Tawanan Presdir Kejam

Sharen merebah dengan netra terpejam. Kepalanya masih sedikit berdenyut dan terasa berat. Malam ini, sepertinya klinik akan menjadi tempat peristirahatannya.

Keanu sendiri menunggunya, tiduran di sofa tak jauh dari sana. Perempuan itu merebah dengan perasaan tidak nyaman. Lagi-lagi harus merasakan ketidak pahaman tentang pikirannya yang terselubung pada pria itu. Ia akan mendadak manis dengan menunggunya seperti ini, tetapi bila moodnya berubah bagai ranjau untuk Sharen yang mengancam jiwanya.

Perempuan itu terjaga di setengah malam, sedikit lebih baik dari saat pertama tersadar. Turun dari ranjang hendak ke kamar mandi. Berjalan perlahan dan hati-hati.

Keanu yang melihatnya hampir beranjak merasa iba, tetapi mengingat ia membencinya, urung hingga kembali berbaring lagi seolah tak melihat apa pun dan membiarkan Sharen melakukan sendiri.

Perempuan itu terdiam, kala kembali mendekati ranjang melihat suaminya terlelap di sofa tunggu. Peduli apa pria itu di sana, toh semua kekacauan yang terjadi akibat ulahnya. Sesungguhnya Sharen lelah harus tertuduh untuk hal yang bahkan tidak pernah ia buat sebelumnya. Terlebih, kondisinya saat ini yang mengharuskan ia tergadai di lingkaran kekejamannya akibat hutang piutang ayahnya.

Apakah dirinya memang ditakdirkan untuk tidak bahagia? Kenapa harus hidup di antara orang-orang jahat yang menaunginya. Andai satu kesaksian bisa merubah hidupnya, mungkin akan sedikit mengubah alur yang terpendam selama ini.

Perempuan itu terjaga hingga pagi, andai ia bisa pergi, ingin rasanya menjauh yang ia bisa. Sayangnya tak ada jejak yang aman baginya, berkali-kali mencoba lolos, tetap saja ditemukan suaminya.

Ia terdiam saat seorang dokter visite pagi ini melihat keadaannya. Tidak ada tanda vital yang buruk, hanya kaget dengan luka ringan di keningnya. Mungkin nanti sudah boleh pulang, dan Sharen merasa malas untuk kembali ke rumah.

"Pagi, apa masih ada keluhan pusing atau sakit bagian tubuh lainnya?" tanya seorang Dokter yang pagi ini mengunjunginya.

"Tidak Dok, terasa lebih baik," jawab Sharen benar adanya.

Keanu yang baru membuka mata menyimak dengan seksama. Suasana masih terlalu pagi hanya untuk sekadar menyapa. Keluar dari ruangan, berniat pulang ke rumah setelah sebelumnya menanyakan kondisi istrinya pada dokter yang bertugas.

"Menunggu hasil pemeriksaan hari ini, kalau tidak ada keluhan pasien bisa pulang hari ini," ucap Dokter memberi informasi.

"Terima kasih, Dok, saya akan kembali siang nanti," jawab Keanu beranjak.

Sedikit kepikiran dengan pria bernama Daniel yang belakangan ini cukup mengusik kehidupannya. Pria itu selama ini dikenal baik oleh Keanu karena pernah menjadi partner bisnisnya. Kenapa ia tahu rahasia besar dibalik kematian Fio.

Siang ini, secara khusus Keanu ditemani Tomi meminta bertemu dengan Daniel. Sengaja membuat janji karena dirasa penting. Tentu saja untuk sekadar memberi ultimatum penting, apa yang sebenarnya terjadi. Keduanya membuat kesepakatan untuk bertemu di sebuah restoran tepat di saat jam makan siang.

"Wah ... ada angin segar apa seorang Keanu ingin menemuiku?" kata Daniel terdengar menyangsikan.

"Saya tidak punya waktu untuk berbasa-basi, katakan, apa yang kamu inginkan, apa hubungan Anda dengan adik saya dan juga Sharen?" tanya Kean dingin. Setelah mendapat informasi penting tentang stigma masa lalunya.

"Ternyata selain pembisnis, kamu juga raja kepo, apa penting bagiku untuk menjawab sementara Anda sudah mencari tahu sendiri," jawab Daniel menatap sinis.

"Aku bertanya, apa tuduhan itu benar? Skandal apa yang tengah Anda mainkan, jangan bermain-main denganku, atau kamu akan mendapatkan kesulitan di akhir waktu!" kecam Keanu serius. Nampaknya pria di depannya itu sedikit menyukai huru hara.

"Sayangnya aku tidak pernah gentar dengan ancamanmu, mainkan saja peranmu sebagai suami yang baik dan penyayang, sampai wanitamu muak dan perlahan akan semakin membencimu!"

"Apa maksud, Kamu?" sentak Keanu mulai tersulut emosi.

"Hahaha, sans Bung, Anda terlalu berpandangan sempit, berapa hutang yang harus aku ganti, hitung beserta bunga-bunganya," ucap Daniel dingin.

"Apa maksud kamu?"

"Tentu saja menebus hutang Pak Tua itu, dasar Tua bangka breng***! umpat Daniel kesal.

"Tidak ada satu urusan pun denganmu, apa sebenarnya maumu, Tuan? Anda sangat mencampuri urusan orang."

"Sharen!" jawabnya cukup jelas dan lantang. Hingga membuat Keanu memanas seketika.

"Bangun Bung, Anda berada dalam mimpi yang tidak pernah akan menjadi nyata," jawab Kean sinis. Menekan sabar berusaha tenang. Ia masih belum jelas mendapatkan clue selain Daniel, Fio, dan Sharen saling mengenal satu sama lain. Selebihnya, cukup misteri baginya, karena tinggal mereka yang dulu terpisah.

"Owh ya, kalau begitu, bangunkan aku segera, karena aku malas hanya menjadi bayangan dalam hidupnya."

"Kamu menginginkan perempuanku?" tanya Kean dingin.

"Aku mengenal lebih dulu, aku akan membayar lunas hutang ayahnya, dan kamu hanya perlu melepaskan yang menurutmu perempuan tidak berguna!"

"Aku tidak mengerti, bagaimana Anda tengah berbicara sangat tidak sopan. Apa pun yang terjadi di dalamnya, tak sedikit pun kamu berhak ikut campur!" kecam Keanu mulai tersulut emosi.

Daniel menatap sinis pria di depannya. Dia pikir, memang tidak pernah ada perasaan khusus yang tertinggal di antara keduanya. Mengingat mereka terjalin karena tuntutan hutang. Anehnya lagi, pria itu menikahi wanita yang telah menghabisi nyawa adiknya. Sangat tidak masuk akal.

"Urusan kita belum selesai," ucap Keanu beranjak.

Daniel tidak menanggapi, ia sedikit tidak peduli dengan status pria itu dengan perempuan yang telah lama memiliki hatinya. Menatap punggung Kean yang beranjak pergi dengan sejuta pikiran di otaknya.

Keanu sendiri langsung ke rumah sakit, berniat menjemput istrinya yang hari ini sudah boleh pulang. Pria itu lebih dulu menyelesaikan administrasi sebelum pulang.

Sharen sendiri hanya diam, mengikuti arah langkah Kean yang menuju mobilnya. Perempuan itu tak mengatakan apa pun hingga perjalanan pulang. Saat sampai di rumahnya, Kean menatap Sharen yang ternyata tertidur. Membuat pria itu membangunkannya, sayang sekali perempuan itu nampak terlalu pulas, hingga mau tidak mau terpaksa pria itu menggendongnya.

Keanu merebahkan istrinya di ranjangnya, lalu membiarkan perempuan itu tetap tertidur. Beranjak meninggalkan kamar, ada perasaan kesal yang tertinggal, ada pula rasa entah yang terselubung di hatinya.

Sementara Sharen tertidur begitu saja cukup lama, ia terjaga saat hari menjelang petang. Teringat betul apa yang terjadi tadi, di mana dirinya terakhir kali dalam perjalanan pulang, kenapa saat ini sudah di ranjang, apakah Keanu yang memindahkan.

Perempuan itu teringat betul harus meminum obat, melihat piring di atas nakas yang tersaji makanan untuknya. Sharen berniat mengambilnya, lalu meminum obat yang diresepkan dari klinik. Tak sengaja perempuan itu menyenggol gelas yang berisi air saat mengambil piring, hingga serpihan beling itu berserakan tak beraturan.

Keanu yang tengah di luar kamar, langsung masuk mendapati Sharen tengah memunguti serpihan gelas tersebut.

"Kembali ke ranjang! Apa harus seceroboh ini?"

.

Tbc

.

Promo novel