SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Aarav menggandeng tangan Hira masuk ke dalam sebuah mansion besar milik tuan Seno, kakek dari Aarav Alaric.

" Silahkan den, tuan besar sudah menunggu." Sambut kepala pelayan rumah itu.

" Terima kasih." Ucap Aarav.

Aarav dan Hira menuju ke taman belakang dimana di sana ada sebuah kolam renang besar yang biasa di gunakan oleh Aarav dulu jika pulang ke rumah sang kakek.

" Ada apa kakek memanggilku?" Aarav mendekati sang kakek yang sedang duduk bersama dengan seorang wanita yang tak lain adalah Della. Entah sejak kapan Della berada di sana, yang jelas anak buah Arkan tidak bisa membawa Della karena di lindungi oleh tuan Seno.

" Cih, rupanya penjilat itu ada di sini." Decih Aarav.

" Jaga ucapanmu Aarav!!!" Bentak tuan Seno memukul ujung tongkatnya ke lantai.

" Apa lagi kalau bukan penjilat kek? Aku yakin dia pasti mengadu kepada kakek tentang keburukan istriku. Padahal dia sendiri yang banyak memiliki keburukan." Tebak Aarav tahu benar wanita seperti apa Della.

" Aarav, kenapa kamu menuduhku seperti itu? Aku tidak tahu apa apa. Bahkan aku tidak tahu kalau kamu.."

" Kamu mau bilang kalau kamu tidak tahu aku pulang?" Tebak Aarav memotong ucapan Della. Della bungkam.

Aarav menatap Della dengan tatapan tajam. " Jangan kau pikir aku bodoh, Della. Kamu sengaja menemui istriku secara diam diam dan mencoba menghasutnya agar dia meninggalkan aku. Kamu membocorkan semua rahasia yang sengaja aku pendam selama ini. Apa kau merasa kau wanita penting bagiku? Tidak Della. Kau bahkan wanita yang tidak pantas aku pikirkan. Menyebut namamu saja rasanya aku jijik. Apa kau pikir trik licikmu akan berhasil memisahkan kami?Jangan mimpi!"

Della terkejut dengan ucapan Aarav, ia melirik Hira dengan sinis. Ia berpikir kalau Hira mengadu pada Aarav.

" Sudah sudah, jangan salahkan Della lagi." Ujar tuan Seno. " Della melakukan itu karena kakek yang menyuruhnya. Kakek tidak setuju dengan pernikahanmu kali ini. Seharusnya yang kamu nikahi Della bukan wanita itu. Kamu asal menikahi wanita tanpa mempertimbangkan bobot bibit dan bebetnya. Kita itu keluarga terpandang, keluarga kita akan menanggung malu kalau mereka tahu kamu menikahi wanita miskin dan tidak berpendidikan sepertinya."

Deg...

Jantung Hira bagai di sayat sembilu, sakit namun tidak berdarah. Ia menarik tangannya dari genggaman Aarav.

Hira hendak maju mendekati tuan Seno namun Aarav menahannya. Aarav kembali menggenggam tangan Hira untuk menghentikan langkah Hira. Hira menatap Aarav, Aarav menggelengkan kepala seolah bilang, jangan.

" Apa kamu tidak takut dia hanya mengincar hartamu saja? Kamu pikir Aarav! Jangan tergoda dengan kecantikannya. Kalau dia tidak mengincar hartamu, tidak mungkin gadis muda sepertinya mau menikahi pria matang sepertimu. Di luaran sana banyak pria muda yang mungkin bisa dia dapatkan dengan mudah asalkan dia mau mengobral tubuhnya."

" Jaga batasanmu kakek. Sekali lagi kakek hina istriku, maka aku akan melupakan hubungan kita." Tekan Aarav.

" Kau jangan terkecoh dengan wajah lugunya, dia berniat tidak baik padamu." Ujar tuan Seno yang sudah di racuni pikirannya oleh Della.

Aarav tersenyum sinis, " Apa menurut kakek, wanita baik itu seperti Della?" Ucap Aarav melirik Della.

" Ya. Dia anak penurut, baik dan berbakti kepada orang tua. Meskipun dia pernah melakukan kesalahan karena meninggalkanmu, tapi dia menyesali perbuatannya itu. Dan dia juga punya alasan melakukan semua itu padamu sepuluh tahun lalu." Ujar tuan Seno.

" Apa pun alasannya, aku rasa hanya aku yang tahu. Di sini bukan aku yang tertipu dengan wajah lugu Hira, tapi kakek lah yang tertipu wajah Della tanpa kakek tahu bagaimana wajah aslinya." Ucap Aarav.

" Dia meninggalkanmu karena dia di ada tawaran kerjaan di luar negeri. Demi menyekolahkan adik adiknya, Della rela banting tulang siang malam setiap harinya. Dia pekerja keras Aarav, dia pantas bersanding denganmu di bandingkan gadis desa yang tidak tahu apa apa itu." Ucap tuan Seno melirik Hira. " Atau mungkin dia bekerja sama dengan ayahnya untuk menjeratmu melalui perjodohan itu."

" Cukup tuan!" Akhirnya Hira angkat bicara. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Aarav lalu maju selangkah. Ia tidak terima ada yang menghina ayahnya.

" Terima kasih untuk sambutan yang anda berikan kepada saya tuan Seno." Semua orang terkejut dengan keberanian Hira.

" Anda menghina saya, saya bisa diam. Tapi kalau anda menghina ayah saya, maka saya tidak terima. Saya akan meluruskan setiap tuduhan yang anda lontarkan kepada saya." Ucap Hira.

" Yang pertama, saya menikah dengan mas Aarav karena perjodohan yang mama Hesti buat dengan ayah saya. Yang kedua, saya sama sekali tidak tahu kalau ternyata mas Aarav orang kaya, yang memiliki banyak perusahaan. Bahkan saya tahunya kemarin, itu pun dari mulut nona Della. Yang saya tahu mas Aarav hanya pria desa yang tidak kunjung laku di usianya yang sudah tua." Aarav berkecil hati di sebut tua oleh istri kecilnya.

" Dan yang terakhir, jika anda tidak setuju dengan pernikahan ini, saya tidak masalah. Tanpa restu dari anda pernikahan kami akan tetap bahagia. Karena pernikahan hanya melibatkan dua orang saja, yang lain saya anggap tidak penting. Jika anda merasa nona Della wanita baik baik, kenapa tidak anda saja yang menikahinya? Dengan begitu anda bisa melindungi dan menyayanginya seperti yang anda inginkan."

" Dasar wanita liar!!!!" Bentak tuan Seno. " Lihat lah Aarav! Inikah wanita yang kau anggap pantas menjadi bagian dari keluarga ini? Bahkan dia tidak pantas menjadi pelayan di rumah ini." Ucap tuan Seno setengah berteriak.

" Saya juga tidak tertarik menjadi pelayan di rumah ini tuan. Mungkin nona Della lebih pantas. Saya permisi." Setelah mengatakan itu Hira pergi begitu saja. Aarav hendak menyusul namun tuan Seno menahannya.

" Tunggu Aarav!"

Aarav menghentikan langkah kakinya, ia menatap tuan Seno.

" Ceraikan istrimu dan menikah lah dengan Della. Itu permintaan terakhir kakek." Ucapnya.

" Aku tidak mau, yang aku cintai hanya Hira. Aku akan mengirimkan bukti kelakuan Della selama ini. Aku harap kakek tidak menyesal karena telah mempercayainya." Ucap Aarav. " Dan ya. Setelah ini jangan temui istriku lagi. Bahkan kakek tidak perlu datang ke acara resepsi pernikahan kami. Kakek tidak pernah bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Itu lah mengapa mama tidak mau mengunjungimu selama ini. Aku harap, apa yang telah menimpa mama tidak menimpa aku juga. Kakek sudah tua seharusnya kakek tobat sebelum umur kakek di ambil yang Maha Kuasa."

Aarav melenggang begitu saja. Tuan Seno nampak tercengang mendengar ucapan Aarav.

" Rupanya kamu mengingat hal itu dengan baik Aarav." Gumam tuan Seno.

" Kakek. Kakek tidak apa apa?" Tanya Della duduk di samping tuan Seno.

" Kakek tidak apa apa nak. Kamu tenang saja, kakek pasti bisa membuat Aarav menikahimu. Tidak peduli dia mau menceraikan wanita itu atau tidak." Ucap tuan Seno.

Della tersenyum smirk, " Tidak sia sia aku membayar seseorang untuk mengubah rekaman itu. Aku yakin, kakek Seno akan menjadi penghalang terbesar pernikahan mereka. Aarav, kau harus kembali menjadi milikku." Ucap Della dalam hati.

Rupanya Della meminta orang untuk merekam percakapan mereka berdua waktu di toilet, dan dengan jahatnya ia mengubah hasil suaranya. Ia membuat Hira mengatakan hal hal yang tidak pantas ia katakan. Di dalam percakapan itu ada pengakuan Hira kalau Hira menikahi Aarav hanya karena ingin merebut seluruh hartanya saja. Bahkan Hira mengatakan akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya termasuk melenyapkan orang orang yang menghalangi jalannya. Itu sebabnya tuan Seno tidak memberikan restu kepada mereka. Rupanya Della berhasil menghasutnya.

Ting....

Ponsel tuan Seno berdenting, ia segera membuka kiriman video dari Aarav.

Klik...

Tubuhnya menegang, matanya memerah akibat menahan amarah. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

" Kakek kenapa?" Tanya Della.

" Dasar wanita jalang!!!"

Plak...

" Arghhhh."

TBC....