Cassanova Tanggung & Wanita Bayaran

Pagi harinya, Crystal terbangun dan membuka matanya perlahan. Ia bisa melihat tubuh Farel yang masih polos tengah mendekapnya.

Ia sentuh wajah Farel dengan jemarinya, setitik air mata menetes membasahi pipinya. Entah mengapa, ia kembali teringat dengan kejadian semalam. Crystal bingung, ia menyesal namun juga lega dan ada sedikit rasa bahagia sedikit. Tapi, jauh di dalam lubuk hatinya sana, menyimpan rasa takut yang begitu dalam.

"Emmm," Farel yang merasa terusik oleh belaian tangan Crystal, akhirnya membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali hingga akhirnya ia tersenyum.

Cup

Farel.mengecup bibir Crystal sekilas, hanya sebuah kecupan, lalu ia mengeratkan pelukannya pada Crystal.

"Kamu mau berangkat jam berapa?" tanya Crystal pelan.

"Pesawatnya jam satu, jadi masih sedikit santai. Kamu berubah pikiran? mau ikut denganku?" tawar Farel yang kini sudah membuka matanya dengan sempurna.

"Hemm, tidak. Aku akan menunggu mu," jawab Crystal lirih.

"Aku hanya tiga hari. Setelah itu aku akan segera kembali, Cup." Farel kembali mengecup kening Crystal.

"Janji, kamu akan menjaga diri kamu baik-baik selama aku pergi. Kabari aku bila terjadi sesuatu, dan jangan lupa, balas WhatsApp ku setiap saat,"

"Hemmm," jawab Crystal sedikit malas.

"Ayo kita mandi," Farel hendak membuka selimutnya, namun segera di tahan oleh Crystal. "Kenapa?" tanya nya.

"Emm Enggak! Aku malu," cicit Crystal pelan membuat Farel terkekeh.

"Kenapa malu?" goda Farel.

"Tau ah, pakai nanya segala," jawab Crystal ketus.

"Ayo kita mandi bersama," tanpa menunggu lagi, Farel langsung menggendong tubuh Crystal dan membawanya ke kamar mandi.

Farel tersenyum tipis saat melihat noda merah menghiasi sprei putih polosnya. Itu tandanya ia sudah berhasil mengibarkan bendera merah putih di atas ranjangnya.

Dua jam berlalu, kini Crystal berjalan perlahan keluar dari kamar mandi sambil terus menggerutu. Bagaimana tidak, ia sudah kesakitan akibat ulah Farel semalam, dan pagi ini Farel meminta tambahan lagi.

"Lama-lama sosis kamu aku potong sampai abis!" umpat Crystal saat memasuki walk jn closed untuk mencari pakaian.

"Kalau kamu potong, nanti kamu yang susah dong. Nanti jadinya pendek, dan gak bisa mentok bagaimana?" goda Farel yang ternyata juga sudah ada di belakang Crystal.

"Biarin aja!" ketus Crystal.

"Sayang, kalau pendek itu gak bakal bisa bikin kamu teriak dan bernyanyi merdu lagi. Makanya pikirkan baik-baik." bisik Farel. "Bukankah, yang panjang bisa langsung masuk jauh sampai mentok?"

"Farelll ih sumpah kamu mesum banget sih!" pekik Crystal yang malu sendiri mendengar ucapan Farel.

"Aku baru tahu rasanya semalam saat bersama kamu, dan itu sangat luar biasa." Ucap Farel yang kini memeluk Crystal dari belakang. Keduanya menghadap di cermin, dengan Crystal memakai bathrobe dan Farel handuk yang ia lilitkan di pinggang.

Rambut Crystal masih ia lilit dengan handuk, sedangkan rambut Farel masih terlihat sedikit basah.

"Aku tidak menyangka bahwa rasanya bisa berlipat lipat dari yang biasa kita lakukan. Dan itu membuatku ketagihan," bisiknya lagi.

"Awas kalau kamu berani menyelupkan sosis kamu ke bumbu lain! Aku gak akan segan-segan meninggalkan kamu selamanya. Dan juga, kamu akan menemukan aku sudah tak bernafas di dalam tanah!" ancam Crystal sambil memejamkan matanya.

"Aku tidak akan pernah mengkhianati kamu, sekalipun kita tidak sampai menikah. Aku bersumpah tidak akan pernah menikah dengan siapapun. Calon istriku hanya kamu Sayang, aku janji selamanya kita akan bersama. Sampai maut memisahkan," kata Farel dengan memeluk Crystal begitu erat.

Rasanya sulit untuk Farel melepaskan pelukan itu. Keberangkatannya tinggal beberapa jam lagi, itu artinya ia akan segera berpisah dengan Crystal. Tiga hari, mungkin hanya sebentar, tapi tidak dengan Farel. Ia merasa tiga hari itu akan berlalu sangatttt lama karena ia akan jauh dari sang kekasih.