NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUNIA KERJA

“Gimana yayasan?” tanya papa saat melihat putra bungsunya di ruang tengah sedang memegang ponsel. Bima mendongak melihat papa lalu duduk dan meletakkan ponselnya.

“Baik, Pa! Tim Yayasan oke semua,” puji Bima sesuai penilaian hampir satu bulan menjabat. Papa tersenyum saja, memang sengaja beliau tak memberi pengetahuan awal tentang kondisi yayasan, agar Bima menghandle mulai 0, dengan melihat kinerja para tim.

“Termasuk Hawa?” Bima mengerutkan dahi, Kenapa dengan Hawa? Batinnya. “Sejak dia bergabung, Papa sudah tahu kalau dia teman SMA kamu. Cuma Papa kan tipe yang gak suka mencampurkan urusan pribadi dan kerja, lagian nanti khawatir timbul salah paham kalau Papa selalu mengandalkan Hawa. Meski dia mampu sih.” Bima paham, papa seorang leader yang professional, tidak akan mau mencampuri urusan pribadi karyawannya. Bahkan untuk dekat dengan karyawan, beliau mengaitkan dengan pekerjaan, bukan dengan basa-basi tanya rumah, atau oh kamu teman anak saya, tidak akan mungkin. Pantas saja saat pertama Bima datang, Hawa tampak kaget. Tak menyangka mungkin kalau anak atasannya adalah musuh bebuyutan Hawa saat SMA.

“Hawa baik, memang sejak SMA dia aktif. Gak kaget kalau saat kerja dia cekatan begitu.”

“Gak naksir?” tanya Papa sembari tersenyum meledek si bungsu, hanya Bima yang belum punya pasangan. Kedua kakaknya sudah menikah dan tinggal di rumah yang berbeda dengan Bima.

“Naksir tuh jajanan apa sih, Pa. Kalau naksir mungkin sejak SMA kali, bukan tipe Bima juga.”

“Andai saja Abang Rafly dulu belum punya pasangan, mungkin akan Papa jodohkan sama Hawa!” Bima mendengus sebal, katanya tidak mau mencampuri urusan pribadi tapi punya niatan jodohkan karyawan dengan anak, gimana sih.

“Yang jomblo bukan hanya Hawa kali Pa, ada Amelia dan Heni juga!”

“Ya kan sesuai dengan gadis kesukaan mama kayak Hawa! Tinggi, cantik, langsing, pintar.”

“Dih, katanya profesional, ujung-ujungnya juga mengamati pribadinya.”

“Kacamata seorang papa pasti main kalau ada cewek yang pas untuk anaknya lah, Bim.”

“Bima belum memikirkan, Pa. Bima mau sukses dulu!” ujarnya sembari rebahan kembali di sofa. Papa melempar bantal sofa ke arah sang putra.

“Sukses jomblo, buat apa!” ledek beliau lalu meninggalkan putra bungsunya. Bima tertawa saja. Biarlah urusan hati berjalan secara perlahan, seiring meyakinkan hati bahwa gadis yang mulai ia lirik memang terbaik untuknya, toh dia juga paling belum berani membuka hati. Nikmati saja kejombloan ini. Bekerja dan mengembangkan bisnis seseuai passion Bima, bisa mengisi hari-harinya. Kalau dirasa sudah dalam tahap sukses, maka ia akan menikah. Bukankah perempuan tinggal tunjuk di saat laki-laki sudah mapan. Usia juga masih 24 tahun, masih bisa dibilang muda bukan?

Kalau Bima sedang merancang side bisnis, maka Hawa sudah memulainya. Kalau malam begini, dia tidak bisa tidur maka dia akan utek aplikasi desain itu, sekaligus mencari tutorial di ytb untuk referensi. Bagi Hawa, sakit hati tidak perlu dibalas dengan punya gandengan baru, toh dirinya juga belum siap. Tapi perlu dibalas dengan sebuah pencapaian terbaik, hingga mantan menyesal telah menyakitinya.

Seperti biasa, Hawa akan berangkat kerja dengan motor matic kesayangannya, ini adalah jerih payah Hawa setelah memenangkan lomba di berbagai pertandingan voli saat SMA maupun kuliah ditambah uang angpao sejak kecil, oleh sebab itu dia lebih suka naik motor daripada naik mobil diantar papa, lebih bebas.

Naik motor bagi Hawa tuh seperti healing sederhana. Di atas motor dia bisa menyanyi, ngomong sendiri sembari merasakan angin jalanan yang masih segar, kalau pagi. Belum lagi kalau berangkat mepet, rasanya dia seperti kerasukan Rosi, ngebut banget.

"Hai cewek," ujar seseorang dengan mengendarai motor sport, dan helm full face. Suaranya tidak begitu jelas, tapi tatapannya mengarah pada Hawa. Spontan Hawa menatapnya sekilas, lalu mengangguk saja, dan kembali fokus pada lampu merah. "Jomblo kan ya?"

Hawa menoleh dan sewot mendengarnya, hanya melirik tajam tanpa menimpali. Mungkin dikira cowok iseng. "Dih, sok-sok an gak kenal sama tukang blokir," ucap Bim sembari membuka helmnya sebentar, lalu menutupnya kembali, dan lampu sudah hijau.

"Ouh awas kamu ya," ucap Hawa siap balapan dengan Bima meski dia hanya memakai motor matic, tapi Bima sudah meluncur jauh di sana, Hawa pun mengurungkan untuk membalap atasannya. "Tumben naik motor," gumam Hawa kembali menikmati jalan pagi menuju yayasan.

Ternyata Bima menunggunya di parkiran, sengaja mungkin dengan wajah meledek. Hawa hanya menyapa. "Selamat pagi, Pak!"

"Pagi," ujar Bima sembari menyimpan sarung tangan. Begitu juga dengan Hawa menyimpan jaket di jok motor, sarung tangan dan cek jilbabnya.

"Sudah cantik," ucap Bima. Hawa hanya berdecak saja. Pasti gombal.

"Dari dulu memang cantik," ujar Hawa, Bima tertawa lalu mensejajarkan langkahnya dengan Hawa. Area parkir masih belum terlalu ramai, padahal kurang setengah jam lagi jam kantor di mulai.

"Gimana kemarin grand openingnya?" tanya Bima, Hawa menoleh.

"Kok tahu?"

"Video kamu masuk statusnya anak-anak," ternyata Bima saat rebahan di sofa tadi malam melihat beberapa status teman SMAnya berupa video Hawa meneruskan lagu itu. Dia sendiri tertawa melihatnya, karena Hawa tampak totalitas mengungkap sakit hatinya.

"Dih, kayak gak ada kerjaan saja lihat status."

"Emang saya gak ada kerjaan," jawab Bima menirukan suara pengacara yang viral di media sosial. Hawa sampai tertawa, dan memegang lengan Bima. Tak menyangka atasan pelit omong ini bisa konyol juga.

"Sumpah, mirip sama siapa itu," ucap Hawa masih tertawa belum sadar tangannya sedang menyentuh lengan Bima.

"Awas CCTV."

"Kenapa?"

"Noh tangan kamu," ujar Bima mengingatkan. Hawa langsung menarik tangannya.

"Maaf gak sengaja!"

"Sengaja juga gak pa-pa, jomblo kan."

"Dih," Hawa pun mendahului Bima. Sedangkan atasan itu hanya tertawa saja. Komunikasi mereka memang ada kemajuan, sudah enak didengar juga. Tak ada debat atau tatapan sinis, Bima dan Hawa sudah mulai terbiasa dengan tingkah masing-masing. Mungkin karena sudah dewasa, jadi level emang gue pikirannya meningkat.

Lagi fokus kerja, Amelia datang dengan wajah bingung. Apalagi setelah balik dari gedung SMA. Menatap Hawa seolah akan mengatakan sesuatu namun maju mundur untuk mengatakannya.

"Paan?" tanya Hawa memutar kursi kerjanya kini menghadap Amelia.

"Aku punya cerita tapi jangan sampai bocor," ucapnya sembari berbisik dan tolah-toleh. Kebetulan Bu Dyah sibuk dengan Bu Ifa, begitu juga rekan lain.

"Apa?" mode rumpi on, Hawa sepertinya bisa diajak kerja sama.

"Pak Jayadi dan Bu Tera," Hawa langsung teringat kejadian saat orang-orang sibuk lomba Agustusan. Ia langsung mendelik. "Kayaknya ada sesuatu," lanjut Amelia mulai curiga, Hawa pun mengangguk, bahkan ia bertepuk tangan, bersyukur ada yang ngeh dengan kedua guru itu. Khawatir saja kalau ada gosip, Hawa yang dituduh menyebarkan, dan kini ada Amelia yang menangkap kecurigaan itu.

"Masa' selingkuh?" tebak Hawa setelah menceritakan keduanya saat terciduk Hawa tempo hari.

"Kata Bu Dyah gak boleh berasumsi buruk," ledek Amelia mengingatkan Hawa. Cuma sebagai korban pengkhianatan, insting diselingkuhinya on, langsung tebak saja. "Tapi aku yakin iya!" jawab Amelia kemudian tertawa. "Sekarang sama-sama dewasa, terus Bu Tera main nemplok aja di pundak Pak Jayadi, kalau gak ada apa-apa jelas risih lah, suami orang, tua lagi." Hawa ngakak mendengar julidnya Amelia.

1
Deera
Skrg giliranmu Wa buat blokir no Bimbim ehee
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Lel: kalau resek sepertinya boleh juga
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
gumush aku nya liat pak bim tarik ulur soal perasaan berasa lagi main layangan eeh pak bim ntar kesalip ama rafka ataw uki uki yang lain nyeeseel 7 tanjakan lhoo..
Lel: kayak anak smp malu2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
langsung aja pak bim bilang ntar malam papa kamu ada di rumah g..aku mau dan keluarga mau ketemu papa dan mama kamu 🤣🤣🤣
Lel: ouch2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh auto uring²an pak bima liat sw nya hawa 🤣🤣
Deera
Kann... apa aku bilang, gengsi sma saldo sama2 tinggi sih/Sleep/
Lel: suka saldo ajaaaaa
total 1 replies
Deera
Bim, Hareudang gak? /Grin/
Lel: terpantau meriang kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak Thor q kasih kembang sekebon/Chuckle/
kalea rizuky
kasih lah Thor guru baru yg ganteng kaya raya/Curse//Curse/ biar panas si bima
kalea rizuky
heleh songong nya sok ganteng bgt /Puke/
Lel: kikiki
total 1 replies
kalea rizuky
sweet bgt papa
kalea rizuky
heleh awas aja lu. menjilat ludah sendiri bim q ludahin lu
kalea rizuky
km. di selamatkan Tuhan hawa apa jadinya klo qm. ampe nikah ma laki yg gk mau berkomitmen dan tukang selingkuh
Lel: betul bgt
total 1 replies
kalea rizuky
laki dajjal emang
Lel: khilaf😃😃😃
total 1 replies
Deera
Noted ya Bimbim... /Kiss//Rose/
Lel: iyaaaaa dicatatt ajaaa adeh omongan bima apa ajaaa
total 1 replies
Amy
ya iyalaaaah Tahu, Wong yg mergoki dengan saya,,,Hawa Said
Lel: hwwwwkkkk
total 1 replies
Deera
Sipaling Tau tentang Bimbim /Facepalm/
Lel: bikin yang lain curiga
total 1 replies
Heni Fitoria
ihhhh pengen liat tera babak belur dipukuli anak pak jayadi
Lel: Udah dibawa ke UKS kak
total 1 replies
Heni Fitoria
seruuuuuuu
Deera
Bima said: mending gweh yg kaya beneran tp ga banyak Lagak/Casual/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/

reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
Lel: hwkwkkwkwk
total 1 replies
Heni Fitoria
santet aja sekalian mel.....
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭
Lel: enaknya sih gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!