"Bukan kah diaa.....si gadis Hello Kitty?" Batin Rey, memperhatikan Alice dengan gerak mata saja.
“Waah! Mulai ribut nih!!” Seru Alice dalam hati.
“Harus cari tempat yang PEWE untuk nonton.” Batinnya sambil melemparkan pandangannya ke segala arah di dalam ruangan itu,mencari kursi yang dapat ia gunakan untuk nonton. Karena tidak mungkin dia nonton di area sofa secara semua para pemain sedang berada disana.
“Nah itu dia!” Seru Alice saat melihat kursi nganggur di depan meja kerja Rey. Alice berpikir untuk menarik kursi itu di pojokan untuk nontonin perang besar para wanita pemuja Reyfaldi Arthur. Mana tahu ini bisa menjadi inspirasi untuk novel nya di NovelToon.
“Seru nih!!!” gumam nya sambil pelan-pelan berjalan menuju kursi yang dia tuju di tengah kegaduhan itu, persis seperti seorang maling.
Alice masih tidak tahu kalau Rey tengah memperhatikan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#23
Suryo menghela nafasnya. Memang apa beda nya umur nya dan umur Robert. Toh usia mereka sebenarnya sama saja, hanya bunyi tahunnya saja yang membuat usia Robert terdengar lebih tua dari pada Suryo.
Robert lahir 30 Desember 1941 sedangkan Suryo lahir 2 Januari 1942. Secara tahun mungkin seakan – akan mereka berjarak 1 tahun. Tapi kalau di hitung dengan benar maka sebenarnya mereka hanya berjarak tiga hari saja lebih kurang.
“kau pikir diri mu saja yang sudah tua.” Celetuk Suryo yang membuat Robert tertawa terpingkal-pingkal. Robert sangat suka dengan reaksi Suryo jika sudah ada kaitannya dengan usia. Dari zaman dulu sampai sekarang, Robert selalu bisa memerintah Suryo seenak nya hanya karena di tahun kelahiran Robert lebih tua dari Suryo. Secara sebenarnya ayah Robert dan Suryo adalah sahabatan. Jadi mereka memang sudah kenal sejak lama.
“Baiklah!! Baiklah!! Akan aku usahakan.. tapi asal kau tahu, aku ini sudah tidak semuda yang dulu lagi.” Ujar Suryo sengaja untuk membalas Robert.
“Kau atur saja seperti apa enak nya untuk kau lakukan! Yang terpenting adalah aku mendapatkan semua infomasi itu tiga hari lagi.” Ujar Robert yang tidak pernah sekali pun kehilangan sikap dan sifat Bossy nya.
Saat Robert dan Suryo masih berdebat, Alice telah sampai di apartemen Anis.
“Lo itu dari mana saja Alice?” tanya Anis begitu Alice kembali. “ Dan ini baju siapa?” tanya nya lagi.
“Ishh..! Elo gak usah banyak tanya Nis. Sini duduk sama gue! Ada yang ingin gue omongin ke lo.” Ujar Alice, menarik tangan Anis untuk ikut duduk bersama nya di sofa.
“Masih tentang Bram?” tebak Anis. Anis tahu pasti topik nya si Alice ini gak akan jauh-jauh dari si Bram. Mungkin Bram dan Alice ada hutang masa lalu yang belum terbayar lunas di kehidupan sebelumnya sehingga rasa benci masih tetap ada walau telah melewati berkali-kali reinkarnasi
“iya!!” tukas Alice, yang langsung mengeluarkan handphone nya.
“Tapi lo janji.. setelah melihat apa yang gue akan perlihatkan nanti lo gak akan berbuat yang aneh-aneh! Janji?” Tanya Alice pada Anis.
“Iya gue janji!! Cepatan lihatin ke gue! Bentar lagi Bram datang mau jemput gue di loby bawah.” Ujar Anis yang sebenarnya tidak peduli dengan apa yang ada diperlihatkan oleh Alice.
Dalam pikiran Anis, paling apa yang akan Alice perlihatkan hanya sebatas foto Bram yang sedang berciuman dengan waniat lain. Atau berpelukan dengan wanita lain.
Untuk itu semua Anis sudah lama mempersiapkan hati nya sebab Bram selalu bercerita kalau dia itu punya banyak sekali memiliki sahabat yang tingkah-tingkah nya suka aneh-aneh kalau berjumpa. Terkadang acap kali membuat orang-orang salah paham.
Alice melihat wajah Anis kemudian melihat ke kiri ke kanan serat ke depan dan ke belakang. Pokonya mata nya jelalatan melihat ke sekitar nya dengan seksama.
Setelah yakin tidak ada benda tajam di sekitar mereka dalam radius lima meter maka Alice pun membuka galery di handphone nya sebelum menyerahkan handphone itu pada Anis.
“kalau lo perlu tisu untuk ngelap air mata lo, itu posisi nya ada di sebalah kanan lo ya Nis.” Ucap Aalice yang entah serius entah bercanda di detik-detik momen penting ini.
“Tapi kalau lo butuh pisau untuk bundir, semua udah gue buang. Lo kagak usah payah-payah nyariinnya. Gue cuma nyisain gergaji tumpul di bawah meja kompor” Ucap nya asal sambil memberikan handphone itu pada Anis.
"Ih! emang nya gergaji tumpul bisa di pakai bundir?" Celetuk Anis, yang masih sempat tersenyum saat ini. Anis benar-benar tidak tahu kalau itu akan jadi senyum terakhir nya hari ini.
karena dia melihat kesedihan yg dalem dari anaknnya, penghianatan dan kematian cucu nya yg tragis
dia ga mau cucu nya ngalamin lagi... karenanya sakitnya sakit bgt.
mungkin caranya salah
tapi salah satu dia ngelindungi cucu nya
tapi dia lupa,,kepala walaupun semua warnanya hitam tapi ttp kan isi pasti beda beda
yg pasti kak upe lah yg menang
apa si yg gak buat kamu 🤣🤣
tidur doank
hei..kata nenek ku
tidur bareng itu ga bahaya,yg bahaya kl ga tidur di tempat tidur🤣🤣
konsep..itu
cuman sebuah konsep sandiwara cinta 🤣
wkwkwkwk
kan ga salah sentuh disitu🤣🤣
repot cari jaminan sosial nya
kecuali babang itu yg mau jaminin,sekalian masa depan kita
eaaaaa, 🤣😘