NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22 Ini Siapa Yang Cemburu.

"Apa maksud kamu mengatakan seperti itu Natalia?" tanya Arfandi.

"Kamu melupakan segalanya hanya karena bertemu dengan Aira, seolah pencapaian terbesar kamu hanya Aira dan Aira," Natalia terlihat sangat kesal sekali sampai membesarkan masalah.

"Apa-apaan sih kamu Natalia hah! Kamu nggak jelas hari ini!"

"Kamu yang nggak jelas. Aku datang mengantarkan makan siang dan kamu harus mengajak Aira. Kenapa nggak sekalian aja reunian di kantor kamu!" tegas Natalia semakin emosi.

Natalia yang menggelengkan kepala langsung menghentikan menghidangkan makanan itu.

"Kamu makan saja bersama Aira!" kesal Natalia yang mengambil tasnya dan tanpa mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi dengan emosi.

"Natalia!" panggil Arfandi yang tidak di pedulikan Natalia dan bahkan pintu di banting kuat yang menunjukkan kemarahannya.

Keluar dari ruangan Arfandi mulut Natalia tidak henti-hentinya merocos dengan kemarahan, sampai akhirnya Natalia yang bertabrakan dengan Aira.

"Auhhh...!" pekik Natalia yang hampir saja jatuh dan untung Aira menahan tangannya.

"Kamu tidak apa-apa Natalia?" tanya Aira.

Natalia yang tampak begitu kesal langsung melepaskan tangannya dengan kasar.

"Bagaimana tidak apa-apa, makanya kalau kamu jalan pakai mata," ucap Natalia yang justru marah dengan Aira.

Tatapan matanya juga terlihat sangat tajam yang memperlihatkan sangat tidak suka dengan Aira yang justru membuat Aira bingung.

Natalia menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.

"Aku sangat penasaran sekali Aira bagaimana kamu bisa bertemu dengan Arfandi. Kamu sepertinya menunggu-nunggu hal ini dan caper pada Arfandi," ucap Natalia yang tampaknya sudah tidak bisa bersandiwara di depan Aira.

"Maksud kamu apa?" tanya Aira bingung.

"Sudahlah, nikmati saja segalanya. Tuh dia memanggilmu untuk makan bersamanya," ucap Natalia yang semakin kesal dan langsung berlalu dari hadapan Aira.

"Apa sih maksudnya," gumam Aira kebingungan yang sampe menoleh kebelakang melihat teman satu kelasnya itu yang marah-marah tidak jelas.

"Padahal dia yang berjalan yang tidak beres yang muncul tiba-tiba dan malah menyalahkanku. Lalu apa maksudnya mengatakan aku caper. Memang aku ngapain," Aira sampai menghela nafas yang geleng-geleng kepala tidak mengerti dengan pernyataan Natalia.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya yang akhirnya Aira merapikan mejanya karena jam waktu kerja juga sudah selesai.

"Aira nanti malam kamu datang, Kan?" tanya Nana yang juga terlihat beres-beres.

"Datang untuk apa?" tanya Aira.

"Pakai nanya lagi. Apalagi kalau bukan acara makan-makan dengan karyawan untuk merayakan naiknya jabatan pak Danu," jawab Nana.

"Aku lupa. Tapi aku tidak tahu apakah datang atau tidak," jawab Aira yang sepertinya tidak ada niat untuk datang.

"Ihhhh, kamu kebiasaan deh nggak mau bergaul. Kalau kamu tidak luangkan sedikit saja waktu untuk berurusan dengan kantor. Kamu bisa-bisa tidak punya teman," ucap Nana.

"Bagaimana mungkin aku ingin memiliki banyak teman, sementara aku sudah punya teman satu saja dan itu sudah cukup untukku," ucap Aira dengan santai.

"Oke aku sudah selesai, sekarang aku mau pergi. Bye-bye," ucap Aira dengan santai melambaikan tangannya.

Nana hanya geleng-geleng kepala melihat Aira. Tetapi dari reaksi temannya itu yang belakangan ini membuat Nana tampak lega karena Aira terlihat sudah seperti biasa saja yang tidak murung lagi.

Aira memasuki lift dan saat ingin menekan bel yang tiba-tiba saja tidak jadi karena Arfandi sudah berdiri di depan lift.

Aira tidak jadi menekan bel dan pintu lift yang hampir tertutup juga kembali terbuka dan Arfandi langsung masuk. Arfandi menekan tombol lift dan kemudian berdiri di samping Aira dengan kedua tangan yang dimasukkan di dada.

"Kamu mau pulang?" tanya Arfandi.

"Memang kalau sudah jam segini tidak pulang?" Aira menimpali pertanyaan itu kembali.

Arfandi menghela nafas dan sekarang menghadap ke arah Aira.

"Aira kamu itu kenapa sih kalau ditanya sedikit saja langsung sensitif seperti itu. Padahal aku tidak bertanya hal yang berat," ucap Arfandi.

"Karena pertanyaan kamu sangat aneh. Kamu sebagai atasan di Perusahaan ini dan kamu tahu jika ini sudah jam pulang kerja. Lalu kenapa bertanya lagi padaku," ucap Aira dengan dahi mengkerut.

"Itu yang dinamakan basa-basi," jawab Arfandi .

"Kenapa harus melakukan basa-basi kepada orang yang sudah kamu kenal dan biasanya basa-basi itu dilakukan oleh pria yang ingin mendekati seorang wanita dan aku rasa kamu tidak....." Aira tidak melanjutkan kalimatnya dan malah melihat serius ke arah Arfandi.

Arfandi sangat menunggu sekali lanjutan kalimat itu dan mungkin akhirnya Aira menyadari bahwa Arfandi pasti memiliki perasaan kepadanya yang terus saja berusaha untuk dekat dengannya.

"Tidak apa?" tanya Arfandi yang malah memancing Aira.

"Tidak jadi," jawab Aira mengalihkan pandangannya melihat ke arah depan.

Tiba-tiba saja dia mendadak gugup dengan pemikirannya yang sudah kesana kemari.

"Apa iya dia," batin Aira yang tidak berani menyimpulkan.

Sementara Arfandi yang tiba-tiba saja tersenyum miring. Arfandi sejak awal selalu menunjukkan usaha yang tidak main-main untuk dekat dengan Aira dan bahkan selalu berusaha untuk mengendalikan situasi.

Jika Aira wanita yang sangat mudah peka mungkin dia akan menyadari bahwa laki-laki yang di sebelahnya itu sudah jelas sangat menyukainya.

Pintu lift yang terbuka dan ternyata Aira malah bengong.

"Aira pintunya sudah terbuka!" tegur Arfandi menyenggol bahu Aira yang membuat Aira terkejut.

"Hah! Iya, aku tahu kok," jawabnya yang mendadak gugup dan buru-buru keluar dari lift.

Arfandi senyum-senyum sendiri sembari geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu Aira. Aira tidak menyadari saja bahwa wajahnya memerah seketika.

"Aku antar pulang," ajak Arfandi yang sudah sampai di mobilnya dan bahkan membukankan pintu mobil.

"Aku bisa pulang sendiri," ucap Aira menolak.

"Jangan keras kepala! Aku antar pulang!" ajak Arfandi lagi.

Aira menghela nafas yang tidak bisa menolak permintaan Arfandi dan mau tidak mau Aira akhirnya memasuki mobil yang pintunya sudah dibukakan. Arfandi tersenyum dan menyusul memasuki mobil.

Ternyata kepergian mobil Arfandi yang membawa Aira dilihat oleh Natalia yang tidak tahu apakah dia sejak tadi berada di Perusahaan atau kembali datang. Natalia yang juga berada dalam mobil dan menyaksikan semua itu.

Natalia yang mendengus kasar dengan tersenyum geleng-geleng kepala.

"Aku tidak menyangka jika Arfandi benar-benar sangat menunggu Aira. Candaan anak-anak dan termasuk perkataan Bion selama ini ternyata tidak pernah bohong. Arfandi, aku tidak tahu apa yang membuat kamu bisa suka pada Aira. Padahal sudah begitu lama," ucap Natalia yang tampak tidak terima.

Aira dan Arfandi yang berada di dalam mobil dan tiba-tiba mobil itu berhenti di pinggir jalan.

"Mau ngapain?" tanya Aira dengan penasaran.

"Kita makan sebentar yuk!" ajak Arfandi.

Aira melihat warung yang tertutup di balik terpal itu, warung makan yang sepertinya sangat populer dengan banyaknya orang yang berkunjung mau dari standar ekonomi yang tinggi maupun yang rendah.

"Aku tidak lapar," jawab Aira.

"Jangan biasakan menolak tawaran orang lain. Orang-orang setelah bekerja seharian akan sangat lapar dan aku juga tadi bahkan sampai melupakan makan siang," ucap Arfandi.

Aira menoleh ke arah Arfandi dengan mengerutkan dahi.

"Melupakan makan siang, benarkah?" tanyanya tampak tidak percaya yang membuat Arfandi menganggukkan kepala.

"Lalu bagaimana dengan teman SMA yang datang membawa rantang berlapis-lapis dan apakah itu bisa dikatakan dengan melupakan makan siang," ucapnya dengan mengintimidasi yang pasti mengingat semua perkataan Natalia.

Bersambung.....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!