Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Sesaat Syifa masih memantau ponselnya, Dika beberapa kali menelpon namun Syifa enggan untuk mengangkat.
Syifa mematikan ponselnya, agar Dika tidak menghubunginya lagi. Seperti biasa sebelum tidur Syifa menatap langi langit kamar, seperti sudah menjadi ritual, dan akhirnya mata Syifa terpejam.
Tak terasa malam dilalui penuh ketenangan oleh Syifa, hingga ia pun bangun sudah pukul enam pagi. "Hufff kenapa harus kesiangan lagi, " . Syifa turun dari ranjangnya membuka jendela, suasana pagi begitu sangat syahdu, diiringi suara ayam berkokok dan burung berkicau.
Syifa merapikan tempat tidurnya, lalu bergegas ke kamar mandi, rumah nampak sepi tidak ada bu Ning dan Erlinda, setelah mandi pun keadaan rumah masih sepi. Syifa keluar rumah dia hanya melihat ayahnya yang sedang merapikan kursi kursi teras.
"Yah ko sepi sekali, ibu sama mb Linda kemana, "
"Ibu sama mbamu lagi ke pasar, soalnya nanti malam keluarganya Elvan kesini,, "
"Kesini yah, "
"Iya, ya mau lamaran secara resmi, "
Syifa hanya mengangguk saja, akhirnya dia memutuskan untuk membantu sang ayah. Pukul sembilan Bu Ning dan Erlinda belum pulang, Syifa hanya masak seadanya untuk makan pagi.
Terdengar di luar suara mobil, Pak sas menengok di ambang pintu rumahnya, "Ada yang beli motor baru Fa, " ucap Pak Sas.
"Tetangga depan kali yach, " Syifa sambil mengemasi piring kotor.
"Permisi, " ucap seseorang yang memakai pakaian deler.
Pak Sas keluar, ' Iya bagaimana Pak, "
"Maaf Pak, betul ini rumahnya mba Syifa Anindia, "
"Ya betul, saya ayahnya, "
"Maaf pak saya mau mengantar motor untuk mba Syifa, "
"Motor,,, , " ucap Pak Sas kaget.
Dua orang sedang menurunkan motor baru untuk Syifa.
" Mohon ini di tanda tangani Pak, sebagai bukti motor telah diterima, "
"Sebentar saya panggil Syifa dulu, takutnya salah orang, "
Pak Sas bergegas masuk kerumah memanggil Syifa.
"Fa,,,, Syifa,,, " Panggil Pak Sas buru buru.
"Ada apa Yah, " ucap Syifa yang sedang mencuci piring.
"Itu Fa, ada deller motor, , "
"Deller motor Yah, " Syifa berhenti mencuci piring, dia langsung keluar menemui pegawai deller.
"Maaf Mas, saya Syifa. "
" Ini mba mohon di tandatangani bukti penerima motornya, "
Syifa langsung menandatangani surat yang diberikan pegawai motor itu.
"Terima kasih mba, ini motornya sesuai dengan pesanan Pak Dika, "
"Terima Kasih mas, "
Mereka pergi, Syifa ke kamar untuk menelpon Dika, mengabari motor yang di beli sudah sampai.
" Fa, Dika dapat uang darimana buat beli motor,, "
"Mungkin mas Dika nyicil yah, atau uang tabungannya di ambil buat beli motor " jawab Syifa berbohong, karena dia tidak ingin keluarganya tahu jati diri Dika yang orang kaya.
Bu Ning dan Erlinda pulang dari pasar, Bu Ning melihat lihat motor baru yang terparkir di rumahnya, sementara Erlinda mengemasi barang yang baru di beli.
" Ini motor baru kamu yang beli Lin, "
"Bukan bu, Erlinda sudah ada mobil kenapa beli motor, "
"Itu motor Dika yang beli buat Syifa Ning, " sahut Pak Sas yang baru saja keluar mendengar mobil Erlinda pulang.
Pak Sas mbantu mengangkat kantong kresek yang dibawa Erlinda.
"Cas atau kredit Mas, " tanya bu Ning penasaran.
"Kurang tahu,, "
Pak Sas masuk kedalam rumah, sambil membawa kantong kresek diikuti bu Ning dan Erlinda.
Syifa yang sedang mencuci perkakas rumah langsung di introgasi bu Ning.
"Fa,, itu motor Dika belinya Cas atau kredit, "
"Cas bu, " jawab Syifa singkat.
"Dapat uang dari mana, kerjanya cuma satpam, motor itu harganya pasti mahal kan, "
"Yang penting yang buat beli motor uangnya halal bu, "
Erlinda yang sedang memasukan buah kedalam kulkas hanya diam saja mendengar ibunya dan Syifa.
" Paling dia nyuri uang, kenalan sama kamu aja dia lagi maling, " ucap bu Ning mengejek.
" Sudah bu jangan berfikiran negatif tentang Dika, " sahut Erlinda.
" Ibumu itu perlu di ruqyah Lin, " sambung Pak Sas.
Suara ponsel Syifa berbunyi, bu Ning yang baru pertama melihat ponsel Syifa kaget dalam hati berkata, " Syifa ponselnya baru, ponsel mahal lagi, "
"Hallo mas Dika, "
"Hallo Fa, semalam kemana, " tanya Dika diujung sebrang.
"Maaf mas Dika, semalam Syifa ngantuk "
"Oh ya sudah, motornya sudah sampai, "
"Iya mas sudah, terima kasih, "
"Tapi untuk hari ini Syifa belum bisa latihan motornya mas, "
"Kenapa Fa, "
"Syifa hari ini ada acara mas, "
" Oh Ya sudah "
"Maaf mas Syifa tutup telpon ya ya, ".
Sambungan telpon berhenti. Bu Ning kembali ke mode julidnya. ' Itu hp kamu baru, "
"Ini bu, sudah lama " Syifa sambil menunjukan ponselnya.
"Kok ibu baru lihat, itu Dika yang beli atau Mas ganteng yang ngantar kamu pakai mobil. "
"Dika bu, " Syifa langsung ke kamar menaruh hpnya.
" Lin, itu beneran Dika yang beli hp, "
"Mungkin iya bu, "
" Kok bisa Dika beliin Syifa ponsel, motor, kemarin kemarin Syifa pulang bawa belanjaan banyak. "
Erlinda yang sedang mengelap gelas langsung mematung dia pun berfikir, Dika dapat uang dari mana, atau diberi Bayu, secara Bayu begitu baik ke Syifa.
" Kok kamu malah bengong Lin, "
" Ehh iya bu, ".
Hari ini keluarga Elvan akan datang, seperti biasa Syifa di jadikan koki dirumah sementara Erlinda di suruh nyalon oleh ibunya.
Ada beberapa menu makanan yang Syifa masak sendiri, bu Ning hanya membuat kue untuk di sajikan nanti. Jam tujuh malam semua sudah siap, beraneka makanan yang Syifa masak sudah tertata rapi.
Pak Sas sengaja meminjam meja dan kursi Rt untuk menyambut keluarga Elvan. Dan juga meminta bantuan beberapa warga untuk menyambut keluarga Elvan. Erlinda memakai baju kebaya,tubuhnya yang sesampai membuatnya terlihat tambah cantik.
Syifa masih bingung mengenakkan baju untuk di pakai, dia melihat kebaya yang di beri Syifa, dia memakainya, Kebaya berwarna Denim, membuat Syifa semakin bersinar.
Bu Ning melihat Syifa, " Fa, kok kamu ikutan ikutan pakai kebaya, kamu cari simpati Elvan yach, "
"Terus Syifa pakai apa baju apa bu, , "
" Terserah kamu pakai baju apa, " Bu Ning berlalu meninggalkan Syifa.
Syifa kembali mencari baju yang cocok untuk untuk di pakai, akhirnya Syifa memilih baju Drees sederhana yang panjang.
****
Keluarga Elvan sudah siap siap untuk para laki laki memakai baju batik sementara para perempuan memakai kebaya. Elvan mengundang Pak Steven dan istrinya ikut lamaran Elvan. Pak Elvan menyuruh Bayu untuk mengantarkan mereka.
Elvan dan Pak Steven akan bertemu dirumah Erlinda. Sebelum kerumah Pak Steven, Bayu menemui Dika di apartemennya.
" Apa Bay, papa sama mama ikut lamaran Elvan, "
Dika merasa bingung dia tidak ingin Syifa terpojok kan oleh kehadiran orang tuanya.
"Mas Dika sebaiknya pergi dulu ke rumah mba Syifa sebelum rombongan Elvan datang, "
"Bener kamu Bay, " Dika langsung bergegas ke ruang ganti, dia hanya memakai kemeja hitam yang digulung sampai ke siku, dan memakai celana bahan. Tak lupa Dika mengambil cincin yang sudah di siapkan, dia langsung punya ide untuk melamar Syifa di depan orang tuanya dan keluarga Syifa.
Mereka berangkat, Bayu mengendarai mobil, sementara Dika mengendarai Ducatinya. Setelah beberapa menit Dika sampai dirumah Syifa. Keluarga Syifa terkejut melihat Dika datang tak seperti biasa.
Apalagi bu Ning, dia langsung melongo melihat Dika, Dika sangat tampan, Dika melepaskan jaketnya, menaruh diatas Ducati, menyalami semua orang yang sedang duduk.
" Mas Dika tampan sekali hari ini, " ucap Bu Yanti.
"Terima kasih bu, " ucap Dika tersenyum
Syifa yang sedang menyiapkan air minum, kaget saat Dika mendekatinya.
" Mas Dika, " Syifa ikut melonggo melihat Dika, Dia semakin kagum dengan ketampanan Dika.
Dika melambaikan tanganya ke mata Syifa.
"Fa,, Syifa, "
Lamunan Syifa langsung buyar, " Mas Dika, "
"Kenapa, aku tampan, " ucap Dika.
"Mad Dika duduk dulu, "
Dika duduk dikuti Syifa, "Kenapa Mas Dika kesini, "
" Hari ini aku mau buat kejutan Fa, " jawab Dika dengan sombong.
" Tapi mas, ""
" Apapun yang terjadi nanti, kamu percaya sama aku kan Fa, " Dika memegang Jemari Syifa.
Syifa bingung maksud dari ucapan Dika, Syifa langsung memikirkan bagaimana kedua orang tua Dika, yang kurang suka dengannya.