NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:872
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Jadilah Wanita Malam

Ibu Julia menatap tajam ke arah Alma.

"Apa benar yang diucapkan jalang itu? Apa pendonornya adalah Jonathan, anaknya?" tanya Ibu Julia.

"Alma juga baru tahu, Bu," lirih Alma.

Ibu Julia mendelik sebal, mengapa Alma tidak memberitahunya sejak awal jika pendonornya adalah anak Lily!

Ibu Lily tertawa terbahak-bahak, "Kamu pura-pura tidak tahu dan pura-pura terkejut? Kenapa kalian begitu munafik!" sentak Ibu Lily.

Kini ibu Julia hanya terdiam tak berani menjawab karena memang ini adalah salah anaknya. Untuk yang kesekian kalinya Alma sudah mencoreng nama baiknya.

"Aku tidak ada urusan dengan ini semua, aku benar-benar tidak tahu soal Jonathan. Kalau begitu aku akan pergi, silakan saja jika kamu ingin menghajar dia, karena dia memang pantas untuk dihajar!"

Tak ada perasaan kasihan yang ditunjukkan oleh Ibu Julia kepada Alma yang sudah diserang oleh Ibu Lily hingga terkapar. Justru Ibu Julia kembali memerintahkan Ibu Lily agar menghajar kembali anaknya yang sudah bersalah. Padahal Alma juga baru tahu jika Jonathan mendonorkan sum-sum tulang belakang untuk Rose saat kemarin Rose menjalani operasi.

Ibu Julia melengos pergi tanpa menoleh kearah belakang, Alma yang sudah tahu akan begini akhirnya hanya pasrah dengan keadaan.

"Nasib kamu memang buruk, Alma. Dulu kamu diperkosa hingga hamil tanpa seorang suami, dan disaat anakku ingin menolong kamu, dia justru malah kehilangan nyawanya! Jika aku menjadi kamu, rasanya aku enggan untuk hidup!" hina Ibu Lily sambil berkacak pinggang.

Dua satpam datang menghampiri kerumunan.

"Ada apa ini? Bubar!"

Karena keadaan sangat ramai akhirnya kerumunan itu mengundang satpam dan segera membubarkan kerusuhan itu karena dianggap sudah melanggar peraturan rumah sakit juga mengganggu ketenangan pasien.

Ibu Lily yang tak mau terseret dalam masalah juga, akhirnya melepaskan Alma walaupun dia belum puas ingin kembali menghajar Alma tanpa ampun. Namun, baiklah kali ini ibu Lily akan mengalah.

"Urusan kita belum selesai! Lihat saja kamu nanti!" ancam Ibu Lily.

Alma hanya menundukkan wajahnya dengan keadaan badan yang sudah berantakan.

Satpam menoleh kearah Alma.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya seorang satpam.

Alma menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, terima kasih."

Wanita itu segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah tidak enak untuk dilihat.

Alma terdiam lalu menjatuhkan dirinya hingga duduk di pojok kamar mandi sembari mengelap air mata yang terus keluar tanpa henti. Entah takdir seperti apa yang Tuhan rencanakan untuknya, semakin hari rasanya semakin sulit untuk bernafas. Apa mungkin ini karena dosa masa lalunya yang belum dia tebus sehingga membuatnya harus menanggung semua kemalangan ini?

"Entah berapa lama lagi aku akan bertahan."

Alma meringkuk memeluk kedua kakinya sambil menempelkan wajahnya yang kini tenggelam dalam pelukannya sendiri. Beberapa menit kemudian ponsel Alma berbunyi yang akhirnya menyadarkan Alma dari lamunannya.

("Alma aku ingin uangnya besok, semua harus full termasuk bunganya.")

Alma melotot tajam melihat isi pesannya.

"Apa? Apa dia sudah gila! Dari mana aku dapat uangnya dalam satu hari?"

Alma menekan panel hijau lalu menelpon nomor yang baru saja mengirim pesan kepadanya.

Tut..

Tut..

("Iya ada apa, Alma?"

("Apa anda sedang becanda? Bagaimana aku bisa melunasi uang itu dalam satu hari? bukankah dalam perjanjian sudah ditulis jika uang akan aku kembalikan dalam satu tahun!")

("Perjanjian berubah, dan aku ingin uangku segera kembali bersama bunganya.")

("Aku tidak sanggup."

Suara dari ujung sana berdecak.

("Baiklah, aku ada penawaran yang menarik untukmu," ucap wanita dari sebrang sana.

("Apa itu?")

Wanita itu terkekeh, ("Jadilah bagian dari kami, kamu hanya perlu melayani tamu VVIP ku saja, setelah lunas kamu bisa pergi bahkan membawa uang yang lebih,") ucapnya.

Alma menghela nafasnya sambil tersenyum miris.

("Apa ini bagian dari rencanamu untuk menjebak aku? Maaf, tapi aku tidak mau!"

Dengan tegas Alma menutup telponnya tanpa menghiraukan wanita di seberang telepon yang masih ingin berbicara dengannya. Namun, Alma tahu jelas jika ini hanyalah permainan wanita licik itu, Mami.

Alma segera membersihkan sisa kotoran dari wajahnya kemudian kembali menuju ruangan Rose.

"Bu," panggil Alma.

Ibu Julia mendelik tegas, "Jangan panggil aku Ibu!" sentak Ibu Julia namun dengan suara setengah tertahan.

Alma menundukkan wajahnya.

"Maafkan Alma, Pak, Bu."

Ibu Julia memegang pipi Alma dengan kencang.

"Belum cukup apa kamu membuat ibu malu? Hal sebesar itu kamu sembunyikan dari ibu! Sebenarnya mau kamu apa, Alma?" tanya ibu Julia yang kemudian melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

Pak Bayu mendekat, "Ada apa lagi ini Bu?" tanya Pak Bayu yang mulai jengkel dengan keadaan ini.

"Tanya saja pada wanita ini, Pak!"

Ibu Julia menjauh dari Alma lalu duduk di kursi yang ada dibelakangnya.

"Sebenarnya tadi..."

Belum selesai Alma menjelaskan situasinya pada Pak Bayu, tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya dari belakang.

"Alma."

Sontak Alma menoleh kearah belakang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajah Gevan yang sudah berdiri disebelahnya.

"Ka.. Kamu! sedang apa kamu di sini?"

Gevan mendekat, "Aku ingin melihat calon anakku, bagaimana keadaannya sekarang?" tanya pemuda itu dengan wajah polos.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Gevan, ibu Julia langsung berdiri dan langsung menghampiri pemuda yang belum pernah dia lihat sebelumnya itu.

"Calon anak! Jangan sembarangan bicara kamu, maksud kamu apa? Dan siapa kamu?"

Gevan tersenyum, "Perkenalkan, namaku Gevan, aku adalah calon suami Alma," ucapnya sembarangan.

Alma sangat terkejut mendengar ucapan Gevan yang sangat melantur itu.

Ibu Julia mengerutkan keningnya, "Calon suami?" tanya ibu Julia sambil menoleh pada Alma.

Pak Bayu juga ikut berdiri menghampiri laki-laki yang mengaku sebagai calon suami anaknya itu.

"Apa yang kamu katakan tadi? kamu calon suami, Alma?" tanya Pak Bayu lagi untuk memastikan jika pendengarannya tidak salah.

Gevan mengangguk tanpa ragu, "Benar, aku adalah calon suami Alma, putri kalian!" tegas Gevan.

"Bohong! Tidak Bu, Pak. Dia bukan calon suami Alma," cetus Alma spontan.

Gevan merangkul tubuh Alma hingga tubuhnya menempel pada Gevan.

Mendengar ucapan Gevan, ibu Julia terkejut setengah mati, bagaimana bisa Alma punya calon suami padahal selama ini Alma hanya tertarik dengan pekerjaannya, dan siapa pemuda yang tertarik dengan wanita yang hanya pekerja hostess. Apa mungkin ini semua lelucon?

"Jangan sembarangan kamu! Tidak mungkin Alma mempunyai calon suami, selama ini saja dia tidak mau pacaran apalagi menikah!"

Diam-diam Alma mengukir senyuman pahit di wajahnya. Apakah Alma juga tidak layak mendapatkan suami sampai-sampai ibu Julia harus berkata seperti itu.

Gevan memegang tangan Alma dengan erat. "Dia memang calon istriku, dan kami akan menikah secepatnya!" tegas Gevan lagi.

Alma menoleh menatap wajah Gevan yang semakin keterlaluan.

"Jangan becanda lagi!" tegas Alma kepada Gevan.

Gevan mengangkat kedua alisnya, "Kenapa? Bukankah waktu itu kamu setuju untuk menikah denganku?" ucap Gevan dengan santai.

"Kapan? Aku tidak.."

Pembicaraannya terpotong oleh Ibu Julia yang sedang melotot tajam ke arah Alma dan Gevan.

"Menikah secepatnya? Apa kalian sudah gila!" teriak ibu Julia.

Gevan menggeleng, "Tidak, kami tidak gila! kami akan menikah besok," ucap Gevan lagi yang berhasil membuat Alma semakin syok.

Namun, jika dipikirkan lagi bukankah sebelumnya pemuda ini menawarkan uang yang cukup besar untuknya? Apa mungkin ini jalan keluar yang terbaik?

"Tidak bisa! Kamu tidak boleh menikah, Alma!"

Alma mengangkat kepalanya, "Kenapa, Bu? Kenapa aku tidak boleh menikah?" tanya Alma dengan suara bergetar.

Ibu Julia mendengus kesal sambil memalingkan wajahnya. "Alma tidak boleh menikah, wanita itu harus tetap sendiri!" batin ibu Julia.

Gevan mendeham, "Alma bertanya kenapa dia tidak boleh menikah, Nyonya?" tanya Gevan.

"Apa kalian sudah gila? Apa kalian sudah tidak tahan menahan nafsu lagi sehingga ingin cepat menikah disaat anak kamu masih koma!"

"Justru karena itu, aku ingin menikahi Alma disaat dia sedang terpuruk dan membutuhkan sosok laki-laki yang akan menjaganya," tutur Gevan dengan wajah serius.

Pak Bayu terdiam mematung mendengar ucapan Gevan yang terdengar serius.

Ibu Julia berdecih, "Aku tahu, pasti wanita itu hamil lagi bukan? Apa kamu sudah menjual diri pada laki-laki ini!" tunjuk ibu Julia pada Gevan "Pantas saja kamu bisa mendapatkan uang itu dengan mudah dan cepat!"

Pandangan ibu Julia tentang Alma selalu saja salah dan kotor. Hampir tidak pernah ada kebaikan dimata ibu Julia terhadap Alma, padahal selama ini yang menanggung semua tanggung jawab didalam keluarga ini adalah Alma.

"Apa aku sekotor itu dimata ibu?" lirih Alma, "Kenapa ibu selalu memandang Alma hina, Bu? Salah Alma sebenarnya apa?" tanyanya.

Ibu Julia melotot tajam, "Masih tanya salah kamu apa? Kamu lahir ke dunia ini saja salah!" sentak ibu Julia.

"Lalu kenapa aku dibiarkan hidup dan bernafas hingga hari ini, Bu?"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!