NovelToon NovelToon
Dia Yang Kau Pilih

Dia Yang Kau Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Selingkuh / Berondong
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Rika Nurbaya adalah seorang guru honorer yang mendapat perlakuan tak mengenakan dari rekan sesama guru di sekolahnya. Ditengah huru-hara yang memuncak dengan rekan sesama guru yang tak suka dengan kehadirannya, Rika juga harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya, Ramdhan memilih wanita lain yang jauh lebih muda darinya. Hati Rika hancur, pernikahannya yang sudah berjalan selama 4 tahun hancur begitu saja ditambah sikap ibu mertuanya yang selalu menghinanya. Rika pun pergi akan tetapi ia akan membuktikan bahwa Ramdhan telah salah meninggalkannya dan memilih wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Mantan Mertua Terjungkal

"Dia menipu kita! Dia menipu Kepala Sekolah! Dia menipu seluruh sekolah ini! Dia berlagak miskin dan lemah, padahal dia sudah merencanakan ini semua!” Rosba meremas tinjunya. “Aku sudah bersumpah akan menghancurkannya! Aku akan pastikan dia tidak akan pernah nyaman di sekolah barunya!”

Rosba menarik napas, matanya dipenuhi dendam kesumat. “Aku bersumpah, Rini! Aku akan menemukan cara! Aku tidak akan membiarkan Rika Nurbaya, si guru honorer genit itu, menginjak-injak kehormatanku! Aku akan memastikan dia didepak dari Bina Cendekia dengan skandal yang lebih besar! Skandal yang akan membuat dia selamanya tidak bisa mengajar!”

Di hati Rosba, kini hanya ada satu misi: kehancuran total Rika.

****

Sementara Rosba merencanakan kejahatan, Rika sedang dalam perjalanan pulang dari wawancara dan microteaching pertamanya di SMA Bina Cendekia. Ia melaju dengan motor maticnya, hati dan pikirannya dipenuhi rasa syukur dan semangat yang membara. Ia baru saja mengukir babak baru dalam hidupnya.

Ia mengambil jalan pintas melewati jalanan raya yang ramai. Tak jauh dari gerbang SMA Bina Cendekia, Rika melihat sebuah taksi online menurunkan seorang wanita yang sangat familiar.

Itu adalah Ibu Cahya.

Cahya, yang datang ke area itu untuk urusan pribadi, tidak sengaja melintas di depan gerbang sekolah elit tersebut. Ia tampak sedikit bingung dan terhuyung-huyung saat turun dari taksi.

Rika menarik motornya ke pinggir jalan. Ia tahu, ini adalah takdir yang harus ia hadapi. Pertemuan ini adalah klimaks terakhir dalam drama mereka.

“Ibu Cahya,” panggil Rika, suaranya tenang.

Cahya menoleh, matanya membelalak kaget. Ia melihat Rika, si menantu yang ia hina dan ia buang, berdiri di hadapannya dengan aura percaya diri yang memancar.

"Rika? Kamu… kamu kenapa ada di sini?” tanya Cahya, nadanya penuh kecurigaan.

“Saya baru saja selesai urusan, Bu,” jawab Rika, tersenyum tipis. Ia menatap gerbang SMA Bina Cendekia di belakangnya.

Cahya melirik gerbang mewah itu, lalu kembali ke Rika. “Urusan apa? Kamu mau melamar jadi tukang bersih-bersih di sekolah ini? Itu baru cocok untuk guru honorer buangan sepertimu!” Cahya segera mengambil posisi sombongnya, mencoba menutupi keterkejutannya.

Rika menggeleng perlahan. “Tidak, Bu. Saya tidak melamar menjadi tukang bersih-bersih.”

Rika menghela napas, menatap Cahya dengan sorot mata yang penuh belas kasihan, sebuah tatapan yang selalu membuat Cahya kesal.

“Saya baru saja selesai wawancara dan microteaching, Bu. Dan alhamdulillah, saya diterima bekerja di SMA Bina Cendekia.”

Cahya terdiam. Kata-kata itu, SMA Bina Cendekia, berputar di telinganya. Sekolah elit itu. Sekolah yang biayanya puluhan juta. Tempat Ramdhan dan Milea bahkan mungkin tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka.

“Diterima… bekerja?” Cahya tergagap.

Rika mengangguk, senyumnya kini benar-benar tulus dan penuh kemenangan. “Iya, Bu. Sebagai Guru Bahasa Inggris pegawai tetap. Dengan gaji… yang cukup besar untuk membiayai hidup saya dan orang tua saya, Bu. Saya akan mulai hari Senin depan.”

Informasi itu, status pegawai tetap, dan gaji besar, menghantam Cahya dengan kekuatan penuh. Semua hinaannya tentang guru honorer miskin seketika menjadi bumerang. Rika, yang ia yakini akan hancur dan menyesal, kini justru naik kelas sosial.

****

Wajah Cahya mendadak pucat. Ia tidak bisa lagi menahan beban kegagalan dan kekalahan yang ia rasakan. Ia mencoba melangkah mundur, mencoba mencerna pukulan telak itu.

“Tidak… tidak mungkin! Kamu bohong, Rika! Kamu tidak mungkin…” Cahya berbisik, suaranya hilang.

Rika hanya berdiri tegak, membiarkan kebenaran itu menghancurkan keangkuhan Cahya.

Cahya terhuyung, kehilangan keseimbangan. Kakinya tersangkut pada trotoar yang ia injak, dan ia ambruk. Tubuhnya terjungkal ke belakang, jatuh terduduk di trotoar jalan yang keras.

Rika tidak panik. Ia tidak tertawa. Ia hanya menatap Cahya, yang kini tampak seperti wanita tua yang menyedihkan dan dikalahkan oleh kesombongannya sendiri.

“Hati-hati, Bu Cahya,” kata Rika, nadanya datar. “Saya sudah bilang, saya tidak akan hancur. Saya sudah bilang, saya akan kembali dengan kedamaian.”

Cahya mendongak, menatap Rika dengan mata yang dipenuhi keterkejutan, rasa sakit, dan rasa malu yang mendalam. Ia ingin berteriak, menghina Rika, namun suaranya tercekat di tenggorokan. Ia telah dikalahkan oleh Rika Nurbaya, seorang guru honorer yang kini menjadi pegawai tetap di SMA Bina Cendekia.

Rika membungkuk sedikit, memberikan Cahya pandangan terakhir. “Saya doakan Ibu bahagia, Bu. Saya doakan Ramdhan bahagia. Tapi tolong, jangan pernah lagi usik hidup saya. Karena hidup saya sekarang sudah terlalu baik untuk diganggu oleh kebencian.”

Rika tidak membantu Cahya berdiri. Ia hanya mengangguk sopan, menyalakan motornya, dan melaju pergi.

Cahya ditinggalkan sendirian, duduk merana di trotoar di depan gerbang sekolah elit itu. Kehancuran Rika tidak pernah terjadi. Justru Cahya yang hancur, dikalahkan oleh kabar kebahagiaan dan kesuksesan mantan menantunya. Kemenangan Rika sudah mutlak.

****

Langit senja di atas rumah Pak Nardi dan Ibu Sukma terasa lebih hangat dari biasanya. Aroma nasi kuning, ayam goreng, dan rempah-rempah yang meruap dari dapur sederhana mereka menyebar hingga ke ujung gang. Rika Nurbaya, kini Guru Bahasa Inggris di SMA Bina Cendekia, sedang mengadakan syukuran.

Syukuran itu bukan perayaan mewah. Itu adalah bentuk terima kasih sederhana, pembagian nasi kotak kepada anak yatim, fakir miskin, dan para tetangga sekitar. Rika mengenakan gamis sederhana, wajahnya berseri-seri, memancarkan kedamaian yang sudah lama hilang.

Di teras rumahnya yang ditutupi tikar, Rika dibantu Ibu Sukma menata puluhan kotak nasi. Para tetangga mulai berdatangan, membawa senyum tulus. Mereka tahu betul perjalanan Rika, drama perceraiannya, dan fitnah keji yang ia hadapi. Kabar Rika diterima di SMA elit sudah menyebar, dan semua orang ikut merasa bangga.

“Alhamdulillah, Rika. Rezeki kamu memang tidak akan tertukar, Nak,” ujar Bu RT, seorang tetangga yang ramah.

"Iya, Bu. Semua berkat doa Bapak, Ibu, dan semua tetangga,” jawab Rika, tangannya sibuk membagikan air mineral kemasan.

Acara syukuran itu dipimpin oleh Bu Haji Etin, seorang sesepuh kampung yang dihormati karena kearifan dan kebaikan hatinya. Bu Haji Etin duduk di tengah, dikelilingi oleh belasan anak yatim dan beberapa fakir miskin yang wajahnya tampak bahagia.

Ketika semua sudah duduk tenang, Bu Haji Etin memulai. Ia memandang Rika dengan senyum tulus yang menenangkan.

"Nak Rika, hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk makan nasi kuning. Kita berkumpul untuk mensyukuri kebesaran Allah,” kata Bu Haji Etin, suaranya lembut namun berwibawa.

“Perjalanan hidup Nak Rika memang tidak mudah. Kami semua mendengar. Ada caci maki, ada fitnah, ada perpisahan yang menyakitkan. Tapi lihatlah hari ini. Nak Rika berdiri di sini, dengan senyum, dengan rezeki yang lebih baik, di rumah orang tua yang mencintaimu.”

Rika mendengarkan, matanya berkaca-kaca. Setiap kata dari Bu Haji Etin terasa memvalidasi semua kesakitannya.

"Itu membuktikan satu hal, Nak. Allah tidak tidur. Kesabaran, kejujuran, dan husnuzan kepada takdir, itu adalah kunci. Rezeki bukan hanya soal gaji, tapi soal keberanian untuk tidak menyerah pada kehinaan. Nak Rika telah mencontohkan itu.”

1
Purnama Pasedu
nggak lelah Bu cahaya
Aretha Shanum
ada orang gila lewat thor
La Rue
Ceritanya bagus tentang perjuangan seorang perempuan yang bermartabat dalam meperjuangkan mimpi dan dedikasi sebagai seorang perempuan dan guru. Semangat buat penulis 👍❤️
neur
👍🌹☕
Purnama Pasedu
Shok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba panik
Purnama Pasedu
bo rosba nggak kapok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba,,,itu Bu riika bukan selingkuh,kan dah cerai
Purnama Pasedu
benar itu Bu Guru
Purnama Pasedu
wanita yg kuat
Purnama Pasedu
lah Bu rosba sendiri,bagaimana
Purnama Pasedu
bener ya bu
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Purnama Pasedu
lawan yg manis ya
Purnama Pasedu
bawaannya marah terus ya
Purnama Pasedu
Bu rosba iri
Purnama Pasedu
jahat ya
Purnama Pasedu
kalo telat,di marahin ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!