO BERDUA!!
Btw guys, aku today birthday hehehe ...
Bersambung ...............................................
kayak nya seru cerita nya
Yaumil milad kak Alfiana,,, Barakallah fii umrik, doa yg terbaik buat kk author 🤲🥳
woaahhh happy birthday to youuu Authoorr, pnjg umur, sehat selalu, murah rezeki, smg selalu semangat dan sukses dlm berkarya💗Aamiinn
kadonya ☕ biar ga ngantuk dan semangat up😉