NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Dingin

Menikahi Bos Dingin

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mamika

Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.

Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.

Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?

oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikah?

Angga dan Rissa berjalan menuju mobil yang terparkir di depan lobby hotel.

"Kenapa kamu berubah pikiran?" tanya Angga, saat mereka sudah berada di mobil. Angga juga penasaran, tadinya Rissa takut menemui papanya, tapi malah Rissa sendiri yang datang menghampiri papanya.

"Nggak apa-apa, Pak. Memang nggak seharusnya Saya meninggalkan tanggung jawab karena alasan pribadi, takut bertemu Papa. Itu artinya, Saya menunjukkan ketidak profesionalan Saya dalam bekerja. Lagipula, sudah waktunya Saya bertemu dengan Papa. Sudah lama Saya nggak bertemu Papa," jawab Rissa. Yah, selama kuliah di London, Rissa tidak pulang ke Indonesia. Sesekali mamanya mengunjunginya bersama Erik.

Angga menganggukkan kepalanya, "Kenapa kamu nggak pulang ke rumah?"

Rissa hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Angga.

"Apa kamu nggak rindu sama keluarga kamu?" tanya Angga dengan menautkan alisnya.

Rissa menghela nafasnya, "Rindu? Siapa sih, yang nggak rindu dengan keluarga? Terlebih, hampir dua tahun Saya nggak pulang ke Indo," jelas Rissa. "Tapi, Saya nggak berani pulang ke rumah," sambung Rissa.

"Kamu takut dengan perjodohan kamu?" sergah Angga.

Rissa menganggukkan kepalanya, membenarkan perkataan Angga. "Saya kan pernah bilang sama Bapak. Papa sangat ingin menikahkan Saya dengan Erik. Jadi, kalo Saya pulang, pasti mereka akan menyiapkan tanggal pernikahan Saya dengan Erik," jelas Rissa lirih.

"Kenapa kamu nggak bilang saja, sama Pak Kusuma, kalo kamu nggak mau dijodohkan dengan Erik? Saya rasa, Pak Kusuma akan menerima keputusan kamu," ucap Angga.

"Kalo pemikiran Papa Saya sama dengan pemikiran Bapak, tidak mungkin Saya bersikap begini," jawab Rissa.

"Menurut Saya, Pak Kusuma itu orang yang bijaksana," ucap Angga memberi penilaian pada papa Rissa. Sejauh yang ia kenal papa Rissa dikenal cukup bijaksana dalam bisnis.

Rissa menyunggingkan senyumnya dengan terpaksa mendengar ucapan Angga.

Ya, sangat bijaksana sekali, batin Rissa.

"Jadi, rencana kamu sekarang, pulang ke rumah?" tanya Angga.

Rissa membuang nafasnya kasar, "Sepertinya, sudah saatnya Saya pulang," jawabnya lesu. Angga melirik Rissa sekilas, terlihat raut wajah Rissa yang lusuh, dan tidak bersemangat.

"Berarti kamu sudah memutuskan untuk menerima perjodohan kamu dengan Erik?" tanya Angga. Untuk pertama kalinya dirinya banyak bertanya dengan Rissa.

"Tumben banget dia banyak omong hari ini! Apa sariawannya sudah sembuh?" ucap Rissa dalam hatinya, sembari melirik Angga yang sedang fokus mengemudi.

"Karena Bapak nggak mau jadi pacar saya. Jadi.. mau nggak mau, siap nggak siap, Saya akan menikahi Erik. Saya tidak ada pilihan lain," jawab Rissa yang masih memandangi wajah tampan Angga.

Angga tersentak mendengar jawaban Rissa yang mengaitkan dirinya, "Apa hubungannya dengan Saya! Biarpun, Saya jadi pacar kamu, toh orang tua kamu masih tetap menjodohkan Kamu dengan Erik," ucap Angga.

"Seenggaknya Saya bisa mengajukan pilihan yang lebih baik daripada Erik. Dan.. Saya akan meminta Papa membatalkan pertunangan Saya dengan Erik! Saya yakin, Papa akan merubah pemikirannya menikahkan Saya dengan Erik. Jika Bapak, yang jadi pacar Saya," ucap Rissa. Angga menoleh, lalu menautkan alisnya.

"Karena pertunangan saya dengan Erik, hanya untuk kepentingan bisnis semata," curhat Rissa pada Angga.

"A.. pa Bapak sudah berubah pikiran, untuk menjadi.. pacar saya?" sambung Rissa, sambil menatap Angga.

Angga menggelengkan kepalanya, lalu menoleh sekilas ke arah Rissa, "Kamu sudah bertunangan?" Rissa menjawabnya dengan Anggukan.

"Iya, Papa memaksa Saya untuk bertunangan dengan Erik. Tapi...." Rissa menjeda ucapannya. "Kalau untuk menikahinya, Saya tidak mau!" ucap Rissa dengan tegas.

Angga mengernyitkan dahinya, lalu matanya kembali fokus mengemudi.

"Jadi sekarang, Apa Bapak sudah bersedia menikah dengan Saya?" ucap Rissa tanpa sadar, mengajak Angga menikah.

Angga menoleh ke arah Rissa, "Menikah?" tanya Angga tersenyum.

Rissa tersentak mendengar ucapan Angga, "Apa dia mau langsung menikah? Astaga, pantes aja dia nggak mau gue ajak pacaran. Dia maunya langsung menikah!" ucap Rissa dalam hatinya.

"Menikah?" tanya Rissa pada Angga. Angga menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Pak, apa itu nggak terlalu cepat, jika kita langsung menikah? Apa nggak sebaiknya kita saling mengenal terlebih dahulu?" ucap Rissa dengan percaya diri.

Angga menaikkan alisnya, mendengar apa yan dikatakan Rissa, "Siapa yang ingin menikah?" tanya Angga.

"Bukannya tadi Bapak mau ngajakin nikah?" ucap Rissa sambil menatap Angga.

Tanpa sadar, tangan Angga menyentil kening Rissa. "Siapa yang mau ngajakin kamu nikah?" Angga tak kuasa menahan senyumnya. Ia tersenyum melihat Rissa yang salah paham dengan ucapannya.

"Sakit, Pak!" teriak Rissa sambil mengusap-usap keningnya. "Tadi kan, Bapak nanya menikah?" ucap Rissa yang kesal.

"Kamu itu, yang tadi mau ngajakin Saya menikah!" ucap Angga tersenyum.

"Hah.. kapan gue mau ngajakin dia nikah, kalau ngajak pacaran sih, iya? Apa gue salah berucap?" gumam Rissa memikirkan apa dirinya salah berucap. Rissa tercengang saat ia sudah mengingat apa yang dia katakan.

"Astaga, kenapa gue sekarang jadi dong-dong? Ya ampun malu banget gue! Gue kira, dia tadi mau ngajakin gue menikah," ucap Rissa dalam hatinya. Rissa pun terdiam, ia langsung menghadap kaca jendela, melihat kendaraan yang berlalu lalang.

"Apa gue turun aja, yah?" tanya Rissa dalam hatinya. Ia sudah sangat malu dengan Angga. Kini dirinya tidak punya harga diri lagi di mata Angga, pikirnya.

Keheningan kembali tercipta. Rissa tak berani berbicara dengan Angga. Ia lebih baik memilih diam, dari pada terus berbicara sehingga semakin merendahkan harga dirinya. Entah kenapa, di saat bersama Angga, ia tidak bisa menjaga imagenya, yang biasanya dirinya sangat menjaga image di depan pria. Tapi, saat berhadapan dengan Angga, dirinya menjadi orang yang sangat konyol bahkan tak tau malu.

***

Dua puluh menit sudah berlalu, mobil Angga berhenti tepat di tempat biasa dia memarkirkan mobilnya.

Mereka pun keluar dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam kantor. Seperti biasa, Rissa berjalan mengekori Angga di belakangnya. Tiba di depan lift, Angga masuk ke lift khusus yang sudah terbuka. Tidak dengan Rissa, dirinya memilih tidak masuk ke dalam lift.

Angga mengerutkan keningnya melihat Rissa yang tidak masuk ke lift. Ia menunggu Rissa untuk masuk ke lift bersamanya.

"Maaf Pak, Saya naik lift karyawan saja. Saya ingin menemui Pak Bayu, di departemen perencanaan," ucap Rissa. Padahal dirinya sengaja ingin menghindari Angga, karena ia sudah sangat malu memperlihatkan wajahnya di depan Angga.

"Permisi, Pak!" pamit Rissa berjalan beberapa langkah menuju lift yang biasa dinaikki karyawan. Angga pun segera menekan tombol penutup di dalam liftnya.

***

Rissa melirik jam di tangannya, yang sudah menunjukkan waktunya ia pulang.

"Huft.. waktunya pulang!" Rissa menutup berkas yang ia baca. Rissa merapikan seluruh berkas yang ada di mejanya. Tak lupa, ia mematikan komputernya.

Rissa melihat ruangan Angga dari dinding kaca ruangannya. Di sana tampak Angga yang sedang merapikan berkas-berkas di atas mejanya.

"Syukurlah, dia juga sudah bersiap," gumam Rissa. Jika tidak, ia akan menunggu Angga sampai menyelesaikan tugasnya, baru ia akan pulang.

Tak lama Angga keluar dari ruangannya. sedangkan Rissa masih duduk menunggu di ruangannya. Ia sengaja mendahului Angga terlebih dahulu, baru dirinya keluar dari ruangan. Lagi pula, dirinya juga menunggu kedua sahabatnya datang menjemput. Sebelumnya Rissa menghubungi sahabatnya untuk menjemput dirinya.

**Bersambung.

Terima kasih, sudah membaca ceritanya, dan atas dukungan vote, like, dan komentarnya 😘

Semoga suka dengan ceritanya, dan selalu mendukung vote, like dan komentar 😍**

1
Galil Alfarizi
terlalu bertele² ceritanya
Sari Juliati
bagus
Sari Juliati
kak bikin lanjutan nya dong
Ari Arie
indahnya dunia halu thor haha..
Silfi Rinawati
seru amat ini ceritanya..rasain reva kenakarma..lanjut kk thor
Silfi Rinawati
😀😀 kasihan rissa sambung nnti malam..
Deby Delia
seru
Musyarofah Salim
author orang Jawa ya kok tahu apem
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Crystal
Berarti Angga sm Risa beda jauh dong umurnya. Kirain kk tingkatnya saat kuliah🙄
Gitaputri Hapsari
risa trllu mencampuri urusan org
Any any
angga sama anggun aja.... rafi sama meli.... rissa terserah author aja... malas sama cara pikir risa yg kolot dan aneh.. trllu kekanak2n... katax udah S2 LN, kok pikiirannya sperti anak SD. author knp jadikan sirisa risa itu berotak OON sih.. 😡😡😡
Allinerick Danis
seruuu,,mantaptap
Haposan Parningotan
selamat berkarya
Yatni Sari
sy lihat visual foto angga suka bingit
Diki
Luar biasa
Satri Ani
sumpahh yahhh ngakakkk bangeeeddddd ampe skit perooottt🤣🤣🤣🤣🤣
dyve
grutu
Alfil Gina
ketagihan kan...ciuman itu laksana air lie mineral,,ada manis 2 x😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!