PERNIKAHAN MUDA BELIA

Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki wanita secantik dan sesempurna Caren.

Saat acara pertunangan berlangsung dengan khidmat, di luar pagar, ketegangan mulai terasa. Beberapa anggota The Jackal mencoba menyusup masuk dengan berbagai cara. Ada yang mencoba menyamar sebagai tamu undangan, ada yang mencoba memanjat pagar, dan ada pula yang mencoba menyusup melalui pintu belakang. Namun, berkat kesigapan tim pengamanan yang telah disiapkan Aldian, semua upaya sabotase tersebut berhasil digagalkan. Para bodyguard dengan sigap meringkus para penyusup dan membawanya ke tempat yang aman.

Salah seorang anggota The Jackal mencoba menyabotase sistem kelistrikan, dengan harapan bisa membuat kekacauan di tengah acara. Namun, mata-mata Aldian yang berada di dalam tim The Jackal berhasil menggagalkan aksinya. Ia memberikan informasi kepada tim pengamanan, sehingga mereka bisa menangkap pelaku sebelum berhasil melakukan aksinya. Beberapa anggota The Jackal lainnya mencoba menyebarkan berita bohong dan provokasi di antara para tamu undangan, dengan harapan bisa memicu keributan. Namun, tim pengamanan dengan cepat mengidentifikasi dan mengamankan mereka.

Semua kejadian tersebut berlangsung dengan sangat cepat dan terkoordinasi, sehingga tidak ada satu pun tamu undangan, termasuk keluarga Caren, yang menyadari adanya upaya sabotase tersebut. Mereka semua tetap menikmati acara lamaran dengan tenang dan bahagia. Aldian merasa lega karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Ia berterima kasih kepada tim The Eagle, pihak kepolisian, dan mata-matanya yang telah bekerja keras untuk melindungi acaranya.

Namun, Aldian tahu bahwa ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar. The Jackal tidak akan menyerah begitu saja. Mereka pasti akan mencoba membalas dendam di kemudian hari. Aldian harus tetap waspada dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan.

Setelah acara selesai, Aldian menghampiri ku dan memelukku erat. "Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, Sayang" bisik Aldian di telinga ku. Aku tersenyum dan membalas pelukan Aldian. "Aku juga berterima kasih sudah memilihku, Sayang" balas ku. "Aku janji akan selalu berada di sisimu".

Suksesnya acara pertunangan kami menjadi buah bibir di sekolah. Namun, kebahagiaan itu tidak dirasakan oleh semua orang. Beberapa teman sekolah merasa iri dengan kemesraan dan kebahagiaan yang terpancar dari kami. Mereka merasa iri karena Aldian, yang dikenal sebagai sosok populer dan tampan, memilih Caren sebagai pendamping hidupnya.

Dari acara tersebut, keluarga kami sepakat untuk melaksanakan akad nikah dan resepsi dua minggu setelah kelulusan SMA yang waktunya kurang dari 5 bulan lagi. Jadi setelah ini kami berdua akan fokus pada ujian akhir terlebih dahulu.

Kabar bahagia ini segera menyebar luas. Sahabat-sahabat kami dengan antusias memposting foto-foto dan video acara kami di media sosial. Unggahan-unggahan tersebut mendapatkan banyak komentar positif dan ucapan selamat dari teman-teman dan kenalan mereka. Namun, tanpa disadari, salah satu unggahan tersebut dilihat oleh seseorang yang tidak diharapkan, yaitu Andre. Saat melihat foto-foto Caren dan Aldian di media sosial, hati Andre terasa mencelos karena cemburu. Kecewa dan terluka jelas terasa, namun ia tidak mau terlihat menderita. Ia percaya, cinta sejati bisa diperjuangkan dengan cara yang lebih elegan. "Caren memang memilih Aldian sekarang" pikir Andre, "Tapi selama janur kuning belum melengkung, aku masih punya untuk mendekati Caren".

Sebentar lagi, sekolah akan mengikuti perlombaan drumband di luar kota. "Tiga hari di luar kota, mungkin itu cukup untuk membuat Caren melihatku dengan cara yang berbeda" gumam Andre penuh harap. Ia bertekad untuk menunjukkan perhatian, dukungan, dan kasih sayang yang tulus kepada Caren selama perlombaan. Ia akan berusaha menjadi sosok yang bisa diandalkan dan membuat Caren merasa nyaman di dekatnya.

Walau masih 5 bulan lagi acara pernikahan Aldian dan Caren, tapi para orang tua sudah sibuk menghubungi wedding organizer (WO). Karena Aldian dan Caren sudah pasti tidak punya waktu untuk mengurus itu semua karena keterbatasan waktu dan pengalaman mereka. Keluarga mereka sepakat untuk menggelar akad nikah dan resepsi dalam 1 tempat yang sama. Mungkin orang tua gak mau ribet kalau harus pindah-pindah tempat lagi.

Suatu hari, saat latihan drumband usai, Andre memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Caren. "Caren, aku tahu kamu sudah bertunangan dengan Aldian, tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri" ujar Andre dengan nada gugup. "Aku menyukaimu, Caren". Caren terkejut mendengar pengakuan Andre. Ia tidak menyangka bahwa Andre akan seberani ini. "Andre, aku menghargai perasaanmu" jawab Caren dengan lembut. "Tapi maaf, aku tidak bisa membalas cintamu. Aku mencintai tunanganku". Andre merasa kecewa mendengar jawaban Caren. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. "Aku tahu, aku tidak bisa memaksamu untuk mencintaiku" ujar Andre.

Kegigihan Andre untuk mendekati ku justru membuat ku semakin tidak nyaman. Andre memang tampan dan menyenangkan, tapi sekarang aku tidak berani bermain api dengan membuka kesempatan atau peluang dihatiku. Akhirnya demi kenyamanan hati, aku menceritakan masalah ini kepada ketiga sahabatku. "Aku benar-benar tidak tidak nyaman dengan Kak Andre" keluh ku kepada ke 3 sahabatku. "Dia sepertinya pantang menyerah dan terus saja mendekatiku. Padahal aku sudah jelas-jelas menolaknya". Sahabat-sahabat ku jadi merasa geram mendengar cerita ku. Mereka berjanji akan membantu ku untuk menghadapi Andre.

Sementara itu, Aldian yang sedang sibuk mempersiapkan penyelesaian masalah komplain klien di bengkel miliknya, kini harus menghadapi masalah lain. Ia didekati oleh Niken, anak dari teman papanya yang baru saja pindah ke sekolah nya. Niken sangat terobsesi dengan Aldian dan berusaha segala cara untuk bisa mendekatinya. Gadis itu bahkan memaksa orang tuanya untuk menjodohkannya dengan Aldian. Orang tua Niken, akhirnya mengutarakan maksud mereka kepada papa Aldian bahwa anak mereka Niken minta di jodohkan dengan Aldian.

Namun, orang tua Aldian dengan tegas menolak permintaan tersebut. Mereka menjelaskan bahwa Aldian sudah bertunangan dan akan segera menikah. Bahkan Mama Alya, dengan bangga memuji calon menantunya, Caren, yang cantik dan pintar di depan orang tua Niken. "Maaf, kami tidak bisa memenuhi permintaan kalian" ujar Mama Alya dengan sopan. "Aldian sudah memiliki calon istri yang sangat kami sayangi. Caren adalah gadis yang cantik, pintar, dan baik hati. Kami sangat bahagia Aldian memilihnya sebagai pendamping hidupnya."

Mendengar pujian Mama Alya tentang Caren, orang tua Niken merasa malu. Mereka memohon maaf atas kelancangan mereka "Kami mohon maaf atas karena tidak tahu kalau Aldian telah bertunangan" ujar ibu gadis itu dengan sedikit malu dan nada menyesal.

Niken, masuk ke kelas 11 sementara Aldian dan Caren sudah duduk di kelas 12. Kehadiran Niken di sekolah itu semakin menambah rumit situasi yang ada. Sejak awal, Niken memang sudah terobsesi dengan Aldian. Ia tidak peduli bahwa Aldian sudah bertunangan dengan Caren. Ia terus saja mendekati Aldian dengan cara yang semakin ugal-ugalan.

***

Yuk vote kalau sudah baca ya !!!

Biar aku semakin semangat nulisnya ... dan jangan lupa follow author ya guys ! Thanks banget ...